Orang Tua Wajib Tahu, Begini Tahap Tumbuh Kembang Anak Sesuai Umur
Setiap orang tua selalu ingin agar anak-anaknya bisa melalui masa pertumbuhan dan perkembang dengan maksimal. Berbagai upaya pun sering dilakukan untuk mendukung si kecil di masa pertumbuhannya. Mulai dari memberikan makanan yang sehat hingga memfasilitasi anak untuk bisa lebih mengembangkan diri.
Selama dalam masa tumbuh kembang, anak-anak akan dihadapkan dengan begitu banyak tantangan yang dapat mempengaruhi proses tersebut. Di sinilah orang tua memiliki peranan penting untuk selalu menjaga agar buah hati bisa melewati semua tahap tumbuh kembang dengan maksimal.
Salah satu caranya adalah dengan mengetahui tahap tumbuh kembang anak sesuai umur. Mengenali setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak akan membuat orang tua bisa memantau apakah memang sudah sesuai dengan usianya atau ada masalah.
Apa Itu Tumbuh Kembang Anak?
Sebelum mengetahui seperti apa tahap tumbuh kembang anak sesuai usia, kamu perlu lebih dahulu memahami apa itu pertumbuhan dan perkembangan. Secara mudahnya, pertumbuhan ini berhubungan dengan fisik sementara perkembangan terkait dengan kemampuan dan fungsi tubuh.
Pertumbuhan terjadi ketika ada pertambahan sebagian maupun keseluruhan struktur tubuh, ukuran fisik, jaringan interseluler, jumlah sel, serta ukuran. Perkembangan ini bisa diukur menggunakan satuan berat dan panjang.
Sementara perkembangan, merupakan pertambahan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Misalnya saja dari segi kemandirian, sosialisasi, bahasa, bicara, gerak motorik halu, serta gerak motorik kasar.
Tahap Tumbuh Kembang Anak yang Harus Diketahui Orang Tua
Periode emas atau golden age yang berlangsung selama seribu hari pertama kehidupan adalah waktu terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Di masa ini, pertumbuhan dan perkembangan anak akan berlangsung sangat cepat , mulai dari pertumbuhan fisik, otak, hingga kepribadian.
Ketika terjadi gangguan dalam periode ini, bisa menyebabkan berbagai masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Misalnya saja gangguan perilaku, terlambat bicara, tubuh pendek atau stunting, hingga gangguan kognitif.
Untuk menghindari terjadinya berbagai hal ini, orang tua perlu mengenali tahap pertumbuhan dan perkembangan anak di berbagai usia.
Usia Anak | Tahap Pertumbuhan dan Perkembangannya |
Usia 0 - 1 Bulan |
Belum banyak hal bisa dilakukan anak di usia ini. Biasanya baru menggerakan kaki dan lengan secara tidak terkontrol dan membuat gerakan refleks seperti menghisap. Di usia ini, anak mulai belajar mengenal apa yang ada di sekitarnya menggunakan penciuman, penglihatan, suara dan perasaan. Anak juga mulai melakukan gerakan berulang-ulang sebagai bagian proses bertumbuhnya otak dan memori . Di usia 0 hingga 1 bulan, anak akan mulai memiliki kedekatan dengan orang yang merawatnya. Bayi juga belajar tenang ketika ditenangkan orang tua. |
Usia 1 - 3 Bulan |
Di usia ini, anak sudah bisa mengikuti objek menggunakan mata, mulai belajar mengangkat kepala sendiri, dan menggunakan lengan untuk menopang tubuhnya ketika digendong. Anak juga sudah mampu merespon kasih sayang, menirukan ekspresi wajah, menangis dengan intonasi berbeda misalnya ketika mengompol, lelah, atau lapar. Di usia 1 sampai 3 bulan anak juga mulai membuat suara atau berceloteh, suka bermain dengan orang lain, dan tersenyum spontan. Secara kognitif, anak mulai menggunakan mata dan tangan secara bersama dan terencana, memperlihatkan rasa bosan dengan rewel, mengenali orang yang dikenal dari kejauhan, serta mengenali, memperhatikan dan mengamati wajah. |
Usia 3 - 6 Bulan |
Di usia ini, anak sudah bisa memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain, mampu berguling ke telungkup, dan dapat meraih benda. Secara kognitif, anak mulai penasaran dengan hal baru dan yang ada di luar jangkauan. Anak-anak juga mulai memasukkan sesuatu ke mulut untuk mencari tahu benda apa itu. Secara bahasa, anak mulai merespon dan mengenali saat dipanggil namanya dan membuat suara untuk merespon percakapan. Perkembangan sosial dan emosionalnya sudah mampu mengajak orang yang dikenalnya untuk bermain serta memberikan reaksi terhadap orang lain. |
Usia 6 - 9 bulan |
