3 Nasihat Keuangan Terbaik untuk Kamu yang Akan Menikah
Merencanakan pernikahan dalam waktu dekat, pasti kamu sudah melakukan banyak persiapan dengan pasangan. Persiapan ini juga menyangkut soal keuangan.
Membicarakan masalah keuangan harus dilakukan sedini mungkin, agar kamu dan pasangan dapat mempersiapkan dengan tepat. Sebab, persoalan keuangan saat masih single dan sudah menikah pasti akan berbeda.
Baca Juga: 7 Jurus Ampuh Lolos dari Jebakan KTA
Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!
Nasihat keuangan
1. Terbuka tentang keuangan satu sama lain
Di awal masa pacaran, kamu dan pasangan mungkin saja takut untuk membahas berbagai hal tentang keuangan masing-masing. Namun kondisi seperti ini tidak lagi berlaku ketika sudah memutuskan ke jenjang serius.
Kamu dan pasangan harus saling terbuka satu sama lain mengenai keuangan, seperti:
-
Utang yang masih dimiliki
Membahas utang sebelum menikah merupakan salah satu poin penting yang tak bisa diabaikan. Jangan sampai kamu kaget setelah menikah nanti, karena ternyata pasangan memiliki banyak utang, begitu juga sebaliknya.
Ada banyak pasangan yang menyepelekan hal yang satu ini, sehingga kondisi keuangan setelah menikah justru jauh di luar perkiraan. Kamu tentunya tidak ingin bernasib sama? Bukannya hidup tenang, malah dikejar-kejar utang setelah menikah.
-
Besaran penghasilan
Kamu dan pasangan harus sama-sama saling mengetahui jumlah penghasilan yang diterima. Berapapun itu mesti diungkap secara transparan.
Sebagian besar pasangan justru baru mengetahui gaji pasangan mereka setelah menikah. Hal seperti ini tentu bisa menjadi masalah dalam rumah tangga, karena mungkin saja kamu atau pasangan merasa kecewa dengan penghasilan yang diterima.
Baca Juga: 5 Cara Atur Uang Buat Si Single dan Belum Bisa Nabung
2. Komunikasikan sumber penghasilan keluarga
Saat kamu dan pasangan sudah menikah, pasti akan terjadi perubahan dalam keuangan. Ini juga menyangkut sumber penghasilan keluarga yang perlu dibahas bersama sejak awal.
-
Suami sebagai tulang punggung keluarga
Idealnya memang seperti ini, namun tidak untuk semua rumah tangga. Suami yang mencari nafkah, sementara istri mengurus rumah dan anak-anak atau menjadi ibu rumah tangga.
Nasihat keuangan untuk yang ingin menikah
-
Istri juga bekerja
Namun ketika penghasilan suami dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, istri juga dapat bekerja. Membantu ekonomi keluarga.
Selain itu, istri bekerja dapat menjadi bentuk eksistensi dalam berkarier. Di mana sebelum menikah, istri sudah bekerja dan mungkin saja menduduki posisi bagus.
Sayang bila harus keluar dari pekerjaan tersebut. Akan tetapi, semua itu harus didiskusikan bersama antara kamu dan pasangan. Kesampingkan ego atau gengsi masing-masing, pikirkan untuk meraih masa depan keuangan yang lebih baik untuk keluarga.
Baca Juga: Ingin Melangkah ke Pelaminan? Ini 5 Cara Mempersiapkan Pernikahan Tanpa Utang
3. Tentukan tujuan keuangan keluarga
Sebelum mengucap ijab kabul yang sebentar lagi terlaksana, kamu dan pasangan juga harus membicarakan soal tujuan keuangan keluarga. Misalnya membeli rumah, mempersiapkan biaya pendidikan anak, memiliki asuransi kesehatan keluarga, dana darurat, dan dana pensiun.
Tujuan-tujuan keuangan ini yang akan memotivasi kamu dan pasangan untuk giat bekerja, mencari penghasilan bersama. Terlebih jika setelah menikah, langsung dikaruniai anak, maka semangat mencari rezeki pasti berkobar karena untuk masa depan buah hati yang lebih baik.
Kamu pastinya ingin anak-anakmu dapat tumbuh sehat dengan mengonsumi makanan bergizi, berharap dapat mengenyam pendidikan hingga bangku kuliah, belajar di sekolah terbaik.
Semua itu perlu uang yang banyak. Apalagi bila kamu punya beberapa tujuan keuangan. Kamu dan pasangan harus pintar mengatur keuangan agar dapat mencapai tujuan tersebut sesuai jangka waktu yang sudah ditetapkan.
Contohnya, membeli rumah 5 tahun ke depan, biaya pendidikan anak 10 tahun, dana pensiun 25 tahun. Dari penghasilan setiap bulan, alokasikan masing-masing minimal 10%.
Tetapi ingat, penting juga untuk mengiringi pencapaian tujuan keuangan ini dengan menerapkan gaya hidup hemat. Tinggalkan sikap hedonisme saat masih lajang, agar kamu dapat meraih tujuan keuangan yang dicita-citakan bersama.
Transparan dalam Mengatur Keuangan
Kejujuran merupakan kunci sukses mencapai tujuan keuangan keluarga. Kamu dan pasangan harus memahami hal ini dengan baik.
Kamu dan pasangan mesti membiasakan diri terbuka dalam urusan keuangan, bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun. Sikap seperti ini akan membangun kepercayaan antara satu dengan yang lainnya.
Biasakan untuk selalu jujur dan transparan dalam membelanjakan dan mencatat keuangan keluarga. Hal ini akan membantu menciptakan komunikasi yang lebih baik, sehingga berbagai rencana dan tujuan keuangan bisa tercapai.
Baca Juga: Perlukah Punya Rekening Keluarga Setelah Menikah?