Aktiva Jaminan: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Di dunia utang piutang, ada dikenal namanya jaminan. Istilah jaminan ini sama artinya dengan aktiva jaminan, di mana adanya aset yang dijaminkan oleh debitur kepada kreditur untuk mengamankan uang yang dipinjamkan oleh kreditur.
Lebih lengkapnya mengenai aktiva jaminan, jenis-jenis, kelebihan, dan kekurangannya akan dibahas dalam poin-poin berikut ini.
Baca Juga: Berbagai Macam Aktiva dalam Dunia Usaha
Pengertian Aktiva Jaminan
Pengertian Aktiva Jaminan
Aktiva jaminan atau disebut pledge assets merupakan aset berbentuk surat-surat berharga maupun properti yang terikat sebagai jaminan dan digunakan untuk menerbitkan obligasi, pinjaman, dan surat utang. Singkatnya, aktiva jaminan adalah aset yang dijaminkan oleh debitur untuk memperoleh uang atau pinjaman dari kreditur.
Menggunakan aset saat mengajukan aktiva pinjaman memberi keuntungan bagi sisi debitur. Pasalnya, debitur dapat meminta suku bunga pinjaman yang lebih rendah karena potensi gagal bayar sangat kecil mengingat adanya aset yang dijaminkan. Jika gagal bayar, maka aset tersebut akan menjadi milik kreditur yang bersangkutan.
Jenis aset apa yang dapat dijaminkan? Ini tergantung dari kesepakatan antara kreditur dan debitur. Yang pasti, nilai dari aset tersebut sama dengan total pinjaman debitur.
Jenis-jenis Aktiva Jaminan
Pada dasarnya, terdapat dua jenis aktiva jaminan, di antaranya:
Jenis |
Penjelasan |
---|---|
Properti |
Berupa rumah, apartemen, tanah, kos-kosan, dan ruko. |
Surat Berharga |
Berupa semua sertifikat yang memiliki nilai jual. |
Kelebihan Aktiva Jaminan
Aktiva jaminan memiliki beberapa kelebihan yang membuat seorang debitur mau menjaminkan asetnya untuk memperoleh uang sesuai yang dibutuhkan. Berikut beberapa kelebihan aktiva jaminan.
-
Aset yang Dijaminkan Aman
Kabar baik atas adanya aktiva jaminan adalah debitur masih dapat mempertahankan nilai aset yang dijaminkan. Berbeda dengan kredit lainnya, di mana saat debitur tidak sanggup bayar, maka aset yang dijadikan jaminan akan menjadi hak milik dari pengelola kredit yang bersangkutan.
Aset yang dijaminkan debitur akan aman apabila debitur berhasil melunasi pinjaman sesuai jangka waktu yang disepakati saat perjanjian dibuat. Artinya jika pelunasan pinjaman disepakati dilakukan dalam kurun waktu 5 tahun, maka pinjaman wajib lunas dalam 5 tahun. Pelunasan boleh dilakukan lebih cepat, tapi ada denda percepatan pelunasan yang dibebankan oleh kreditur kepada debitur.
-
Terbebas dari Denda Pajak
Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan aset biasanya akan dikenakan pajak dalam persentase tertentu. Namun, penjualan aset yang dilakukan untuk membayar aktiva pinjaman dibebaskan dari pajak. Itu artinya debitur tidak perlu membayar pajak sepeser pun kepada pihak yang berwenang.
Tak heran jika aktiva pinjaman bisa dijadikan alternatif yang tepat bagi debitur yang ingin menghindari pembayaran pajak. Sebaiknya dipertimbangkan baik-baik, terutama jika pinjaman yang diajukan berjumlah besar.
-
Uang DP yang Kecil
Tahu kenapa sebagian besar orang menggunakan aktiva jaminan dibandingkan pinjaman lain? Itu karena uang muka atau DP yang dibayarkan tidak terlalu besar. Jadi, bisa memberikan keringanan tersendiri bagi finansial masing-masing peminjam.
Kebijakan atas pemberian DP yang kecil ini berbeda-beda, tergantung dari kebijakan masing-masing kreditur. Namun, jangan khawatir karena setiap kreditur menyediakan layanan ini untuk menarik minat debitur.
-
Suku Bunga Rendah
Siapapun pasti menginginkan bunga pinjaman yang rendah, kan? Rendahnya bunga pinjaman secara otomatis membantu debitur untuk terhindar dari kredit macet, sehingga pembayaran pinjaman berjalan lancar sampai lunas. Makanya, adanya aktiva jaminan ini sangatlah membantu.
Jika debitur butuh pinjaman, apa salahnya melirik aktiva jaminan ini sebagai opsi pinjaman sebelum melirik KPR atau jenis pinjaman lainnya. Luangkan waktu untuk mencari tahu aktiva jaminan yang ditawarkan oleh kreditur, lalu bandingkan mana yang terbaik. Dengan demikian, meminjam pun bisa dirasa menguntungkan.
