Penyakit Sinusitis, Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Kebiasaan merokok telah banyak diketahui mampu mendatangkan banyak penyakit berbahaya kepada manusia. Terlalu banyak menghirup asap rokok dalam jangka waktu yang lama dapat membuat banyak racun menempel dalam tubuh dan menyebabkan infeksi pada organ pernapasan.
Salah satu penyakit pernapasan yang dapat diakibatkan terlalu banyak terpapar asap rokok adalah sinusitis. Secara singkat, sinusitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi di dinding sinus. Sinus sendiri adalah rongga kecil yang ada di tulang tengkorang dan saling terhubung dalam saluran udara.
Meski begitu, penyakit ini juga memiliki ancaman cukup tinggi untuk menyerang orang yang mempunyai hobi berenang. Pasalnya, dengan sering berenang, risiko kuman dalam air untuk menginfeksi bagian hidung dan sinus akan menjadi lebih tinggi. Hal inilah yang menyebabkan sinusitis cukup tinggi risikonya untuk dialami oleh perenang.
Nah, mengetahui hal tersebut, memahami tentang apa itu penyakit sinusitis hendaknya perlu untuk dilakukan. Dengan begitu, gejala, cara pencegahan, dan pengobatan dari penyakit tersebut dapat diketahui. Untuk itu, simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Sinusitis?
Sinusitis adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya peradangan atau inflamasi di dinding sinus. Sinus adalah bagian dari hidung yang berupa rongga kecil di tulang tengkorang yang saling terhubung dalam saluran udara. Letak sinus berada di berbagai bagian tulang tengkorak, seperti tulang dahi, bagian dalam dari struktur tulang pipi, dua sisi batang hidung, dan juga belakang mata.
Sinus berperan dalam menghasilkan mukus atau lendir pada hidung. Fungsi dari mukus tersebut adalah untuk menyaring serta membersihkan bakteri maupun partikel yang dapat terhisap melalui udara yang dihirup.
Selain itu, fungsi dari lendir yang dihasilkan oleh sinus adalah untuk membantu dalam mengontrol suhu serta kelembapan udara sebelum akhirnya masuk ke dalam paru. Dengan begitu, udara yang dihirup oleh hidung tidak akan menyebabkan infeksi atau masalah kesehatan yang berbahaya bagi organ paru-paru.
Saat sinus terinfeksi, rongga akan terisi dengan lendir sehingga menyebabkan pembengkakan pada selaput lendir. Adanya pembengkakan inilah yang membuat penderita sinusitis seringkali mengalami hidung tersumbat.
Terdapat beberapa jenis sinusitis yang dapat terjadi pada manusia, tergantung dari lama waktu penyakit tersebut diidap. Jenis yang pertama adalah sinusitis akut, jenis penyakit sinusitis yang paling banyak terjadi dan hanya berlangsung sekitar 2 sampai 4 minggu. Lalu ada sinusitis subakut yang berlangsung kurang lebih 4 hingga 12 minggu, dan sinusitis kronis yang terjadi selama 12 minggu atau lebih, hingga waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Selain itu, ada pula jenis penyakit sinus kambuhan yang terjadi berulang-ulang 3 kali atau bahkan lebih dalam satu tahun. Tentunya, gejala dan juga cara pengobatan dari masing-masing jenis penyakit sinusitis tersebut berbeda-beda. Jadi, tetap lakukan pemeriksaan dengan dokter untuk mengetahui cara pengobatannya.
Baca Juga: Perokok Pasif Lebih Berbahaya, ini Dampaknya Bagi Kesehatan!
Penyebab Sinusitis
Selain perokok dan perenang yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa penyebab sinusitis lainnya, seperti:
- Adanya kelainan pada bentuk atau struktur pada saluran hidung, sebagai contoh polip hidung dan penyimpangan di septum hidung.
- Masalah pernapasan akibat sensitivitas pada obat-obatan tertentu.
- Orang yang menderita penyakit asma.
- Orang yang memiliki gejala alergi.
Gejala Sinusitis
Sinusitis adalah salah satu jenis penyakit yang bisa menyerang siapa saja. Tidak peduli usia dan jenis kelamin, saat sinus mengalami infeksi dan terjadi peradangan, maka penyakit sinusitis akan dialami oleh orang tersebut.
Saat terjadi pada anak, gejala yang paling sering muncul adalah:
- Anak sering merasa rewel.
- Pilek dan hidung tersumbat.
- Batuk.
Sedangkan gejala sinusitis yang sering muncul pada penderita dewasa meliputi:
- Pembengkakan pada area sekitar mata.
- Bagian wajah terasa nyeri.
- Mengeluarkan ingus dengan warna kuning kehijauan.
- Kemampuan indera penciuman yang menurun.
Sedangkan, jika sudah akut, penderita akan mengalami gejala, seperti wajah nyeri saat menunduk, mengeluarkan cairan kental berwarna kuning kehijauan, hidung mampet hingga sulit untuk bernapas, dan ada tekanan di telinga. Tidak hanya itu, sakit kepala, napas tidak sedap, batuk, kelelahan, dan demam juga merupakan gejala sinusitis akut.
