7 Kalimat Terlarang yang Tidak Boleh Diucapkan pada Atasan
Sikap di tempat kerja dapat menunjukkan kepribadian Anda yang sebenarnya. Apakah Anda tipikal orang yang santai, gampang panik, keras kepala, atau ceroboh. Sikap ini kerap kali dijadikan bahan penilaian oleh atasan.
Menjaga sikap di kantor sangatlah perlu. Bukan hanya lewat bahasa tubuh, tapi juga saat berkomunikasi. Jangan sampai mengucapkan kalimat terlarang berikut kepada atasan kalau Anda ingin sukses di perusahaan.
Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!
1. Saya tidak sanggup mengerjakannya
Setiap karyawan memiliki beban kerja yang berbeda-beda. Jika dibandingkan dengan karyawan lain, Anda mungkin lebih sering diberikan tugas yang bebannya lebih berat. Tapi, kalimat “saya tidak sanggup mengerjakannya” tidak bijak kalau diucapkan di depan atasan.
Kalimat tersebut secara tidak langsung menurunkan kualitas Anda yang membuat atasan kurang percaya saat hendak memberikan tugas lainnya. Akibatnya, kesempatan untuk menjadi “tangan kanan” atasan gagal didapatkan.
Meskipun tugasnya sulit, apa salahnya bersikap optimis. Jika seandainya tidak tahu, minta bantuan atasan yang lebih tahu detail dari pekerjaan tersebut. Alhasil, pekerjaan dapat diselesaikan dengan hasil memuaskan.
2. Inikan bukan tugas saya
Perihal diberikan tugas tambahan kerap kali terjadi saat ada rekan kerja yang cuti atau kewalahan mengerjakan tugasnya. Saat suasana hati tidak baik dan atasan memberikan tugas tambahan, kalimat inilah yang mungkin Anda ucapkan sebagai ungkapan kekesalan.
Anda boleh kesal, tapi mengucapkan kalimat tersebut tidaklah tepat. Lebih baik cari kalimat lain sebagai jawabannya, seperti “saya akan coba bantu kalau tugas saya sudah selesai”.
Mendengarnya tentu lebih enak, kan? Di sisi lain, rekan kerja yang dibantu pun jauh dari perasaan bersalah karena telah merepotkan Anda.
Baca Juga: Cara Maksimalkan Akun LinkedIn untuk Kemajuan Karier
3. Saya tidak bersedia pindah divisi
Perpindahan divisi adalah hal yang wajar terjadi di dunia kerja. Saat Anda dipindahkan ke divisi lain, jangan langsung berkata “saya tidak bersedia pindah divisi”. Selain jengkel, ada kemungkinan atasan jadi lebih memperhatikan keseharian Anda di kantor untuk mengetahui alasan dibalik kalimat tidak bersedia tersebut.
Jika ternyata alasannya karena pekerjaan di divisi sekarang lebih santai, atasan bisa jadi memberikan pekerjaan tambahan. Ada baiknya cari tahu divisinya dan bicarakan baik-baik dengan atasan.
Sampaikan alasan logis kalau memang merasa keberatan. Jika tidak keberatan, tanyakan benefit apa yang bisa didapatkan kalau seandainya tugas dan tanggung jawab di divisi baru lebih berat.
4. Waktu saya terbatas
Saat terjadi pemecatan karyawan secara besar-besaran, biasanya atasan akan melimpahi pekerjaan tambahan kepada karyawan yang tersisa. Hal ini secara otomatis membuat beban kerja bertambah karena sejujurnya Anda juga punya pekerjaan utama yang mesti diselesaikan. Di sisi lain, waktu yang dimiliki sangat terbatas.
Meskipun demikian, cobalah untuk tidak menolak tawaran yang diberikan oleh atasan. Apalagi sampai mengatakan “waktu saya terbatas” karena semua orang mengalami hal yang sama.
Lebih baik terima tugas tersebut dan minta waktu tambahan kepada atasan untuk menyelesaikannya. Atasan pasti sangat mengapresiasi sikap Anda.
5. Saya mulai bosan
Mengerjakan hal yang sama tentu menimbulkan kebosanan, tapi jangan rasa bosan ini membuat Anda malas-malasan di kantor. Anda tetap harus mengingat tugas dan tanggung jawab sebagai karyawan, yaitu mengerjakan setiap tugas dengan hasil yang baik.
Jika seandainya bosan, pelajari pekerjaan lain di kantor guna menambah skill. Saat tugas sudah selesai, misalnya, mintalah rekan kerja untuk berbagi ilmu tentang pekerjaannya sehari-hari. Bisa juga langsung berbicara kepada atasan menggunakan kalimat yang lebih sopan.
Jika seandainya perusahaan diminta mengirimkan delegasi untuk mengikuti pelatihan, atasan bisa mengutus Anda sebagai peserta. Alhasil, hari-hari Anda terasa berwarna.
Baca Juga: Kapan Anda Harus Menolak Tawaran Freelance?
6. Saya tidak suka kepada dia
Perselisihan di dunia kerja adalah hal wajar yang sering kali menyebabkan rasa tidak suka. Namun, menyampaikan rasa tidak suka tersebut kepada atasan dicap kurang berkenan dan menurunkan profesionalitas Anda di tempat kerja.
Perselisihan tersebut adalah urusan pribadi yang harus diselesaikan secara empat mata meskipun ada sangkut pautnya dengan pekerjaan. Tidak perlu melibatkan pihak manapun untuk mencari dukungan.
Melibatkan orang lain justru membuat masalah bertambah besar, lho! Bicarakan baik-baik dan temukan solusinya karena bagaimanapun juga, Anda akan bertemu dengan orang tersebut setiap hari di kantor. Mau sampai kapan berselisih terus?
7. Pekerjaan tersebut tidak menguntungkan saya
Hindarilah kalimat yang ada sangkut pautnya dengan untung dan rugi, terutama di dunia kerja. Kalimat ini menandakan kalau Anda terlalu perhitungan terhadap waktu dan tenaga.
Anggaplah kalau pekerjaan tersebut untuk menambah kesibukan Anda di kantor sekaligus membangun citra positif sebagai karyawan yang dapat diandalkan. Percayalah, cepat atau lambat atasan pasti mengapresiasi hal ini.
Di sisi lain, Anda juga bisa belajar ilmu baru yang tentunya berguna di masa depan. Entah itu di perusahaan yang sama atau perusahaan baru nantinya.
Bangunlah Citra Positif di Kantor
Akan ada banyak hal yang Anda kurang sukai dari tempat kerja, tapi cobalah untuk menjaga sikap demi membangun citra positif. Kendalikan emosi agar kalimat-kalimat kurang mengenakkan tidak sampai terucap, jadi tidak ada seorang pun yang sakit hati mendengarnya.
Baca Juga: 8 Tips Menegur Rekan Kerja yang Melakukan Kesalahan Saat WFH