Murah Tapi Punya Potensi Tinggi, Ini Pengertian Baby Bond dan Cara Kerjanya
Salah satu kendala yang sering kali dirasakan oleh seseorang ketika terjun ke dunia investasi adalah terkait modal. Banyak orang masih menganggap jika investasi membutuhkan dana yang besar. Padahal, anggapan ini salah besar sebab terdapat pilihan instrumen investasi yang bisa dibeli dengan modal terjangkau.
Salah satunya adalah produk obligasi yang dikenal dengan sebutan baby bond. Sesuai namanya, baby bond adalah jenis obligasi yang dibanderol dengan harga lebih murah agar bisa dijangkau investor ritel. Dengan kelebihannya tersebut, instrumen ini tergolong menarik untuk dibeli kalangan investor tertentu.
Walaupun begitu, ada beberapa poin penting yang harus kamu pahami sebelum memutuskan untuk membeli obligasi jenis ini. Untuk mengerti lebih lanjut tentang apa itu baby bonds, termasuk cara kerja, keunggulan dan kekurangannya, simak dulu ulasan berikut ini.
Tentang Baby Bonds
Secara umum, baby bond bisa dipahami sebagai produk sekuritas pendapatan tetap yang diterbitkan dengan denominasi rendah. Di bursa Amerika Serikat, baby bond merujuk pada produk dengan nominal kurang dari 1000 USD. Pemberian denominasi yang kecil ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan daya tarik investor ritel yang kesulitan berinvestasi di obligasi konvensional.
Biasanya, baby bond diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek infrastruktur dan belanja modal. Namun, tidak jarang pula perusahaan dan korporasi menerbitkan obligasi jenis ini untuk tujuan tertentu. Obligasi ini juga biasanya dibuat oleh perusahaan kecil atau menengah, ataupun korporasi yang ingin menarik minat investor kecil dan ritel dengan menawarkan produk di harga murah.
Cara Kerja Baby Bonds
Seperti yang kita tahu, harga obligasi pada umumnya ditentukan berdasarkan peringkat kredit dan kondisi keuangan perusahaan penerbitnya. Dengan nilai yang rendah, bisa dibilang baby bond termasuk kategori unsecured debt sebab tak memberi jaminan dalam pembayaran bunga serta pokok pinjaman ketika gagal bayar.
Dalam kata lain, jika penerbit obligasi ini gagal bayar, pemilik obligasi hanya akan bisa mengklaim pokok pinjamannya setelah kewajiban pada pemilik secured debt terpenuhi. Tentunya, dengan tingkat risiko yang lebih tinggi tersebut, kupon yang ditawarkan obligasi jenis ini umumnya lebih menarik.
Di samping itu, baby bond memiliki fitur callable yang membuat obligasi dapat ditebus sebelum tanggal jatuh temponya. Tentunya, pembayaran bunga juga akan terhenti jika investor menarik kepemilikan baby bond.
Terkait masa jatuh tempo dari baby bond biasanya cukup panjang, yaitu sekitar 8 sampai 15 tahun. Untuk yang memiliki fitur callable, pengajuan fitur tersebut biasanya hanya bisa dilakukan setelah 5 sampai 10 tahun sejak obligasi ini diterbitkan.
Keunggulan Baby Bonds
Dengan karakteristiknya tersebut, ada beberapa daya tarik dan keuntungan yang bisa didapatkan oleh investor saat membeli baby bond ini, antara lain:
- Nominalnya yang kecil membuat baby bond lebih mudah dijangkau investor ritel dan bisa menjadikannya sebagai sarana diversifikasi portofolio investasi. Selain itu, investor juga kerap menjadikan obligasi ini sebagai pilihan ketika memiliki dana investasi yang terbatas.
- Dengan nilainya yang tergolong kecil, baby bond bisa dimasukkan pada kategori sekuritas simpanan atau saving type security.
- Harganya yang lebih terjangkau membuat obligasi jenis ini lebih menguntungkan bagi perusahaan atau bisnis skala kecil hingga menengah untuk bisa mendapatkan pendanaan. Jadi, ekspansi atau proyek yang direncanakan bisa tetap berjalan melalui pengajuan biaya dari baby bond.
- Pemilik obligasi ini umumnya tak dibebani dengan pajak penghasilan dari capital gain investasinya.
- Beberapa produk menawarkan fitur callable yang membuat investor lebih leluasa mencairkan modal investasinya di baby bond meski belum jatuh tempo. Kupon baby bond umumnya tetap serta cenderung tinggi dan membuat potensi keuntungan yang ditawarkannya lebih menarik.
Kekurangan Baby Bonds
Harga yang terjangkau dan menawarkan fitur callable membuat baby bond cocok dijadikan pilihan oleh kelompok investor tertentu. Meski begitu, tetap pahami jika ada risiko dan kekurangan yang perlu kamu antisipasi sebelum memutuskan untuk menanam modal di produk baby bond, yaitu:
- Obligasi jenis ini umumnya membebankan biaya administrasi tinggi dan tergantung dari modal yang terkumpul.
- Produk baby bond juga tak mempunyai pasar yang aktif dan besar, sehingga membuat keamanan dan jaminan investasi di produk ini lebih berisiko dibanding obligasi konvensional.
- Adanya risiko reinvestasi bagi investor, di mana produk tersebut ditarik atau call oleh penerbit saat suku bunganya menurun. Walaupun menguntungkan bagi pihak penerbit obligasi, tapi hal ini merugikan investor karena berisiko membuatnya kesulitan saat ingin kembali menginvestasikan modal obligasinya.
Contoh Praktik Baby Bonds
Contoh baby bond adalah saat sebuah perusahaan ingin mengajukan pendanaan dari obligasi sejumlah 4 juta USD. Dengan nominal yang mungkin tidak terlalu besar dan kurang menarik bagi investor institusional, mereka bisa saja menerbitkan 4 ribu obligasi baby bond dengan nilai 1000 USD ke pasar.
Akan tetapi, jika perusahaan ini menerbitkan obligasi dengan nilai pokok 400 USD, hal tersebut akan membuat minat investor ritel lebih besar karena lebih mampu untuk mengakses produk tersebut. Di samping itu, perusahaan juga akan memiliki kapasitas untuk menerbitkan 10 ribu obligasi ke pasar modal agar bisa dijangkau lebih banyak investor.
Meski Terjangkau, Tetap Antisipasi Risiko Investasi di Baby Bond
Itulah penjelasan tentang baby bond sebagai jenis obligasi dengan harga relatif murah dan membuatnya terjangkau oleh investor ritel. Kerap dikategorikan sebagai unsecured debt, investasi di baby bond memiliki risiko di mana pihak penerbitnya tak bisa menjanjikan jaminan pengembalian modal ketika jatuh tempo. Risiko ini tentu saja perlu sebisa mungkin diantisipasi oleh investornya agar terhindar dari kerugian saat investasi.