Buat Simulasi Pinjaman Sebelum Ajukan KTA
Ketika sedang membutuhkan dana tambahan untuk modal bisnis, biaya pendidikan, atau bahkan renovasi rumah, KTA bisa jadi solusi alternatif yang bisa digunakan. Kendati demikian, banyak yang masih ragu dan takut mengajukan jenis pinjaman ini.
Alasannya, karena menganggap bahwa prosesnya yang sulit dan perhitungan bunganya yang membingungkan. Hal ini terjadi mungkin banyak yang belum mengerti bagaimana simulasi cicilan pinjaman KTA yang sebenarnya.
Buat kamu yang mungkin juga berpikir serupa, dan ingin membuat simulasi pinjaman KTA lebih dulu sebelum mulai pengajuan. Tak perlu khawatir, dalam artikel ini kamu bisa membuat simulasi pinjaman KTA secara sederhana. Tapi sebelum itu, perhatikan dulu beberapa hal berikut ini.
Baca juga: Pinjaman KTA untuk Renovasi Rumah, Bagaimana Caranya?
Penghitungan Bunga dan Jenis-jenisnya
Simulasi KTA
Umumnya, untuk semua produk kredit ada tiga jenis bunga dengan penghitungan yang cukup berbeda, termasuk kredit tanpa agunan (KTA). Cara penghitungan yang berbeda akan mengakibatkan besaran biaya bunga juga tidak sama, meski suku bunga yang dikenakan sama. Berikut ini beberapa jenis penghitungan bunga.
-
Bunga Flat
Bunga flat merupakan jenis penghitungan bunga paling mudah, karena cicilan pokok, bunga dan cicilan bulanannya sama. Penghitungannya diambil berdasarkan jumlah pinjaman pokok di awal secara proporsional sesuai periode cicilan (tenor) yang dipilih nasabah.
Nilai bunga yang dibayar tetap sama tiap bulan. Pasalnya, biaya bunga diperoleh dari persentase bunga dikali dengan pokok pinjaman di awal. Maka, selama masa pinjaman, jumlah pembayaran cicilan tiap bulan besarnya akan sama dari pokok pinjaman ditambah bunga.
Misalnya, Maria ingin meminjam dana KTA sebesar Rp12 juta dari Bank A yang memberikan bunga flat sebesar 15% per tahun dengan tenor 24 bulan. Maka, penghitungannya:
Cicilan pokok bulanan:
= Pokok pinjaman: tenor pinjaman
= Rp12.000.000 : 24 bulan
= Rp500.000 per bulan
Biaya bunga bulanan:
= (Pokok pinjaman × 15% ): 12 bulan
= (Rp12.000.000 × 15%) : 12 bulan
= Rp150.000 per bulan
Cicilan tetap bulanan:
= Cicilan pokok + biaya bunga
= Rp500.000 + Rp150.000
= Rp650.000 tiap bulan
Jadi, untuk nominal pinjaman sebesar Rp10 juta dalam 24 bulan masa pinjaman, Maria harus membayar cicilan sebesar Rp650.000 tiap bulannya.
-
Bunga Efektif
Secara umum, untuk penghitungan pinjaman dengan suku bunga efektif (sliding rate) dilakukan tiap akhir periode cicilan. Dimana, bunga pinjaman akan dihitung berdasarkan saldo akhir pokok pinjaman bulan lalu.
Sehingga bunga tiap bulan akan selalu berubah sesuai nilai pokok saldo pinjaman terutang. Ini artinya, nilai bunga tiap bulan yang harus dibayarkan oleh debitur akan semakin kecil. Jadi, cicilan per bulan juga akan mengalami penurunan.
