9 Hal Penting dalam Memulai Bisnis Ayam Potong
KOMPAS.com - Selain daging sapi dan kambing, daging ayam potong termasuk sumber protein yang cukup diminati masyarakat. Hal ini karena harganya yang lebih terjangkau dibandingkan jenis daging yang lain.
Apalagi daging ayam bisa diolah menjadi berbagai jenis menu yang lezat. Tak heran jika kemudian ketersediaan daging ayam potong harus selalu ada. Dari segi bisnis, komoditas ini bisa dijadikan sebagai ladang bisnis yang menguntungkan.
Namun tentunya, untuk memulai bisnis ayam potong tak boleh sembarangan. Karena ada banyak hal yang perlu dipahami, agar bisnis tersebut berjalan lancar dan menekan risiko kerugian.
Dari segi potensi, bisnis ini memiliki peluang yang cukup menguntungkan. Sebab, target konsumennya bisa dibilang sudah jelas dan memang termasuk bahan makanan favorit masyarakat. Dilansir dari Cermati.com, Anda perlu memperhatikan dulu beberapa hal berikut ini sebelum benar-benar memulai bisnis:
1. Persiapan Modal Awal untuk Pendanaan Modal
Awal menjadi hal paling mendasar yang harus diperhatikan saat memulai bisnis, begitu pula untuk bisnis ayam potong. Sebab, ketersediaan modal ini akan sangat berpengaruh pada jalannya bisnis mendatang.
Contohnya saja, sumber pendanaan (misal dari dana pribadi, hutang dan lainnya), serta besar kecilnya modal awal tersebut. Ambil sebagai contoh, ketika bisnis dimulai dengan modal yang minim, kemungkinan untuk alokasi bibit ayam tidak akan terlalu besar. Lain halnya, jika punya modal yang besar, tentunya alokasi untuk pembelian bibit dan biaya operasional akan lebih besar.
Belum lagi jika modal awalnya diperoleh dari pinjaman bank. Maka, sudah tentu laba yang diperoleh masih harus dipotong untuk bayar cicilan pinjaman, artinya keuntungan bersih yang didapatkan lebih kecil.
Modal awal yang disiapkan untuk membangun bisnis ayam potong digunakan untuk beberapa kebutuhan. Diantaranya seperti, pembuatan kandang, Gasolec, tempat pakan, tempat minum, tabung gas, kabel & bohlam, sekop, pipa paralon, beli bibit anak ayam, pakan, serta vaksin dan obat-obatan
2. Perhatikan Tempat untuk Budidayanya
Tempat budidaya menjadi hal penting selanjutnya yang harus diperhatikan ketika menjalankan usaha ayam potong. Sebaiknya pilih lokasi kandang atau tempat budidaya yang jauh dari pemukiman warga.
Karena biasanya, aroma kandang bisa menyebabkan polusi udara yang membuat lingkungan jadi kurang nyaman. Untuk itu, pastikan lokasi yang dipilih memiliki jarak yang cukup jauh dari pemukiman.
Misalnya, di tengah persawahan, kebun atau ladang yang memang lokasinya jauh dari penduduk. Selain agar tidak mengganggu kenyamanan masyarakat di sekitar, lokasi ini cocok untuk proses pengembangan biakan ayam yang lebih optimal.
3. Pastikan Bibitnya Unggulan
Setelah lokasi, pemilihan bibit juga harus diperhatikan. Karena bibit yang bagus dan unggul akan sangat mempengaruhi keberhasilan panen nantinya.
Untuk itu, sebaiknya pilih bibit yang memang sudah terjamin kualitas, keamanan, dan kesehatannya. Supaya meminimalisir tingkat kematian bibit dalam masa pengembangannya.
Dengan begitu, kerugian pun bisa diatasi sejak awal. Karena biasanya, bibit unggul prosentase hidupnya lebih tinggi dan memang lebih mudah dari segi perawatan, sehingga kemungkinan besar hasil panennya nanti lebih banyak dan berkualitas.
4. Rutin Lakukan Vaksinasi
Dalam masa pengembangan, jangan lupa untuk selalu memperhatikan kesehatan ayam. Salah satunya dengan rutin melakukan vaksinasi pada semua ayam yang ada di kandang.
Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ayam agar tidak mudah terserang penyakit dan membuat pertumbuhannya semakin bagus. Selain itu, vaksinasi rutin pada ayam juga membantu mengurangi risiko ayam mati.
5. Perhatikan Kualitas Pakan
Bukan hanya vaksin saja yang perlu diperhatikan, tapi juga pakannya. Pastikan untuk memilih dan memberikan pakan ayam hanya yang berkualitas saja. Sebaiknya hindari pemberian pakan yang belum teruji secara klinis, karena dapat mengganggu pertumbuhan ayam.
Ini karena pakan ayam sangat berpengaruh pada kualitas daging yang dihasilkan. Tentunya, kualitas daging yang buruk bisa merugikan penjualan, karena konsumen kecewa, sehingga penting untuk memastikan kualitas pakan untuk ayam harus benar-benar terjaga kualitasnya.
Baca juga: Cara Memulai Bisnis Ternak Ayam Kampung yang Ternyata Cuannya Lebih Menggiurkan
6. Pilih Jenis Ayam Populer
Dalam mengembangkan usaha ayam potong, selalu perhatikan kebutuhan konsumen. Salah satunya dengan mencari tahu jenis ayam potong seperti apa yang paling diminati.
Bagaimanapun budidaya ayam pedaging ini nantinya akan kembali dipasarkan ke masyarakat. Jadi, jika tak sesuai kebutuhan dengan permintaan pasar, bisa-bisa penjualannya rendah atau bahkan tidak laku.
Salah satu jenis ayam potong yang saat ini cukup populer adalah jenis broiler. Dibandingkan ayam kampung, ayam jenis broiler ini memang memiliki peminat paling banyak, karena dagingnya yang banyak dan masa pengembangannya relatif singkat. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan jenis ayam lain yang sekiranya cukup diminati di lingkungan pengembangan.
7. Rawat Ayam dengan Baik
Namanya berbisnis, apalagi beternak ayam tentu saja harus memperhatikan soal perawatannya. Untuk itu, perawatan ayam dan kandang harus dilakukan sebaik-baiknya untuk meminimalisir risiko kematian.
Mulai dari kebersihan kandang, pemberian pakan, minum dan vaksin secara berkala. Pastikan untuk merawat ayam dengan optimal agar kondisi ayam sehat dan bisa menghasilkan daging yang berkualitas.
8. Pantau Harga Pasar
Jangan lupa untuk terus memantau harga pasar ayam potong terkini. Hal ini menjadi hal wajib yang tak boleh dilewatkan.
Karena harga pasar menjadi patokan, agar Anda tidak memberikan harga yang terlalu mahal atau justru terlalu murah. Dengan begitu, Anda bisa memperhitungkan berapa harga jual langsung ke konsumen, tengkulak atau pedagang kecil lainnya. Dengan begitu, bisa tahu berapa laba yang dihasilkan dan sebaliknya.
9. Siap untuk Berinovasi
Agar bisnis semakin berkembang, berinovasi menjadi langkah penting yang perlu diambil pelaku bisnis ayam potong. Jangan sampai stuck pada strategi yang sama dan berulang yang bisa membuat bisnis hanya jalan di tempat. Inovasi bisa dilakukan secara berkala, misalnya dengan mulai menaikan skala produksi, menambah kapasitas kandang, promosi tambahan, memperbarui teknologi kandang dan banyak lagi.