4 Jurus agar Bisnis Tak Hancur Lebur di Masa Resesi
Mempertahankan jauh lebih sulit ketimbang meraih. Kutipan bijak ini sangat pas disematkan untuk berbagai hal, termasuk urusan bisnis.
Sama seperti ketika dulu sekolah. Untuk mendapatkan ranking pertama, bisa dengan mudah diraih. Tetapi giliran mempertahankannya agar tetap di peringkat tersebut, perlu usaha ekstra keras.
Pun dengan bisnis. Kamu perlu berpikir kreatif, inovatif, dan fokus pada strategi-strategi khusus untuk mengawal bisnis supaya berada di posisi stabil. Apalagi kompetitor pasti tidak akan tinggal diam untuk merebut pangsa pasar bisnismu.
Lengah sedikit saja, bisa tersalip. Tentu tidak mau kan, bisnis yang kamu sudah bangun dengan susah payah hanya tinggal nama. Terlebih menjelang Ramadan di tengah pandemi dan resesi sekarang ini.
Lakukan segala upaya meski harus jungkir balik dan berdarah-darah demi mempertahankan bisnis. Seperti tips berikut ini:
Baca Juga: 5 Tips Sukses Mengadakan Event Online untuk Meningkatkan Bisnis
1. Ubah strategi penjualan
Pandemi Covid-19 telah memengaruhi situasi perekonomian, termasuk menjadi ‘dalang’ resesi di Indonesia. Hampir seluruh sektor usaha babak belur.
Penjualan turun drastis, pendapatan terkuras. Tren atau kebiasaan orang berbelanja pun berubah. Menjadi lebih banyak daring atau online sambil rebahan dari rumah.
Tak bisa kalau kamu bertahan dengan strategi pemasaran jadul sebelum masa pandemi. Kamu mesti memikirkan sesuatu yang lebih. Membuat strategi pemasaran baru agar adaptasi dengan perubahan jika tidak ingin tenggelam lebih dalam.
Contohnya dari yang tadinya hanya mengandalkan jualan di toko, kini beralih menerima pesanan online. Jualan lewat media sosial maupun buka toko online di beberapa marketplace atau e-commerce.
Beri promo gratis ongkir misalnya agar menarik minat orang berbelanja di tokomu. Atau penawaran harga termurah dibanding kompetitor lain.
Selain itu, strategi baru yang bisa diterapkan adalah menggandeng pihak ketiga sehingga dapat memperluas pangsa pasar dan meningkatkan penjualan.
2. Fokus pada pelanggan
Dalam masa-masa sulit seperti ini, kamu harus tetap fokus pada pelanggan. Baik untuk menggaet pelanggan baru maupun pelanggan setia.
Kamu dapat melakukan riset dengan terjun langsung ke lapangan. Menanyakan kebutuhan dan keinginan mereka terhadap produkmu. Kemudian berupaya menjawabnya dengan memenuhi kebutuhan tersebut.
Di samping itu, jaga kualitas produkmu, maksimalkan pelayanan terhadap pelanggan agar pelanggan puas dan tidak berpaling ke lain hati. Kalau perlu, treatment mereka dengan aneka program loyalti.
Contoh untuk pelanggan setia yang punya kartu member, beli produk dapat voucher makan di restoran atau belanja online di salah satu e-commerce.
3. Pangkas biaya yang tidak perlu
Pandemi dan resesi telah ‘mencabik-cabik’ keuangan banyak perusahaan. Tidak ada penjualan, artinya tidak ada pemasukan. Sementara biaya operasional terus berjalan.
Jika sudah begini, kamu harus evaluasi lagi arus kas keuangan perusahaan. Pasti ada bujet atau biaya yang bisa dipangkas. Dalam hal ini kamu harus teliti. Jangan sampai salah memotong anggaran, dan akhirnya berdampak pada kelangsungan bisnismu.
Misalnya saja memangkas biaya produksi dengan cara mengurangi kuantitas atau jumlah produksi barang. Kemudian menunda pembelian mesin produksi, dan lainnya.
Namun untuk gaji pegawai, upayakan semaksimal mungkin tidak dipangkas. Kecuali perusahaan benar-benar diambang kebangkrutan dan jalan terakhir untuk menyelamatkannya dengan memangkas gaji pegawai atau PHK pegawai.
Baca Juga: Tiru Cara Berdagang ala Nabi Muhammad, Insya Allah Laris dan Barokah