Sedangkan untuk penderita sinusitis kronis, gejala yang biasanya muncul tidak jauh berbeda dengan sinusitis akut. Tetapi, ada gejala sinusitis kronis yang tidak dirasakan oleh penderita sinusitis akut, yakni nyeri di tenggorokan, merasa kelelahan, nyeri di rahang atas serta gigi, dan mual.
Perlu diketahui pula jika penyakit sinusitis yang tidak segera ditangani dapat menurunkan hingga menghilangkan indera penciuman secara permanen. Oleh sebab itu, jika Anda merasakan gejala sinusitis tersebut, tidak ada salahnya untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter agar mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Baca Juga: Sakit Tenggorokan atau Tenggorokan Sakit? Cari Tahu Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahannya
Cara Diagnosis Penyakit Sinusitis
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan pemeriksaan nyeri di bagian hidung dan juga wajah. Agar hasil pemeriksaan lebih akurat, tak jarang pula dokter akan memeriksa bagian dalam hidung dengan alat khusus.
Tidak hanya itu, ada beberapa metode diagnosis lain yang biasa dilakukan oleh dokter untuk mengetahui apakah pasien menderita penyakit sinusitis atau tidak. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah cara untuk mendiagnosis penyakit sinusitis yang biasa dilakukan oleh dokter.
-
Endoskopi Hidung
Dengan menggunakan metode endoskopi hidung, dokter akan memasukkan tabung tipis yang fleksibel atau endoskopi ke dalam hidung. Alat tersebut juga memiliki cahaya berserat optik yang dapat membantu dokter dalam melihat kondisi dan struktur dalam hidung.
-
Studi Pencitraan
Studi pencitraan menggunakan CT Scan atau MRI agar dapat menunjukkan struktur dari sinus serta area hidung dengan lebih mendetail. Akan tetapi, penggunaan metode studi pencitraan ini tidak dianjurkan pada penderita sinus akut yang tidak memiliki komplikasi. Dalam kata lain, metode ini biasanya hanya dilakukan pada penderita sinusitis yang teridentifikasi memiliki komplikasi atau kelainan yang dicurigai.
-
Kultur Jaringan Hidung dan Sinus
Untuk mendiagnosis penyakit sinusitis akut, tes laboratorium sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Namun, jika kondisi sinusitis tersebut tidak merespons pengobatan atau malah kondisinya makin memburuk, dokter dapat menyarankan pasien untuk melakukan kultur jaringan. Tujuannya adalah untuk menentukan penyebab dari penyakit tersebut, sebagai contoh akibat infeksi bakteri.
-
Tes Alergi
Penyakit sinusitis bisa saja terjadi karena pasien memiliki alergi yang mungkin belum diketahui. Jika dicurigai demikian, maka dokter dapat melakukan tes alergi untuk mendeteksi penyakit sinusitis.
Dalam tes ini, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan tes alergi pada kulit. Metode tes alergi ini tergolong aman dan juga cepat, serta mampu membantu dokter dalam menentukan alergen. Dengan begitu, penyebab flare-up pada hidung dapat diketahui.
Cara Mengobati Sinusitis
Pengobatan sinusitis dapat dilakukan dengan menyemprotkan salin ke dalam rongga hidung guna membersihkan area hidung. Pengobatan juga bisa dilakukan dengan kortikosteroid nasal agar peradangan dapat diredakan dan antinyeri untuk menurunkan rasa sakit di wajah dan juga kepala. Selain itu, dokter juga dapat memberikan dekongestan pada pasien untuk meringankan gejala hidung mampet.
Jika penyakitnya sudah tergolong berat, progresif, dan persisten, pasien memerlukan antibiotik untuk membantu proses pengobatannya. Sedangkan pada sinusitis bakterial dengan kondisi ringan, pasien tidak membutuhkan antibiotik agar bisa sembuh.
Agar penyakit dapat sembuh lebih cepat dan gejalanya dapat diredakan, pasien hendaknya melakukan banyak istirahat, banyak mengonsumsi cairan, sering melembabkan area rongga hidung menggunakan handuk hangat dan menghirup uapnya. Pasien juga disarankan untuk tidur dengan menggunakan beberapa bantal agar posisi kepala lebih tinggi ketimbang tubuh dan membantu pengosongan sinus.
Cara di atas juga bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit sinusitis. Namun, agar risiko penyakit tersebut menjadi lebih kecil, usahakan untuk tidak melakukan kegiatan yang mampu memicu terjadinya infeksi bakteri pada saluran pernapasan, khususnya bagian dalam hidung dan sinus.
Lakukan Gaya Hidup Sehat agar Terhindar dari Penyakit Sinusitis
Penyakit sinusitis memang bisa disebabkan oleh alergi. Namun, sebagian besar penyebab munculnya penyakit tersebut adalah karena gaya hidup yang kurang bersih sehingga memudahkan bakteri untuk menginfeksi area hidung. Oleh sebab itu, agar risiko terkena penyakit sinusitis menjadi lebih kecil, usahakan untuk selalu melakukan gaya hidup sehat dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan.
Baca Juga: 10 Jenis Tanaman Obat Ini Ternyata Bisa Ditanam di Rumah, Apa Saja?