Berikut ini penghitungan kredit dengan suku bunga efektif:
Misalnya, Maria ingin meminjam dana KTA sebesar Rp12 juta dari Bank A yang memberikan bunga efektif sebesar 15% per tahun dengan tenor 24 bulan. Maka, penghitungannya:
Cicilan pokok
= Pinjaman pokok : tenor pinjaman
= Rp12.000.000 : 24 bulan
= Rp500.000
Cicilan bunga bulan pertama
= Saldo pinjaman akhir periode x suku bunga : 12
= Rp12.000.000 × 15% : 12
= Rp150.000
Jadi, total cicilan bulan pertama adalah
= Cicilan pokok + cicilan bunga bulan pertama
= Rp500.000 + Rp150.000
= Rp650.000
Cicilan bunga bulan kedua
= Saldo pinjaman akhir periode x suku bunga : 12
= (Rp12.000.000 - Rp650.000) × 15% : 12
= Rp11.350.000 × 15% : 12
= Rp141.875
Jadi, total cicilan bulan kedua adalah
= Cicilan pokok + cicilan bunga bulan kedu
= Rp500.000 + Rp141.875
= Rp641.875
Dilihat dari penghitungan bunga efektif di atas, dapat disimpulkan bahwa cicilan bulan ketiga akan makin kecil dibanding bulan pertama dan begitu seterusnya sampai cicilan lunas.
-
Bunga Anuitas
Pinjaman dengan bunga anuitas merupakan modifikasi dari penghitungan bunga efektif. Bisa dibilang, penerapan jenis suku bunga pinjaman ini akan mempermudah debitur dalam membayar cicilan per bulannya. Pasalnya, cicilan tiap bulannya tetap sama.
Dimana dalam pinjaman dengan suku bunga anuitas, meski cicilan bulanannya tetap tapi komposisi cicilan pokok dan bunga akan berubah setiap periodenya. Ini karena bunga tiap bulan yang mengecil, namun cicilan pokoknya yang naik.
Berikut ini contoh penghitungan untuk bunga anuitas:
Misalnya, Maria ingin meminjam dana KTA sebesar Rp12 juta dengan tenor 24 bulan dari Bank A yang memberikan bunga anuitas sebesar 15% per tahun.
Rumus penghitungan bunga anuitas:
Bunga = SP x i x (30/360)
Dengan keterangan:
- SP : saldo pokok pinjaman di bulan sebelumnya.
- i : bunga per tahunnya.
- 30 : jumlah hari selama satu bulan.
- 360 : jumlah hari selama satu tahun.
Rumus ini kemudian dikembangkan kembali agar bisa mendapatkan nilai sesuai rumus anuitas, yakni:
P x i x [(1+i)xt) / (1+i)t-1)]
Dengan keterangan sebagai berikut.
- P : pokok pinjaman
- i : suku bunga
- t : periode kredit
Maka, penghitungan cicilan per bulan, yaitu:
=Rp12.000.000 × 1,25 % × [(1+1,25%)×24) / (1+1,25%)×24-1)
= Rp581.839,78
Dengan bunga sebesar Rp150.000 dan cicilan pokok sebesar Rp431.839,78.
Penghitungan bunga untuk bulan berikutnya akan mengalami penurunan, karena penghitungan berdasarkan saldo pokok utang yang belum dibayar.
Baca juga: 5 Pertimbangan Penting saat Ingin Mengajukan Pinjaman
Perhatikan Jenis Bunga yang Diterapkan, Baru Ajukan Pinjaman
Setiap penghitungan bunga memiliki cara yang berbeda dalam penerapannya. Meskipun suku bunga tersebut sama, namun berbeda cara penghitungan bisa menyebabkan nominal cicilan per bulan menjadi tidak sama. Jadi, pastikan betul-betul cara penghitungan bunga yang diterapkan oleh pihak bank yang dituju untuk pengajuan pinjaman KTA.
Selain itu, jangan lupa perhatikan biaya lain-lain yang dibebankan oleh pihak bank. Seperti biaya provisi, biaya administrasi, biaya asuransi, dan lain sebagainya. Setelah mengetahui bagaimana dimulai pinjaman KTA dan persyaratan pengajuan pinjaman sudah dilengkapi, kini tinggal ajukan ke bank yang memang memiliki reputasi yang baik.
Semoga bermanfaat.
Baca juga: Cara Menghitung Bunga Deposito, Seperti Apa Rumusnya?