Baru Punya Kartu Kredit? Ini 10 Cara Bijak Menggunakannya Biar Gak Kelabakan
Kartu kredit masih menjadi salah satu alat transaksi pembayaran paling diminati banyak orang. Alasannya bukan hanya karena praktis dan mudah, tetapi juga tergoda manfaat atau fasilitas yang ditawarkan.
Banyak promo dan penawaran menarik lain yang dapat Anda nikmati. Jika digunakan secara tepat, maka kartu kredit dapat memberikan keuntungan maksimal.
Bila Anda termasuk pengguna newbie kartu kredit, pasti sudah punya rencana belanja dan transaksi lain. Sebetulnya tidak salah apabila kartu kredit dipakai secara bijak.
Yang jadi masalah adalah ketika kartu kredit digunakan berlebihan. Anda menjadi ketergantungan kartu kredit. Ini akan membuat masalah besar pada kondisi keuangan Anda.
Tagihan utang banyak, sehingga menjadi beban keuangan. Setiap bulan gaji habis untuk membayar tagihan tersebut, karena sifat boros dalam pemakaian kartu kredit.
Berikut cara bijak yang perlu dicermati oleh pengguna kartu kredit pemula:
Baca Juga: Cara Cek Bansos 2021 Terlengkap: PKH, Sembako, Subsidi Gaji hingga Token Listrik
-
Hindari membayar tagihan minimum
Bank penerbit kartu kredit umumnya menetapkan pembayaran minimum sebesar 10% dari total tagihan yang harus dibayar. Jadi semisal kamu punya tagihan Rp 5 juta, maka jumlah pembayaran paling sedikit sebesar Rp 500 ribu.
Akibatnya banyak pengguna tidak bisa lepas dari pembayaran tagihan minimum atau minimum payment ini. Padahal cara pembayaran tersebut punya risiko besar. Utangmu akan semakin menggunung.
Sebab ketika kamu hanya membayar tagihan minimum, maka di bulan berikutnya kamu harus membayar 10% dari total tagihan, ditambah sisa utang kartu kredit sebelumnya, plus bunganya. Kalau tidak dibayar penuh, akan seperti itu terus perhitungannya.
Sebaiknya bayar tagihan kartu kredit secara penuh. Kalau mau minim, ya separuhnya lah, jangan hanya 10% saja.
-
Pikir seribu kali tarik tunai kartu kredit
Fasilitas tarik tunai kartu kredit memang sangat menggiurkan. Caranya juga mudah, tinggal pergi ke mesin ATM, bisa langsung tarik tunai pakai kartu kredit. Atau di mesin EDC merchant.
Jadi tidak perlu syarat macam-macam mengajukan pinjaman ke bank, jika sedang butuh dana mendesak. Bila kamu tarik tunai akan dikenakan bunga dan biaya administrasi cukup besar. Maksimal bunga tarik tunai sebesar 2,95% per bulan.
Sementara biaya tarik tunai kartu kredit biasanya dikenakan sebesar 4%, bahkan ada yang mencapai Rp 50.000. Biaya itu dibebankan langsung saat penarikan.
Sebaiknya manfaatkanlah fasilitas tarik tunai kartu kredit secara bijak. Untuk kebutuhan yang sangat urgent, misal dalam keadaan gawat darurat. Pastikan jumlah penarikan tunai sudah diestimasi atau dikalkulasi terlebih dahulu dengan kemampuan bayar Anda.
Untuk saran, sebaiknya jika Anda masih mempunyai saldo di kartu debit, maka utamakan tarik tunai dengan kartu debit untuk menghindari biaya dan bunga yang besar dan beranak-pinak.
-
Kombinasikan kartu kredit dan uang tunai
Setelah punya kartu kredit, kebiasaan yang kerap muncul adalah belanja apapun jadi keranjingan pakai ‘kartu sakti.’
Membeli kebutuhan pokok di supermarket, minimarket, jajan kopi, makan di restoran, sampai mengisi saldo dompet digital, semua pakai kartu kredit. Padahal ada kartu debit, tapi jarang digunakan.
Kebiasaan seperti ini yang bikin kartu kredit jebol. Tanpa sadar penggunaannya sudah mendekati atau over limit.
Kalau belanja sehari-hari atau yang nominalnya kecil, seperti bayar parkir mobil maupun lainnya, lebih baik pakai uang tunai. Bisa tidak sebanding dengan cicilan utang yang harus Anda bayarkan nantinya.
Jika ingin belanja bulanan, pakai seperlunya saja. Misalnya dimanfaatkan ketika sedang ada promo diskon, cicilan 0%, dan penawaran lain. Jadi bisa lebih berhemat, tidak terlalu boros.
