Cara Membicarakan Keuangan dengan Pasangan atau Anggota Keluarga Tanpa Drama
Membicarakan soal keuangan kerap dihindari banyak orang. Topik yang satu ini seringkali dianggap tabu. Seringkali, kebanyakan orang akan bingung, canggung, sungkan dan risih terkait cara membicarakan keuangan tanpa harus menyulut pertengkaran.
Padahal, membicarakan keuangan dengan orang-orang terdekat, seperti orang tua, anak, pasangan, dan sahabat bisa sangat bermanfaat bagi keuanganmu serta kelangsungan hidupmu secara keseluruhan.
Alasan Harus Membicarakan Keuangan
Sebelum membahas soal cara membicarakan keuangan tanpa harus bersitegang atau menimbulkan drama, ada baiknya untuk memahami terlebih dahulu perihal alasan harus membicarakan keuangan. Mengapa membicarakan soal keuangan penting untuk dilakukan?
Secara umum, membicarakan perihal keuangan bermanfaat untuk membantumu meraih masa depan yang lebih baik, meningkatkan taraf hidup agar lebih berkualitas, mencapai tujuan keuangan yang ditargetkan, hingga terhindar dari kejatuhan finansial dan kemiskinan.
Selain itu, terdapat sejumlah manfaat lainnya yang bisa kamu dapatkan dari berdiskusi soal keuangan dengan keluarga, pasangan dan orang terdekatmu, seperti:
1. Memudahkanmu Mencapai Financial Goals yang Ditargetkan
Membahas soal keuangan bersama dengan keluarga atau pasangan dapat membantu hubungan dan hidup kalian maju dan lebih cepat mencapai target dengan lancar. Sebagai contoh, misal salah satu tujuan keuanganmu adalah melunasi hutang, membuat anggaran, menabung, hingga berinvestasi dalam jumlah tertentu.
Dengan membicarakan keuangan bersama, alih-alih menghambat dan menghalangi, kamu dan orang-orang terdekatmu dapat saling mendukung untuk mencapai tujuan.
Layaknya peribahasa “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”, kamu akan lebih mudah dan terarah bekerja sama sebagai tim dalam mencapai tujuan keuangan bersama, baik untuk jangka pendek maupun panjang.
2. Melindungi Dirimu Secara Finansial
Akan sulit rasanya sewaktu menyaksikan anggota keluarga, pasangan, atau orang terdekatmu bergumul dengan masalah finansial. Namun, bila keuangan mereka berkaitan dengan keuanganmu sendiri, maka tak ayal kamu pun akan terkena imbas buruknya.
Kesalahan finansial mereka bisa berdampak buruk tak hanya pada kondisi finansialmu, tapi juga kesehatan kreditmu—demikian juga sebaliknya. Misal, sebagai contoh, dalam hubungan anak dan orang tua.
Jika salah satunya berhutang, bisa jadi pihak yang lainnya terpaksa harus ikut membantu menanggung pelunasannya. Kasus seperti ini juga kerap terjadi dalam dinamika hubungan rumah tangga, ketika suami berutang dan istri pun harus ikut menanggung akibatnya.
3. Membantumu Jadi Lebih Berhemat dan Earn Smart
Besar kemungkinan, kamu akan mendapatkan banyak tips and trick tertentu agar lebih sukses finansial, baik dalam hal berhemat maupun mendapatkan income. Saat aktif berdiskusi terkait financial issues, kamu akan mendapatkan banyak masukan mengenai sejumlah taktik neraca keuangan yang belum diketahui.
Pada umumnya, banyak di antara kita yang menghadapi pengeluaran yang serupa, seperti pemenuhan biaya pangan, sandang, papan, dan kebutuhan primer, sekunder, tersier lainnya. Kebanyakan orang juga menghadapi sejumlah tagihan, kredit rumah dan kendaraan, asuransi kesehatan, asuransi mobil, dan lain sebagainya.
Bercakap-cakap seputar keuangan tentunya dapat menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan, literasi keuangan, hingga mungkin peluang baru bagimu.
