5 Kiat Berjualan di 'Car Free Day' agar Bisnis Laris Manis, Apa Saja?
KOMPAS.com - Menjadi salah satu agenda rutin banyak orang untuk refreshing tiap minggu, siapa yang tidak kenal dengan acara Car Free Day atau biasa disingkat sebagai CFD?
Hari bebas kendaraan bermotor tersebut telah umum diadakan di sejumlah kota besar Indonesia di hari minggu maupun hari libur. Tujuannya tidak lain agar masyarakat mampu lebih peduli dengan kondisi lingkungan sekitarnya.
Namun, melihat antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap agenda rutin tersebut, tidak sedikit orang yang menjadikannya sebagai peluang bisnis.
Akan tetapi, orang yang tertarik untuk berjualan saat CFD juga tidak sedikit, sehingga membuat persaingannya cukup ketat. Lantas, apa tips yang bisa dilakukan agar berbisnis di car free day laris manis?
Seperti dilansir dari Cermati.com, yuk simak 5 kiat berjualan di CFD berikut ini.
1. Survei Lokasi dan Pasar CFD
Kiat pertama, selayaknya saat ingin membuka bisnis baru apa pun di tempat mana pun, Anda harus melakukan survei lokasi terlebih dulu. Selain itu, cari tahu pula bagaimana kondisi pasar di lokasi CFD, termasuk arus pengunjung dan jenis bisnis yang telah lebih dulu ada di sana.
Cek segala hal dan informasi yang dirasa penting untuk kelangsungan bisnis, seperti, rerata harga jual produk makanan maupun minuman, dan produk bisnis apa yang belum ada serta sekiranya memiliki daya jual tinggi.
Anda juga harus bisa mencari tahu lokasi yang strategis untuk membuka bisnis sebab sejatinya setiap penjual di lokasi CFD tak mempunyai lapak yang tetap. Dalam kata lain, asal lebih cepat mendatanginya, Anda bisa menempati lokasi yang bagus untuk berjualan.
2. Ciptakan Daya Tarik Khusus
Karena banyaknya penjual yang ada di lokasi CFD, tingkat persaingannya sudah pasti akan menjadi sangat tinggi. Jika bisnis yang dijalankan tak memiliki keunikan atau daya tarik tersendiri, peluangnya untuk bisa menarik minat pembeli akan menjadi lebih kecil.
Oleh sebab itu, ciptakan daya tarik khusus pada bisnis agar membuatnya lebih mungkin untuk dilirik oleh calon pelanggan. Beberapa contohnya adalah dengan memberi nama yang unik pada bisnis, mudah diingat, dan sesuai dengan jenis produk yang dijajakan.
Hal tersebut tentu bisa memancing rasa penasaran dari setiap orang yang melewati lapak jualan Anda dan meningkatkan peluang terjadinya transaksi.
3. Sesuaikan Jenis Produk yang Akan Dijual
Tidak kalah pentingnya, Anda juga perlu menyesuaikan jenis produk yang akan dijual dengan sejumlah faktor yang berkaitan dengan kebiasaan orang yang mendatangi lokasi CFD. Sebagai contoh, kebanyakan orang yang pergi ke acara tersebut adalah untuk berolahraga atau melakukan window shopping.
Bagi yang sedang berolahraga, biasanya mereka bakal mencari kuliner yang bisa disantap untuk menghilangkan rasa lelah, haus, ataupun menjadikannya sebagai sarapan. Jadi, Anda bisa memperkirakan jenis kuliner seperti apa yang pas dinikmati dalam kondisi tersebut, seperti, es teh, roti, nasi pecel, bubur, dan sebagainya.
Di sisi lain, jika menyasar orang yang melakukan window shopping, Anda bisa menjajakan produk yang berdaya jual tinggi. Beberapa contohnya adalah produk fashion, sembako, aksesoris, hingga pajangan sekalipun. Hal terpentingnya, usahakan untuk tak menawarkan produk yang telah lebih dulu dijajakan oleh penjual lain agar menghindari risiko kompetisi tidak sehat dalam pasar CFD.
Baca juga: Mau Bisnis Makanan Korea Street Food? Begini Cara Mulainya
4. Jangan Ragu Lakukan Promosi
Walaupun telah memiliki keunikan tersendiri dan menjajakan produk yang tak dijual pebisnis lain, Anda tetap perlu melakukan promosi saat membuka lapak di lokasi CFD. Hal ini bertujuan agar bisnis lebih banyak diketahui oleh orang yang sedang berlalu-lalang di sekitar tempat berjualan Anda.
Proses promosi ini bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara offline dengan membagikan brosur di lokasi berjualan, atau membuat akun media sosial bisnis dan mempromosikannya secara online.
5. Catat Cash Flow dengan Akurat
Kiat yang terakhir, menjadi aktivitas yang wajib dilakukan oleh pebisnis untuk mencatat seluruh arus keuangan ketika berjualan. Catat seluruh pemasukan serta pengeluaran dalam bisnis dari hasil berjualan, membeli stok bahan baku, hingga proses pembuatan produk.
Hal ini berguna untuk membantu Anda mengetahui perkembangan bisnis dan jumlah keuntungan yang didapatkan setiap kali selesai berjualan.