Kemampuan anak di usia ini sudah lebih banyak. Perkembangan fisiknya bisa dilihat dari sudah mulai merangkak, duduk tanpa bersandar, serta mampu berguling telungkup dan telentang tanpa perlu bantuan. Secara kognitif, anak sudah mulai mempelajari hubungan sebab dan akibat seperti mencari tahu apa yang terjadi saat mainan digoyangkan. Secara bahasa, anak sudah dapat berucap gabungan suara vokal seperti oh, ah, eh dan melafalkan huruf m dan b. Anak juga sudah mulai belajar berbicara secara bergantian dengan orang yang mengasuh. Secara emosional, anak sudah dapat mengekspresikan amarah, kesedihan, kebahagiaan dengan suara. Buah hati juga mulai tertarik menatap cermin. |
Usia 9 - 12 bulan |
Di usia ini, anak sudah mulai bisa menunjuk, berdiri sendiri, berjalan sambil berpegangan pada benda di sekitar atau tangan, bahkan mungkin berjalan sendiri beberapa langkah. Secara bahasa, anak sudah mulai belajar mengulang kata. Pada umur 9 sampai 12 bulan, anak juga sudah bisa menolak sesuatu dengan cara melampaikan tangan atau menggeleng, mencoba menggunakan benda sehari-hari seperti gelas, mencoba mengguncang, melempar, atau memukul sesuatu untuk mengetahui efek yang ditimbulkan, menunjuk atau melihat gambar yang ketika diminta, serta mampu menemukan benda yang disembunyikan. Anak-anak usia ini juga sudah mulai bisa menarik perhatian dengan menggunakan suara atau gerakan dan agak takut dengan hal baru. Si kecil sudah bisa memberikan respon saat dipanggil namanya, mampu berucap kata sederhana seperti papa atau mama serta menggumam seperti berbicara. |
Usia 1 - 2 Tahun |
Salah satu perkembangan yang cukup menonjol pada usia ini adalah anak bisa berjalan dan duduk sendiri tanpa perlu dibantu orang dewasa. Anak juga mulai belajar naik tangga dan mampu membantu melepaskan atau memakai pakaian dengan menjulurkan kaki dan lengan. Secara bahasa dan kognitif, anak sudah paham perintah dasar seperti berhenti, kenal dengan nama anggota keluarga, mengenali nama barang di sekitarnya, tahu nama anggota keluarga, serta mengangkat tangan ketika akan digendong. Selain itu, anak juga bisa mencorat-coret dengan pensil, memasukkan dan mengeluarkan barang ke wadah, mencolek, mengambil benda dengan telunjuk dan ibu jari, serta belajar makan sendiri dengan sendok. Perkembangan emosional dan sosial di usia ini ditandai dengan merasa gugup saat ada di sekitar orang baru, berani mencoba hal baru dan timbul rasa nyaman bermain saat orang yang mengasuh ada di dekatnya, menangis ketika kesal, dan memberikan respon tertawa atau tersenyum kepada orang lain atau ketika bermain. |
Usia 2 - 3 Tahun |
Anak usia 2 hingga 3 tahun fisiknya sudah berkembang lebih banyak. Di usia ini, anak sudah mampu melakukan banyak hal sendiri tanpa perlu bantuan orang dewasa. Misalnya saja menyalakan keran sendiri, menaik turunkan celana, menyikat gigi, memanjat perabot, serta mampu jinjit menggunakan satu kaki dan tetap seimbang. Selain itu, anak juga sudah bisa menendang dan melempar bola, berjalan sambil membawa mainan atau menarik mainan, hingga berlari dan melompat dengan kedua kaki. Perkembangan bahasa dan kognitifnya juga sudah semakin banyak. Orang tua akan lebih sering mendapatkan pertanyaan kenapa dan itu apa, menirukan kata yang didengar, paham nama benda sehari-hari, serta mampu mengikuti petunjuk lebih dari satu seperti “ambilkan tisu dan bawa ke ayah”. Selain itu, anak juga suka dibacakan dongeng, mampu memisahkan mainan berdasar ukuran, warna atau jenis dan bisa mengingat hal yang pernah dilakukan sebelumnya. Anak biasanya juga suka bermain dengan imajinasi. Secara sosial dan emosional, ketika frustasi atau marah anak akan mengamuk, melakukan hal yang dilarang untuk tahu efeknya, tidak lagi selalu mematuhi ucapan orang tua, menyadari jika dirinya mampu melakukan sesuatu sendiri, dan menirukan apa yang dilihatnya. |
Tumbuh Kembang Anak Juga Perlu Dipantau dari Berat dan Tinggi Badan
Tumbuh kembang anak di seribu hari pertama bisa menjadi investasi yang sangat penting untuk masa depan buah hati. Selain anak sudah mampu melakukan sejumlah aktivitas sesuai dengan umurnya, hal yang tidak boleh ditinggalkan dalam memantau tumbuh kembang anak adalah berat dan tinggi badan.
Gunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak untuk memantau apakah pertumbuhan anak masuk dalam kategori sehat atau tidak. Selain itu, lingkar kepala juga perlu diukur secara rutin untuk memastikan pertumbuhannya berada dalam kategori normal. Jika tidak memiliki alat di rumah, rutin datang ke posyandu setiap bulan bisa menjadi cara yang lebih mudah.