Deposito vs Obligasi: Mana yang Lebih Menguntungkan?

Ketika berbicara tentang perencanaan keuangan, penting bagi setiap individu untuk memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko, tujuan finansial, dan jangka waktu yang diinginkan.

Dua instrumen yang sering dibandingkan adalah deposito dan obligasi. Meski keduanya menawarkan imbal hasil yang relatif lebih aman dibandingkan saham, keduanya memiliki karakteristik yang sangat berbeda.

Artikel ini akan mengupas tuntas tentang deposito vs obligasi, mulai dari pengertian, kelebihan dan kekurangan masing-masing, hingga bagaimana menentukan pilihan terbaik sesuai kebutuhan Kamu. Dengan pemahaman yang tepat, Kamu dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan strategis.

Apa Itu Deposito?

loader

Deposito adalah produk simpanan berjangka dari bank yang memberikan bunga lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa. Nasabah menyimpan uangnya dalam jangka waktu tertentu (biasanya 1, 3, 6, 12 bulan), dan tidak dapat ditarik sebelum jatuh tempo tanpa penalti.

Karakteristik Deposito:

  • Imbal hasil tetap
  • Jangka waktu tertentu
  • Risiko rendah
  • Dijamin LPS hingga Rp2 miliar per nasabah per bank

Apa Itu Obligasi?

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan kepada investor. Dengan membeli obligasi, Kamu meminjamkan uang kepada penerbit obligasi, dan akan menerima bunga (kupon) secara berkala hingga jatuh tempo, saat pokok investasi dikembalikan.

Karakteristik Obligasi:

  • Bisa diperjualbelikan sebelum jatuh tempo
  • Kupon tetap atau mengambang
  • Imbal hasil lebih tinggi dibanding deposito
  • Tergantung pada risiko kredit penerbit

Perbandingan Deposito vs Obligasi

1. Tingkat Risiko

Deposito memiliki risiko sangat rendah karena dijamin oleh LPS, sehingga cocok untuk investor konservatif. Sementara obligasi memiliki risiko yang lebih tinggi, terutama jika diterbitkan oleh perusahaan yang kurang kredibel. Namun, obligasi pemerintah seperti ORI atau SBN memiliki risiko yang lebih rendah.

2. Imbal Hasil (Return)

Secara umum, obligasi menawarkan return yang lebih tinggi dibandingkan deposito. Deposito biasanya memberikan bunga sekitar 3–5% per tahun, sedangkan obligasi bisa menawarkan kupon antara 5–8% atau lebih, tergantung jenis dan tenor.

3. Likuiditas

Deposito tidak likuid karena dana tidak bisa ditarik sebelum jatuh tempo. Jika ditarik, akan terkena penalti. Obligasi lebih likuid karena bisa diperdagangkan di pasar sekunder sebelum jatuh tempo.

4. Pajak

Bunga deposito dikenakan pajak 20%, sedangkan obligasi negara seperti ORI atau SBR dikenakan pajak lebih rendah sebesar 10%. Ini berarti investor bisa mendapatkan keuntungan lebih tinggi dari obligasi.

5. Kemudahan Investasi

Deposito sangat mudah dibuka di bank dan tidak memerlukan pemahaman pasar yang dalam. Obligasi, meski mudah diakses melalui platform digital, memerlukan sedikit pemahaman tentang kupon, harga pasar, dan durasi.

Kelebihan dan Kekurangan Deposito dan Obligasi

Aspek

Deposito

Obligasi

Kelebihan

Aman karena dijamin LPS: Dana Kamu dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp2 miliar per nasabah per bank, sehingga sangat aman dari risiko kehilangan.

Return lebih tinggi: Imbal hasil dari obligasi biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito, terutama untuk obligasi jangka panjang.

 

Return tetap dan pasti: Bunga yang didapatkan bersifat tetap selama tenor, memberikan kepastian bagi investor.

Bisa dijual kembali sebelum jatuh tempo: Obligasi dapat diperdagangkan di pasar sekunder, memberikan fleksibilitas untuk mencairkan dana lebih awal.

 

Cocok untuk dana darurat atau tujuan jangka pendek: Deposito ideal untuk menyimpan dana yang tidak akan digunakan dalam waktu dekat dan ingin mendapatkan imbal hasil yang lebih baik dibandingkan tabungan.

Pajak lebih rendah (untuk obligasi negara): Kupon dari obligasi negara dikenakan pajak yang lebih rendah dibandingkan bunga deposito, sehingga meningkatkan keuntungan bersih.

Kekurangan

Imbal hasil rendah: Tingkat bunga deposito biasanya berkisar antara 3% hingga 5% per tahun, yang mungkin tidak cukup untuk mengimbangi inflasi.

Risiko pasar (harga bisa turun): Harga obligasi dapat berfluktuasi di pasar sekunder, dan jika dijual sebelum jatuh tempo saat harga turun, investor dapat mengalami kerugian.

 

Tidak fleksibel (harus menunggu jatuh tempo): Dana dalam deposito tidak dapat ditarik sebelum jatuh tempo tanpa dikenakan penalti, sehingga kurang cocok untuk kebutuhan mendesak.

Risiko kredit (untuk obligasi korporasi): Obligasi korporasi memiliki risiko kredit, di mana perusahaan penerbit dapat gagal bayar jika mengalami kesulitan keuangan.

