Skema untuk Bantu Pengusaha Kembangkan Bisnis, Kenali Apa Itu Equity Crowdfunding dan Keunggulannya
Kebanyakan dari kamu tentu pernah mendengar istilah crowdfunding atau pengumpulan dana dari kelompok tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Crowdfunding sendiri memiliki beragam jenis dengan cara kerja, kelebihan, dan kekurangannya tersendiri. Salah satunya adalah equity crowdfunding yang biasa digunakan untuk mengembangkan sebuah bisnis.
Pada dasarnya, equity crowdfunding termasuk sebagai metode pendanaan yang tergolong baru, tapi sudah terbukti mampu mendongkrak kondisi perekonomian pada tingkat UMKM ataupun start up. Pasalnya, metode pendanaan ini bisa menjadi solusi yang ideal bagi pebisnis agar bisa mengembangkan usahanya.
Lalu, seperti apa pengertian dari equity crowdfunding ini, termasuk perbedaannya dengan security crowdfunding, dan kelebihan maupun kekurangannya? Untuk memahaminya lebih lanjut, yuk simak penjelasan tentang apa itu equity crowdfunding dan sederet hal penting seputarnya berikut ini.
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Pengertian Equity Crowdfunding
Equity crowdfunding, bisa juga disingkat EC, adalah sebuah skema pendanaan bagi bisnis kecil, misalnya UMKM maupun start up baru. Metode pendanaan ini dilakukan dengan cara patungan dari publik secara luas dengan bentuk pemilikan saham. Kemudian, return atau imbal hasil yang bisa didapatkan berupa dividen dan capital gain.
Proses pendanaan ini sendiri dilakukan pada platform atau aplikasi online. Sehingga, seluruh akses informasi mengenai aktivitas investasi telah diakomodasi secara digital. Untuk saat ini, baru ada 2 perusahaan atau layanan equity crowdfunding yang ada di Indonesia dan sudah mendapat izin dari OJK atau Otoritas Jasa Keuangan.
Beda Equity Crowdfunding dan Security Crowdfunding
Ketika memahami pengertiannya di atas, kamu mungkin menyadari jika equity crowdfunding mempunyai skema yang menyerupai security crowdfunding. Ya, keduanya sama-sama menggunakan platform online untuk menjalankan layanannya. Tapi, kedua skema pendanaan tersebut mempunyai sejumlah perbedaan signifikan yang tidak sulit untuk dicermati, antara lain:
1. Instrumen Investasi yang Digunakan
Pada equity crowdfunding, instrumen investasi yang digunakan umumnya hanya mencakup saham dari UMKM maupun start up yang bersangkutan saat sedang melakukan aktivitas ekspansi bisnis. Sementara pada security crowdfunding, instrumen investasi yang ditawarkan bukan hanya saham, melainkan juga obligasi, sukuk, dan saham Syariah.
2. Target Pendanaan
Untuk equity crowdfunding, aktivitas pendanaan difokuskan pada badan bisnis kecil dan syarat telah terbentuk sebagai sebuah PT atau Perseroan Terbatas dengan modal di bawah 30 miliar rupiah serta tak tergolong sebagai perusahaan terbuka.
Di sisi lain, pada security crowdfunding, perusahaan yang mengajukannya bisa berbentuk firma, CV, ataupun NV agar bisa menerbitkan sahamnya untuk mendapatkan pendanaan melalui skema urun dana.
Bagaimana Sistem Equity Crowdfunding Bekerja?
Skema dari metode pendanaan equity crowdfunding melibatkan 3 pihak. Ketiga pihak tersebut adalah bisnis yang memerlukan pendanaan dan biasa disebut penerbit, platform online selaku penyelenggara, serta investor atau pihak yang menanamkan modal.
Berikut adalah alur dari equity crowdfunding.
- Pengajuan proposal pada platform penyedia layanan EC dan wajib berisikan informasi bisnis, prospek bisnis ke depan, dan proyek atau langkah bisnis yang bakal dijalankan dari pendanaan yang dilakukan.
- Platform penyedia layanan EC melakukan listing dari saham perusahaan atau bisnis yang sudah mengajukan proposal. Hal ini dilakukan dengan mempublikasikan pencatatan secara online pada publik melalui platform digital dengan tujuan untuk menarik minat investor yang tengah mencari proyek untuk menanamkan modalnya.
Keunggulan Metode Equity Crowdfunding
Tidak hanya memudahkan UMKM maupun perusahaan kecil untuk mendapatkan suntikan dana agar bisa mengembangkan bisnisnya, metode pendanaan ini juga mampu memberi kemudahan untuk investor dalam mencari proyek yang bisa didanai dengan modal yang terjangkau, tapi potensi keuntungan tetap menjanjikan. Di samping itu, equity crowdfunding juga mampu memberi beragam keuntungan lain, di antaranya:
1. Mudah Mengakses Sektor Privat Bermodal Kecil
Biasanya, perusahaan yang masih dalam skala kecil bisnisnya berjalan secara privat dan sulit untuk bisa dijangkau investor yang ingin menanamkan modal. Padahal, bisnis dalam skala tersebut umumnya mempunyai ketahanan yang cukup baik sebab bisa bertahan pada masa resesi maupun inflasi.
Tidak hanya itu, dari sisi pebisnis pemula, adanya equity crowdfunding bisa menjadi kesempatan emas untuk memperoleh investor yang sangat berharga demi mengembangkan bisnis. Sebab, pemilik bisnis bisa lebih mudah menjangkau pemilik modal yang bersedia menyuntikkan dana untuk menjadi sarana melakukan ekspansi bisnis.
