Cara Jadi Pemimpin yang Disukai Milenial, Jangan Kaku!
Banyak perusahaan kini mempekerjakan anak muda, termasuk generasi milenial karena dianggap lebih kreatif dan melek teknologi. Itu karena sekarang era digital, semua bisnis beradaptasi menjadi serba online.
Jika kamu merupakan pemimpin atau atasan kaum milenial ini, tidak perlu berkecil hati meski sudah tergolong senior. Kamu tetap bisa berkomunikasi, membimbing, dan mengarahkan mereka dengan gaya kepemimpinan yang ikut disesuaikan.
Baca Juga: Motivasi Dirimu dengan Kisah 10 Pengusaha Sukses di Indonesia Ini
Pemimpin milenial
1. Jangan jadi pemimpin yang kaku
Generasi milenial tidak suka diatur, apalagi didikte dalam bekerja. Apalagi memerintah dengan gaya bossy walaupun kamu memang bos mereka.
Mereka senang dengan gaya kepemimpinan yang tidak kaku dan hangat. Karena dengan begitu, tercipta keakraban, saling menghargai dan menghormati.
Pemimpin yang seperti ini dapat membangun hubungan baik dalam sebuah tim. Tidak ada jarak, sebab kamu dapat memposisikan diri dengan mereka yang muda-muda.
2. Membimbing ketimbang mengawasi
Milenial mengharapkan pemimpin mereka lebih banyak membimbing, ketimbang mengawasi. Kerja selalu diawasi dan dipantau itu rasanya tidak enak.
Kamu dapat mendorong mereka lebih kreatif dan inovatif dengan menggunakan cara yang bisa membantu pekerjaan. Kamu bisa membagi cara atau metode yang tepat untuk keberhasilan mereka sesuai pengalamanmu.
Atau kamu dapat mempercayakan mereka dalam cara menyelesaikan setiap pekerjaan. Namun bukan berarti dilepas. Ketika di tengah jalan mengalami kebuntuan, kamu dapat membantu mereka.
Baca Juga: 7 Gaya Hidup yang Bikin Kamu Kaya atau Miskin Selamanya
3. Memberikan fleksibilitas dalam bekerja
Milenial senang kebebasan. Tetapi di dunia kerja, tetap ada aturan yang harus mereka taati. Di sinilah peran pemimpin untuk memahami kebutuhan mereka.
Milenial mengutamakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dengan kata lain, bakal suntuk, bosan, jenuh bila seharian bekerja di depan komputer.
Oleh karena itu, kamu sebagai pemimpin hendaknya memiliki sedikit fleksibilitas bagi mereka. Misalnya jam kerja atau tempat kerja yang fleksibel. Sesekali tidak harus bekerja dari kantor, asalkan pekerjaan beres dan tetap kamu pantau.
Pemimpin milenial harus menjadi panutan
4. Mendukung kesempatan belajar atau pengembangan diri
Generasi milenial selalu membuka diri untuk belajar. Mempelajari hal-hal baru yang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mereka.
Waktu mereka bukan hanya dihabiskan untuk berselancar di media sosial saja, tetapi juga membaca buku, mendengarkan podcast, sampai mengambil kursus online.
Pemimpin kaum milenial harus mendukung mereka dalam menggali ilmu, bahkan meningkatkan keahlian sebagai bagian dari pengembangan diri. Sebab, mereka bekerja tidak melulu soal gaji, namun juga pengalaman.
Kalau perlu kamu memfasilitasi mereka dengan berbagai pelatihan, seminar, kursus sesuai dengan bidang pekerjaan dan minat mereka. Ini semua bukan hanyak akan membuat mereka loyal terhadap kamu dan perusahaan, tetapi juga mendapatkan karyawan yang andal.
Baca Juga: Conversion Rate Optimization Specialist: Ini Tugas Hingga Keahlian yang Wajib Dimiliki
5. Punya tujuan yang jelas dan rasional
Milenial termasuk generasi yang kritis. Semua harus ada alasannya. Pun dengan tujuan dan target perusahaan yang hendak dicapai agar mereka bekerja secara terarah.
Untuk itu, kamu sebagai pemimpin, perlu menjelaskan tujuan yang jelas dan rasional. Apa visi misi kamu dalam bekerja, membawahi mereka, termasuk visi misi perusahaan.
Jika tujuan tidak jelas dan terkesan mengawang-awang, mereka pasti akan mengkritisinya, bertanya sampai mendapatkan jawaban yang menurut mereka logis.
6. Bersikap adil dan bijaksana
Sifat yang satu ini memang harus ada dalam diri setiap pemimpin. Apalagi buat pemimpin kaum milenial.
Contoh kasus, pemimpin harus bisa berlaku bijak dalam mengambil suatu keputusan. Tidak boleh berat sebelah dan hanya menguntungkan satu pihak saja.
Sebenarnya makna bijaksana cukup luas. Berhati-hati dalam bertindak dan tidak mementingkan diri sendiri juga, termasuk dalam sifat bijaksana.
Oleh sebab itu, kamu harus bersikap adil dan bijaksana agar disukai bawahan. Jika tidak, milenial tidak akan segan-segan resign mencari perusahaan atau atasan lain yang lebih baik. Itu karena sifat milenial yang berani mengambil risiko.
Jadilah Pemimpin Panutan untuk Milenial
Menjadi pemimpin milenial memang susah-susah gampang. Paling penting adalah melakukan pendekatan secara komunikasi dan perhatian khusus agar disukai bawahan milenial.
Jadilah seperti mentor, bukan bos yang killer hanya bisa menyuruh tanpa memberi solusi. Kamu akan lebih dihormati, dihargai, disegani, bahkan menjadi pemimpin idaman bagi mereka.
Baca Juga: Marketing Communication: Pengertian, Strategi, serta Langkah Tepat untuk Melakukannya