7 Cara Pintar Atur Uang di Era New Normal
Sebentar lagi kita akan kembali beraktivitas seperti biasanya dan sekaligus harus belajar beradaptasi dengan aturan baru di fase new normal nanti. Berbagai peraturan baru dan imbauan untuk bisa hidup berdampingan dengan virus corona pun semakin gencar di sosialisasikan.
Bagaimana dengan kamu? Sudah siap hadapi perubahan baru ini?
Tidak bisa dipungkiri, tidak hanya gaya hidup saja yang akan berubah karena fase new normal nanti tapi juga perubahan dan kebiasaan lainnya pun akan ikut berubah seperti social distancing dan memakai masker kemanapun untuk menghindari penularan virus.
Mengikuti perubahan kebiasaan dan gaya hidup, cara mengatur keuangan pribadi pun akan ikut berubah untuk menyesuaikan kebutuhan yang harus dipenuhi selama menjalani tatanan hidup baru.
Nah, agar tidak bingung dalam merancang kembali strategi atur keuangan pribadi disaat fase new normal. Berikut beberapa tips cara mengatur keuangan pribadi saat new normal dari cermati.com:
Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!
1. Atur Ulang Pos Pengeluaran
Menjelang tatanan hidup baru atau new normal nanti, ada beberapa pos pengeluaran yang harus kamu tambahkan di perencanaan keuangan kamu. Berdasarkan protokol kesehatan baru untuk new normal, ada beberapa hal yang nanti akan masuk kedalam daftar belanja kebutuhan sehari-hari.
Masker, handsanitizer, disinfektan dan sarung tangan akan menjadi barang baru yang masuk kedalam pos pengeluaran kamu. Selain itu, karena situasi pandemi masih berlangsung, setidaknya uang untuk membeli vitamin dan makanan sehat lain untuk meningkatkan sistem imun tubuh pun juga harus kedalam daftar pengeluaran.
Untuk itu, evaluasi kembali hitung-hitungan untuk pengeluaran kamu, cari tahu kebutuhan apa yang bisa dihilangkan untuk sementara waktu agar uangnya bisa dialihkan kebutuhan baru yang lebih penting.
Baca Juga: Bangkit Perlahan dari Covid-19, Ini Skenario 5 Fase Pemulihan Ekonomi Indonesia
2. Evaluasi Jumlah Pemasukan
Setiap ada pengeluaran baru, hal utama yang harus dilakukan adalah mengevaluasi pemasukan. Apakah pemasukan cukup untuk menutupi kebutuhan lama dan baru atau ada beberapa kebutuhan yang harus ditutupi untuk bisa memenuhi kebutuhan baru yang lebih penting.
Biasanya, untuk yang bergaji masih pas-pasan menutup beberapa pos pengeluaran seperti tabungan untuk jalan-jalan atau liburan mau tidak mau harus di tutup dulu untuk bisa memenuhi kebutuhan yang lain.
Dan untuk yang gajinya berlebih bahkan untuk menutupi kebutuhan yang baru, harus tetap melakukan penghematan dengan mengurangi biaya untuk salah satu pos pengeluaran yang tidak terlalu penting atau tidak diperlukan untuk jangka waktu yang lama.
3. Cari Penghasilan Tambahan Bila Perlu
Walaupun akan memasuki new normal, tidak ada yang bisa menjamin semu akan kembali stabil seperti biasanya. Terutama bagi kamu yang bekerja di perusahaan yang terkena dampak terparah dari covid-19, harus tetap berjaga-jaga terutama soal keuangan demi mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terburu seperti pemotongan gaji atau dipecat.
Jadi, jika kira-kira masih sempat untuk menjalani pekerjaan lain seperti freelance atau membuka bisnis cobalah untuk dijalankan mulai dari sekarang. Demi melindungi keuagan yang sudah pas-pasan, cari penghasilan tambahan adalah solusi terbaik yang bisa dilakukan.
4. Tunda Investasi, Alihkan untuk Dana Darurat
Disaat pandemi seperti ini, dana darurat adalah yang paling penting. Ingat, new normal bukan berarti keadaan bisa kembali baik seperti sebelumnya. Untuk itu, menyisihkan uang untuk dialihkan ke dana darurat harus tetap dilakukan setiap pemasukan datang.
Setidaknya sisihkan 10% uang yang masuk sebagai dana darurat selama masa pandemi ini. Dana darurat bisa menjadi penolong jika kondisi terburuk datang
5. Menutup Pos Pengeluaran yang Tidak Dibutuhkan selama New Normal
Walaupun new normal bukan berarti kondisi sudah aman. Penularan virus corona masih mengancam kemanapun kamu pergi selama vaksi corona belum ditemukan. Untuk itu usahakan untuk tidak pergi ketempat yang ramai atau bepergian ketempat yang memiliki kasus terjangkit corona.
Nah, dengan kondisi seperti ini, otomatis ada beberapa pos pengeluaran yang bisa ditutup seperti biaya untuk nongkrong, hiburan dan jalan-jalan. Dengan menutup beberapa pos pengeluaran kamu bisa lebih banyak lagi dalam menyimpan uang.
Baca Juga: Bangkit dari Corona, 25 Kabupaten/Kota Ini Siap Terapkan Adaptasi Kebiasaan Baru atau New Normal
6. Bijak-Bijaklah dalam Berbelanja Kebutuhan
Pemborosan adalah tindakan yang sangat merugikan di dalam kondisi apapun. Jadi, walaupun kamu bekerja dari rumah bukan berarti kamu semakin boros dalam berbelanja karena mengingat kamu tidak mengeluarkan biaya untuk transportasi dan biaya makan diluar.
Bekerja dirumah justru menambah beban biaya listrik dan air juga makan sehari-hari. Terutama bagi kamu yang bekerja di perusahaan yang sebelumnya menyediakan benefit makan siang, biasanya akan lebih boros ketika harus membeli makan siang sendiri.
Jangan lupa juga manfaatkan benefit yang ditawarkan oleh kartu kredit kamu untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari baik online atau langsung biar lebih hemat.
Jadi bagi yang masih bekerja dari rumah, justru manfaatkan momen ini untuk lebih berhemat bukannya menjadi lebih boros.
7. Hindari Berhutang
Hindari membeli barang secara kredit, jika bisa tidak usah membeli barang-barang dengan harga jutaan untuk sementara. Beli ketika benar-benar mendesak tapi secara tunai. Di masa pandemi seperti ini, kestabilan pada keuangan adalah nomor satu. Jadi usahakan untuk menghindari biaya-biaya yang bersifat cicilan selama masa pandemi ini.
Hadapi New Normal di Tengah Pandemi dengan Tubuh dan Keuangan yang Sehat
Selain kondisi tubuh, kondisi keuangan juga harus diperhatikan. Mengatur keuangan di tatanan hidup baru tidak lah gampang. Munculnya beberapa perubahan bisa mengganggu stabilitas keuangan pribadi kamu. Jadi pintar-pintarlah mengatur ulang strategi dalam mengatur keuangan kamu.
Jangan sampai kamu mengabaikan pengeluaran-pengeluaran kecil dengan tidak menghitung dan merencananakannya dengan benar. Karena dampaknya bisa sangat merugikan keuangan sendiri. Selain itu, penghematan untuk disisihkan dana darurat harus dilakukan secara lebih disiplin lagi selama pandemi untuk melindungi kamu di kemudian hari jika terjadi apa-apa.
Baca Juga: 5 Cara Efektif Atur Keuangan Saat Pandemi Buat Generasi Sandwich