 

Terkena penalti jika dicairkan lebih awal: Jika nasabah menarik dana sebelum jatuh tempo, mereka akan dikenakan penalti yang mengurangi imbal hasil.

Perlu pemahaman investasi lebih baik: Investasi dalam obligasi memerlukan pengetahuan tentang pasar dan analisis kredit untuk memilih obligasi yang tepat.

Kapan Memilih Deposito?

Deposito adalah pilihan terbaik jika Kamu:

  • Memiliki dana jangka pendek (kurang dari 1 tahun)
  • Tidak siap menerima fluktuasi nilai investasi
  • Ingin penyimpanan uang yang sangat aman
  • Baru mulai berinvestasi dan ingin belajar dulu

Kapan Memilih Obligasi?

Obligasi cocok untuk Kamu yang:

  • Mencari return lebih tinggi dalam jangka menengah–panjang
  • Siap menerima risiko fluktuasi pasar
  • Memahami konsep kupon, harga obligasi, dan jatuh tempo
  • Ingin mendiversifikasi portofolio investasi

Contoh Simulasi: Deposito vs Obligasi

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang perbandingan imbal hasil antara deposito dan obligasi, mari kita lakukan simulasi dengan menggunakan angka yang sama. Kita akan melihat bagaimana masing-masing instrumen investasi ini bekerja dan apa hasil akhirnya.

Simulasi Deposito

Misalkan Kamu menaruh Rp100 juta di deposito berjangka selama 12 bulan dengan tingkat bunga 4,5% per tahun. Berikut adalah langkah-langkah perhitungan imbal hasilnya:

1. Bunga Kotor

  • Bunga kotor dihitung berdasarkan persentase bunga dari jumlah dana yang diinvestasikan.
  • Perhitungan:
    Bunga Kotor=Rp100.000.000×4,5%=Rp4.500.000BungaKotor=Rp000.000×4,5%=Rp4.500.000

2. Pajak Bunga

  • Bunga yang diperoleh dikenakan pajak sebesar 20%.
  • Perhitungan:
    Pajak=Rp4.500.000×20%=Rp900.000Pajak=Rp500.000×20%=Rp900.000

3. Bunga Bersih

    1. Bunga bersih adalah bunga kotor dikurangi pajak.
    2. Perhitungan:
      Bunga Bersih=Rp4.500.000−Rp900.000=Rp3.600.000BungaBersih=Rp4.500.000−Rp900.000=Rp3.600.000

Dengan demikian, setelah satu tahun, Kamu akan mendapatkan bunga bersih sebesar Rp3.600.000 dari deposito.

Simulasi Obligasi

Sekarang, mari kita lihat simulasi untuk obligasi negara yang Kamu beli dengan kupon 6% per tahun:

1. Kupon Tahunan:

  • Kupon tahunan dihitung berdasarkan persentase kupon dari jumlah dana yang diinvestasikan.
  • Perhitungan:
    Kupon Tahunan=Rp100.000.000×6%=Rp6.000.000KuponTahunan=Rp000.000×6%=Rp6.000.000

2. Pajak Kupon:

  • Kupon yang diterima dikenakan pajak sebesar 10%.
  • Perhitungan:
    Pajak=Rp6.000.000×10%=Rp600.000Pajak=Rp000.000×10%=Rp600.000

3. Kupon Bersih:

  • Kupon bersih adalah kupon tahunan dikurangi pajak.
  • Perhitungan:
    Kupon Bersih=Rp6.000.000−000=Rp5.400.000KuponBersih=Rp6.000.000−Rp600.000=Rp5.400.000

Dari simulasi ini, setelah satu tahun, Kamu akan mendapatkan kupon bersih sebesar Rp5.400.000 dari obligasi.

Perbandingan Hasil

Setelah melakukan simulasi di atas, kita dapat melihat perbandingan hasil antara deposito dan obligasi:

  • Bunga Bersih dari Deposito: Rp3.600.000
  • Kupon Bersih dari Obligasi: Rp5.400.000

Dari hasil tersebut, terlihat bahwa obligasi memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan deposito, yaitu selisih sebesar:

Rp5.400.000−Rp3.600.000=Rp1.800.000Rp5.400.000−Rp3.600.000=Rp1.800.000

Risiko-Risiko yang Perlu Diperhatikan

Deposito:

  • Risiko inflasi: Nilai uang menurun jika bunga deposito lebih rendah dari inflasi
  • Risiko penalti jika mencairkan sebelum jatuh tempo

Obligasi:

  • Risiko pasar: Harga obligasi bisa turun jika suku bunga naik
  • Risiko gagal bayar (pada obligasi korporasi)
  • Risiko likuiditas: Tidak semua obligasi mudah dijual kembali

Bingung cari investasi reksa dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Menyesuaikan Pilihan Investasi dengan Profil Risiko dan Tujuan Keuangan

Memilih antara deposito vs obligasi tergantung pada profil risiko, tujuan investasi, dan jangka waktu yang Kamu miliki. Jika Kamu mengutamakan keamanan dan kepastian, deposito bisa menjadi pilihan ideal. Namun, jika Kamu ingin mendapatkan return lebih tinggi dan memiliki toleransi terhadap risiko pasar, obligasi menjadi alternatif yang lebih menarik.

Pahami setiap karakteristik produk, sesuaikan dengan tujuan keuangan Kamu, dan konsultasikan dengan ahli keuangan jika perlu. Dengan strategi investasi yang matang, masa depan keuangan Kamu akan lebih terjamin dan stabil.