2. Risikonya Lebih Rendah
Metode pendanaan ini dianggap mempunyai risiko lebih rendah sebab kamu selaku investor mempunyai kesempatan untuk membagikan dana pada sejumlah bisnis maupun proyek yang potensial. Sehingga, dana atau modal yang dimiliki bisa dialokasikan secara merata pada beberapa aset dan bisnis yang sekaligus dapat menjadi sarana diversifikasi untuk meminimalkan risiko investasi.
3. Keterbukaan Informasi Perusahaan
Ketika berinvestasi di sebuah bisnis, kamu akan memahami tentang bagaimana cara penggunaan atau pengelolaan dana di proses bisnisnya. Dengan begitu, dari awal investor bisa menentukan sendiri terkait perusahaan mana yang paling menjanjikan dan potensial untuk mendatangkan beragam keuntungan atau imbal hasil.
4. Potensi Keuntungan Terbilang Tinggi
Skema equity crowdfunding juga menjanjikan peluang imbal hasil yang tergolong tinggi untuk para investor, termasuk yang masih pemula sekalipun. Hal tersebut dikarenakan imbal hasil yang bisa didapatkan oleh investor berasal dari 2 sumber pendapatan, yaitu capital gain dan dividen. Jadi, kamu bisa menambah opsi untuk menanam modal yang mampu memberi peluang keuntungan tinggi.
5. Peluang Imbal Hasil Jangka Panjang
Keuntungan terakhir dari adanya skema equity crowdfunding adalah mampu memberi peluang keuntungan jangka panjang. Hal ini dikarenakan sebagai investor kamu bisa terus mengikuti pertumbuhan dan perkembangan bisnis hingga mencapai skala menengah, atau bahkan besar. Sehingga, fluktuasi investasi bisa tergolong cenderung stabil, serta keuntungannya tetap menjanjikan dalam jangka panjang.
Baca Juga: Tentang Balanced Investment Strategy, Cara Investasi untuk Seimbangkan Risiko dan Return
Kekurangan Metode Equity Crowdfunding
Praktik dari skema equity crowdfunding memang mampu menawarkan beragam keuntungan yang sayang untuk dilewatkan. Meski begitu, selayaknya metode lainnya, pendanaan jenis ini juga mempunyai beberapa kekurangan yang penting diperhatikan dan diantisipasi investor maupun pemilik bisnis, antara lain:
1. Terdapat Beban Biaya Administrasi & Akuntansi
Dilihat dari sudut pandang pemilik bisnis, metode pembiayaan ini bisa mempersulit proses pembukuan finansial usahanya. Penyebabnya tidak lain karena pada proses ekspansi bisnis start up atau UMKM, diperlukan banyak modal dan pendanaan dari pihak investor.
Padahal, pebisnis atau perusahaan harus memberi imbal hasil atau keuntungan secara adil menyesuaikan kontribusi dari investor yang menanamkan modalnya. Alhasil, proses akuntansi memerlukan waktu yang cukup lama, serta biaya penyusunan yang memakan biaya.
2. Risiko Terjadinya Pencurian Ide Bisnis
Kekurangan lain yang perlu diperhatikan dari pemanfaatan skema pendanaan ini adalah perusahaan atau pemilik bisnis harus menanggung risiko pencurian ide bisnis. Risiko ini bisa terjadi karena saat mengajukan pendanaan dan melakukan listing, pemilik bisnis harus menjelaskan tentang ide maupun model bisnis miliknya pada publik.
Hal tersebut tentu bisa memberi kerugian besar bagi pebisnis karena mampu memunculkan bisnis lain dengan sistem dan ide yang sama. Risiko ini menjadi jauh lebih buruk saat pebisnis tidak mempunyai sumber daya yang cukup agar bisa melindungi gagasan ataupun dana guna melewati proses hukum.
3. Tidak Bisa Mengelak dari Risiko Penipuan
Tak kalah pentingnya, equity crowdfunding juga memberi risiko bagi investor untuk menanam modal di perusahaan atau bisnis yang tak sah secara hukum. Kondisi tersebut tentu membuat investor memberikan suntikan dana pada bisnis yang palsu dan sebenarnya tidak pernah ada. Selain itu, bisa saja bisnis yang sudah mendapat suntikan dana langsung menutup operasional dan membawa kabur modal dari urun dananya.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Alasannya karena seluruh proses pendanaan ini, termasuk penjelasan mengenai bisnis dilakukan via internet. Alhasil, risiko penipuan serta manipulasi data bisa sangat tinggi terjadi.
Equity Crowdfunding Beri Peluang Besar bagi Investor dan Pemilik Bisnis
Itulah penjelasan mengenai apa itu equity crowdfunding, termasuk cara kerja, hingga kelebihan dan kekurangannya. Intinya, skema pendanaan ini mampu membuka pintu baru bagi investor untuk menanam modal di bisnis yang menjanjikan, maupun bagi pebisnis agar bisa memperoleh pendanaan untuk mengembangkan perusahaannya. Yang terpenting, tetap bijak menggunakan skema pendanaan ini agar mampu memanfaatkan peluangnya, dan mencegah risiko buruknya.
Baca Juga: Jadi Penggerak Bisnis Kecil, Ini Pengertian tentang Apa Itu Angel Investor dan Contohnya