Apa Itu Investasi Obligasi dan Hal yang Harus Dipahami Seputarnya
Obligasi disebut-sebut sebagai investasi menarik di Tahun Macan Air. Kupon atau yield obligasi berpotensi naik seiring rencana penyesuaian suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).
Tantangan ekonomi global tahun ini adalah tapering off atau pengurangan stimulus oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserve. The Fed rencananya akan mengerek suku bunga acuan sebanyak tiga kali sepanjang 2022.
Itu artinya, yield obligasi atau surat utang bakal melambung. Pun dengan obligasi Indonesia karena Bank Indonesia (BI) pasti akan ikut menaikkan BI-7 Day (Reverse) Repo Rate.
Investasi obligasi akan terlihat lebih seksi, baik itu obligasi swasta maupun obligasi pemerintah. Jika kamu tertarik investasi obligasi, perhatikan dulu beberapa hal berikut ini:
Baca Juga: Investasi yang Paling Menguntungkan untuk Masa Depan
1. Pembayaran bunga dalam bentuk kupon
Salah satu kelebihan investasi obligasi adalah mendapat keuntungan dari pembayaran kupon. Kupon ini seperti bunga yang akan diterima pemegang obligasi secara periodik, yakni setiap bulan, per tiga bulan, per enam bulan, bahkan dibayar sekaligus.
Jika pembayaran kupon secara berkala, berarti akan terus mengalir ke rekening pemegang obligasi sampai tanggal jatuh tempo. Jadi, sangat cocok untuk passive income.
Biasanya tingkat bunga atau kupon obligasi, baik obligasi korporasi maupun obligasi pemerintah lebih tinggi dibanding tingkat bunga deposito perbankan. Besaran kupon sudah ditetapkan di awal, sebelum masa penawaran.
Berdasarkan sistem pembayaran kupon, ada tiga macam obligasi:
-
Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bonds)
Obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo
-
Obligasi Kupon Tetap (Fixed Coupon Bonds)
Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik
-
Obligasi Kupon Variabel (Variable Coupon Bonds)
Oligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tertentu, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti tingkat suku bunga perbankan.
2. Keuntungan sebanding dengan risiko
Seperti sudah disebutkan di atas, tingkat kupon obligasi lebih menarik ketimbang tabungan konvensional. Contohnya obligasi ritel pemerintah ORI020 tahun lalu, ditawarkan dengan kupon 4,95 persen per tahun.
Sementara suku bunga deposito bank waktu itu rata-rata 2,5 persen sampai tiga persen per tahun. Meski begitu, keuntungan investasi selalu berbanding lurus dengan risikonya.
Investasi obligasi termasuk investasi berisiko menengah sampai tinggi. Sebab, ada risiko tingkat suku bunga bagi pemegang obligasi. Kalau suku bunga acuan naik, harga obligasi akan turun.
Sebaliknya jika suku bunga merosot, harga obligasi akan naik. Bagi investor yang ingin investasi obligasi dengan tujuan diperdagangkan, maka suku bunga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan.
Risiko lainnya mendekap obligasi korporasi, adalah risiko likuiditas. Obligasi dapat diperjualbelikan antara satu investor dengan investor lain, maka ada kemungkinan ketika seorang investor ingin menjual suatu obligasi, tidak ada yang bersedia membeli. Ataupun kalau bersedia dengan harga sangat rendah.
Investasi obligasi juga berisiko gagal bayar. Karena obligasi merupakan janji untuk membayar, maka risiko paling besar adalah si penerbit tidak dapat memenuhi kewajibannya.
Namun jika kamu investasi di obligasi pemerintah, seperti obligasi ritel atau ORI, umumnya menawarkan tingkat kupon tetap (fixed rate), sehingga tidak ada risiko suku bunga. Selain itu, tidak ada risiko gagal bayar karena pembayaran kupon dan pokok dijamin oleh negara.
Risiko investasi obligasi pemerintah, yakni risiko likuiditas dan risiko pasar. Risiko pasar adalah potensi kerugian apabila terjadi kenaikan tingkat bunga yang menyebabkan penurunan harga obligasi di pasar sekunder.
3. Punya hak atas kekayaan perusahaan
Dengan membeli obligasi korporasi, kamu berhak atas kekayaan yang perusahaan miliki sesuai jumlah atau nilai obligasi. Jika obligasi tersebut bernilai Rp 100 juta, maka sebesar itulah ‘kekayaan’ yang kamu miliki di perusahaan tersebut.
Apabila perusahaan bangkrut, kamu berhak mendapat pengembalian uang atau modal dengan cara mengklaim aset yang dijual perusahaan. Kamu bisa didahulukan saat pengajuan klaim.
4. Ada peringkat kredit
Sebelum membeli atau investasi obligasi, penting untuk memperhatikan peringkat kredit dari obligasi tersebut. Rating kredit tertinggi sampai terendah, yaitu AAA, AA+, AA, BBB, BB+, B, CCC, dan D.
Semakin tinggi peringkat obligasi, biasanya semakin rendah bunga yang diberikan kepada pemegangnya. Semakin rendah ratingnya, maka semakin besar potensi terjadi gagal bayar.
Peringkat kredit ini juga mengukur kelayakan kredit dan kemampuan perusahaan membayarkan kembali pokok dan bunga obligasi ke pemegang obligasi. Jadi, investasi obligasi dengan rating terbaik.
Rating kredit obligasi ini dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat efek, yaitu Fitch Ratings, Moody’s, Standard and Poor’s (S&P), dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Lembaga tersebut adalah yang diakui OJK dalam menentukan peringkat obligasi.
5. Cara beli obligasi di pasar perdana dan sekunder
Pembelian obligasi dapat dilakukan dengan dua cara, yakni lewat pasar perdana dan pasar sekunder. Pasar perdana adalah obligasi yang dibeli langsung dari perusahaan penerbit maupun agen atau mitra distribusi yang ditunjuk langsung untuk menjual obligasi tersebut.
Sedangkan pasar sekunder adalah pembelian obligasi melalui sesama pemegang obligasi atau investor. Misalnya investasi ORI dapat diperdagangkan di pasar sekunder hanya antar investor domestik atau lokal.