4. Membuat Hubungan Jadi Lebih Rukun, Harmonis, dan Langgeng
Masalah keuangan bisa memicu banyak pertikaian dan meretakkan hubungan. Bahkan, mengacu pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS), masalah ekonomi menjadi salah satu faktor utama penyebab perceraian di Indonesia. Untuk itu, membicarakan keuangan tentunya dapat menyelamatkan hubungan.
Bersikap terbuka dan jujur berkomunikasi perihal keuangan bisa menjaga hubungan tetap rukun, akur, harmonis, dan langgeng. Memang akan menjadi sulit jika salah satu dari pihak pasangan suami istri berpenghasilan lebih rendah, dengan spending habit sangat boros misalnya.
Namun, dengan berdiskusi, besar kemungkinan semua pihak dapat menemukan titik temu untuk solusi, atau setidaknya menyamakan visi misi terkait keuangan bersama. Dengan begitu, hubungan bisa jadi lebih rukun, kompak dan selaras dalam kedamaian. Potensi bersitegang akibat masalah keuangan pun bisa dihindari.
5. Membantumu Mengurangi Stress dan Kecemasan
Kekhawatiran akan kondisi ekonomi dan uang membuat banyak orang cemas serta tertekan. Namun, jika mendiskusikannya dengan orang terdekat, niscaya beban pikiran pun bisa berkurang.
Rincian perihal keuangan yang bisa didiskusikan meliputi menyamakan persepsi dan value akan uang, membahas spending habit agar lebih hemat, menabung, melunasi hutang, menambah pemasukan, anggaran bulanan, mengumpulkan dana darurat, biaya kesehatan, asuransi jiwa, warisan hingga surat wasiat, dan lainnya.
6. Membuat Masa Sulit Jadi Lebih Mudah dan Terhindar dari Masalah
Agar sisa hidup jadi lebih tenang tanpa terlalu banyak tuntutan, beban masalah dan tekanan, keuangan perlu didiskusikan. Bersikap terbuka, praktis, realistis, dan adil antara semua pihak memang diperlukan.
Membicarakan keuangan bisa membuat masa sulit terasa lebih mudah, bahkan bisa membuatmu terhindar dari masalah. Dalam banyak kasus, suami yang berpulang tidak meninggalkan warisan, tapi utang yang harus dilunasi oleh istri dan anak-anaknya. Sang suami rupanya berhutang tanpa sepengetahuan pihak istrinya.
Dalam kasus keluarga lainnya, anak-anak kaget karena tempat tinggal mereka disita setelah kematian orang tuanya. Ternyata, rumah tersebut telah dijadikan jaminan (digadaikan).
Dalam kasus yang lainnya, istri dan anak kehilangan hak atas sejumlah warisan tanah dan rumah setelah kematian sang suami. Hal ini diakibatkan karena tak ada komunikasi terbuka mengenai kepengurusan aset dan keuangan secara transparan, termasuk surat-suratnya.
Belajar dari sekian masalah keuangan tersebut, berbicara soal keuangan secara terbuka adalah hal penting yang harus dilakukan bersama keluarga dan pasangan.
Lantas, Bagaimana Cara Efektif Membicarakan Keuangan?
Agar suasana lebih nyaman dan kondusif membicarakan keuangan dengan pasangan/ keluargamu, lakukan persiapan dan simulasi mental terlebih dahulu terkait cara membicarakan keuangan yang terbaik.
Dengan begitu, kamu pun lebih percaya diri memegang kendali saat berkomunikasi dengan mereka. Berikut sejumlah cara membicarakan keuangan yang bisa dilakukan untuk memulai diskusi dengan pasangan atau anggota keluargamu:
1. Sampaikan Tujuan Keuangan Pribadi
Cara termudah untuk memulai pembicaraan keuangan adalah menyampaikan tujuan keuangan pribadimu. Kamu bisa mengemukakan duluan terkait apa saja tujuan dan target keuanganmu. Bagikan apa saja cita-cita dan target keuanganmu secara terbuka.
Setelahnya, kamu bisa menanyakan pendapat lawan bicara perihal goals keuanganmu. Di sinilah kamu bisa memancingnya untuk secara terbuka berbagi mengenai tujuan keuangannya.