-
Pemasukan Tetap Berjalan
Ingin berinvestasi, tapi kekurangan modal? Boleh banget untuk melirik aktiva jaminan sebagai wadah penyuntik modal. Aktiva jaminan memungkinkan debitur untuk memperoleh modal sesuai yang dibutuhkan, tapi di sisi lain juga memberikan keuntungan di mana pemasukannya tetap berjalan.
Berjalannya pemasukan diperoleh dari hasil investasi yang dijalankannya. Namun, debitur memiliki kewajiban untuk melaporkan kinerja investasinya secara berkala. Berapa banyak return atau imbal hasil yang didapatkan selama periode berjalan.
Baca Juga: Aktiva Berisiko: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Kekurangan Aktiva Jaminan
Di samping berbagai kelebihannya, aktiva jaminan juga memiliki beberapa kekurangan yang patut dijadikan pertimbangan agar tidak menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Beberapa kekurangannya antara lain.
-
Terbatasnya Transaksi untuk Sekuritas
Kekurangan aktiva jaminan tak lantas membuat debitur mundur begitu saja. Hal ini wajar mengingat kekurangannya tidaklah besar, tapi tetap harus dipertimbangkan dengan baik agar tidak menimbulkan masalah finansial di kemudian hari.
Jika aktiva pinjaman ingin digunakan untuk investasi, khususnya di saham dan reksa dana, maka transaksinya akan menjadi terbatas. Sementara untuk jenis investasi lainnya masih aman-aman saja. Jadi, kalau ingin investasi saham atau reksa dana, lebih baik gunakan dana lain.
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
-
Risiko Kehilangan Aset
Meskipun aktiva jaminan dapat membuat aset yang dijaminkan aman, tapi namanya risiko tetap ada. Risiko tersebut adalah kehilangan harga kalau ternyata debitur gagal melakukan pembayaran sesuai jangka waktu yang sudah ditetapkan.
Maka dari itu, penting untuk mempertimbangkan kondisi finansial dengan besarnya pinjaman yang diajukan kepada kreditur. Tujuannya untuk menghindari wanprestasi yang akhirnya akan merugikan sisi debiturnya sendiri.
-
Wajib Bayar DP
Bolehkah debitur mengajukan aktiva jaminan tanpa harus bayar DP? Tidak boleh, karena pembayaran DP ini sebagai syarat utama untuk mencairkan aktiva pinjaman. Dengan tujuan untuk meringankan cicilan yang akan dibayarkan debitur selama proses pelunasan pinjaman.
Jika tidak disertai DP, ada kemungkinan suku bunga yang dibebankan kepada debitur menjadi lebih besar. Hal ini tentu akan memengaruhi kondisi finansial secara menyeluruh, jadi bijak sebelum melakukan pinjaman itu harus, ya!
-
Adanya Biaya Tambahan
Sejumlah keuntungan aktiva jaminan tidak boleh membuat terlena, karena pada dasarnya ada biaya tambahan yang dikenakan atas cairnya dana yang dipinjamkan oleh kreditur. Apabila aktiva jaminan digunakan untuk investasi dan pada saat itu nilai transaksi sekuritas lagi turun, ada kemungkinan kreditur akan meminta biaya tambahan kepada debitur.
Kondisi ini dapat terjadi kapan dan di mana saja. Maka dari itu, pastikan terlebih dahulu sebelum mengajukan pinjaman kepada kreditur. Tanyakan juga estimasi biaya tambahan yang mungkin dibebankan, jadi debitur bisa persiapkan dananya apabila nilai aktiva jaminan sewaktu-waktu turun.
-
Risiko dari Sisi Kreditur
Bukan dari sisi debitur saja, tapi kekurangan aktiva jaminan ini juga merembes ke sisi kreditur. Salah satu yang paling sering terjadi adalah gagal bayar yang disebabkan karena kurangnya kendali atas pinjaman yang diberikan oleh kreditur. Akibatnya, kreditur mengalami kerugian yang cukup besar.
Maka dari itu, penting agar kreditur melakukan penilaian atas kelayakan finansial debitur sebelum memberikan pinjaman. Dengan demikian, risiko gagal bayar dapat dihindari dan debitur dapat melunasi pinjamannya tepat waktu.
Bijak Memanfaatkan Aktiva Jaminan
Aktiva jaminan memang memberikan sejumlah keuntungan yang secara tidak langsung memanjakan debitur. Namun, di sisi lain terdapat pula sejumlah kekurangan yang dapat menjadi suatu kerugian kalau tidak dicermati dengan baik. Maka dari itu, pertimbangkan baik-baik sebelum mengajukan aktiva jaminan dalam jumlah berapapun.
Jika aktiva jaminan dimanfaatkan dengan baik dan bijak, maka hal ini akan membantu kesehatan finansial masing-masing. Bijak dalam arti selalu menyesuaikan besaran pinjaman yang diajukan dengan kondisi finansial, sehingga proses pelunasan aktiva jaminan tidak membebani finansial. Jika finansial tidak terbebani, maka risiko terjadinya gagal bayar pun dapat diminimalisir.
Baca Juga: Identik dengan Harta Milik Perusahaan, Inilah Makna Sebenarnya dari Aset dan Jenisnya