-
Hindari untuk membayar cicilan utang lain
Kartu kredit sebaiknya dihindari untuk membayar utang, termasuk dalam keadaan darurat sekalipun. Misal pembayaran Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kredit Multiguna (KMG), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Jika itu sampai terjadi, istilahnya gali ‘lubang’ tutup ‘lubang.’ Kebiasaan ini bisa membuat Anda terjebak pada kubangan utang. Sebab saat membayar utang pakai kartu kredit, Anda wajib mencicil utang pokok plus bunga hingga lunas.
Utang lain pun masih memiliki kewajiban yang harus dibayar, sehingga utang Anda berkali lipat. Kalau terlambat, bisa kena denda. Jumlah tagihan yang harus dibayar akan semakin besar.
-
Bayar tagihan tepat waktu
Anda perlu memeriksa tagihan kartu kredit untuk mengetahui tanggal jatuh temponya. Keterlambatan pembayaran akan menimbulkan denda dan biaya bunga, di mana semua ini akan membuat tagihan semakin besar.
Hindari hal ini dengan cara yang tepat, yakni dengan mengaktifkan pengingat (alarm) atau autodebet dari rekening gaji, sehingga dapat membuat Anda melakukan pembayaran tepat waktu.
-
Pakai sesuai batas kemampuan
Kartu kredit Anda ada limitnya. Nilainya bisa melebihi gaji bulanan. Jika Anda menggunakannya serampangan, gesek sana sini, maka tanpa sadar bisa melebihi batas kemampuan Anda membayar.
Jika sudah mengalami kondisi demikian, Anda hanya akan terbawa dalam masalah utang yang akan menyulitkan keuangan di masa depan.
Baca Juga: Sambut 2021: Ini Cara Wujudkan Resolusi Keuangan!
-
Jangan habisi limit kredit
Walaupun Anda mendapatkan limit kredit cukup besar dan masih tersedia, bukan berarti harus dihabiskan. Memaksakan diri untuk menghabiskan limit kredit adalah kesalahan besar, apalagi jika Anda memakainya sesuatu yang sifatnya konsumtif, tidak penting.
Bukan hanya gak maksimal, tapi juga berisiko memicu masalah keuangan akibat tagihan kartu kredit yang lumayan besar.
-
Selalu buat rencana belanja
Belanja di luar rencana atau “kecelakaan,” bisa selalu terjadi. Baik itu ketika Anda jalan-jalan, liburan, bahkan saat mengunjungi situs belanja online.
Tanpa sadar, Anda sudah membeli begitu banyak barang. Hal ini malah bisa bikin boros, kemudian pusing membayar cicilannya.
Untuk itu, selalu buat rencana atau daftar sebelum berbelanja. Supaya kartu kredit hanya dipakai membeli barang yang ada dalam recana tersebut.
-
Tutup kartu kredit bila diperlukan
Untuk menghindari khilaf belanja lebih parah, tagihan membeludak, kapok pakai kartu kredit, atau karena tidak ingin punya banyak utang, lebih baik tutup saja kartu kredit Anda.
Mau menutup kartu kredit? Datang langsung saja ke bank. Anda akan leluasa menyampaikan maksud ingin menutup kartu kredit. Sebutkan alasan yang masuk akal, tidak mengada-ada.
Cara lain, membuat permohonan tertulis yang disampaikan melalui fax atau email ke bank penerbit. Dapat juga melakukan permohonan melalui telepon yang direkam oleh pihak bank penerbit kartu kredit. Perekaman percakapan tersebut juga sudah dikonfirmasikan kepada pengguna.
-
Hindari meminjamkan kartu kredit ke siapapun
Apapun alasannya, jangan pernah meminjamkan kartu kredit Anda kepada orang lain. Hal ini untuk mencegah kejahatan pencurian ataupun pembobolan dana.
Sebab Anda perlu menjaga kerahasiaan PIN maupun CVV kartu kredit. CVV merupakan digit angka sebagai fitur keamanan yang biasa ada di kartu kredit VISA dan MasterCard. Biasanya terdiri tiga angka.
Manfaatkan Kartu Kredit untuk Dana Darurat
Di tengah pandemi, sebaiknya berhemat. Mengencangkan ikat pinggang karena ekonomi sedang lesu. Gunakan kartu kredit dengan bijak, seperti kebutuhan dana darurat untuk biaya rumah sakit saat keuangan tiris atau saldo tabungan nol.
Simpan kartu kredit bila tidak diperlukan untuk menghindari Anda dari belanja tanpa rencana.
Baca Juga: 5 Masalah Keuangan yang Bikin Gen Z Was-was dan Cara Mengatasinya