2. Buatlah Money Goals Bersama
Mempunyai tujuan keuangan bersama bisa membantumu dan pasangan/keluarga tetap bertanggung jawab sebagaimana orang dewasa yang matang. Tentukan dan sebutkan apa saja usul money goals yang ingin dituju secara spesifik.
Misal, kamu ingin kalian menabung untuk biaya pernikahan dalam 1 tahun ke depan, beli rumah dalam waktu 3 tahun, melunasi semua utang dalam waktu 2 tahun, ganti mobil dalam waktu 6 bulan, mengumpulkan dana darurat sebesar Rp87 juta atau dana untuk pensiun usia 50 tahun dan lainnya.
3. Bersikaplah Terbuka Soal Bagaimana Kamu Menyikapi Keuangan
Setelah berbagi financial goals pribadimu, ajaklah pasangan atau keluargamu membuat tujuan keuangan bersama. Bersikaplah jujur dan ungkapkan bagaimana caramu menyikapi uang serta ekspektasimu. Salah satunya seperti bagaimana kamu ingin lawan bicaramu menyikapi uang.
Di tahapan ini, kamu bisa menyesuaikan visi misi bersama dalam hal finansial. Karena penting untuk diingat, jangankan dengan pasangan, bahkan orang tua dan anak pun, bisa memiliki prioritas serta value yang bagaikan bumi dan langit terkait visi misi keuangannya.
Sebagian orang tak keberatan memaksakan diri berhutang demi untuk mendongkrak gengsi atau status sosial ekonomi. Sementara yang lainnya bersedia mengorbankan prestige karena lebih mengutamakan financial freedom sebagai prioritas.
Oleh sebab itu, menyamakan persepsi, value dan visi misi keuangan merupakan win-win solution demi tercapainya money goals bersama dalam damai, dengan kompak. Kamu dan lawan bicara bisa mengambil jalan tengah terbaik yang adil untuk menyikapi perbedaan terkait spending, shopping, dan lainnya.
4. Hindari Saling Menyalahkan
Sebagian orang akan lebih mudah tersulut emosi ketimbang yang lainnya. Untuk itu, penting bagimu menyampaikan maksud dengan lemah lembut. Berbicaralah dengan nada netral yang damai, tidak menyerang apalagi menyalahkan.
Pastikan semua pihak bersikap masuk akal, adil, realistis, dan bertanggung jawab demi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Bila terdapat kesalahan dalam keputusan keuangan yang sudah terlanjur terjadi, ambil hikmahnya.
Susun langkah baru untuk segera memperbaiki dampak buruk yang terjadi. Cara membicarakan keuangan tak perlu menggunakan urat atau terlalu serius. Sebaliknya, sampaikan kritik dengan santun dan respek—lebih bagus lagi jika feedback tersebut disertai dengan solusi yang masuk akal.
Hendaknya, kamu dan pasangan/keluarga bisa saling merangkul mengingat kalian adalah tim yang seharusnya kompak bekerja sama demi tercapainya kesejahteraan dan keselamatan keuangan bersama.
5. Susun Strategi Keuangan Bersama
Terakhir, buatlah rencana dengan langkah kecil yang paling mudah, realistis, kondusif, dan manageable terlebih dahulu. Misal, seperti membayar tagihan tepat waktu hingga menyisihkan sekian persen dari penghasilan untuk emergency fund dan sinking fund.
Hindari membuat target yang terlalu muluk agar tetap realistis dan tidak overwhelming. Ikuti 5 metode SMART GOALS agar lebih mudah mencapai target:
- S - Specific (Khusus),
- M - Measurable (Terukur),
- A - Achievable (Dapat dicapai),
- R - Relevant (Sesuai),
- T - Timebound (Batas waktu).
Tetapkan tujuan keuangan yang dapat dicapai secara spesifik dan terukur, sesuai keadaan serta kemampuan, tentukan juga kapan batas waktu pencapaiannya. Itulah sebabnya kamu dan pasangan/keluargamu perlu duduk diskusi menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang keuangan kalian secara bertahap dan berkelanjutan.
Cara Mengakhiri Pembicaraan
Untuk mengakhiri pembicaraan, buatlah kesimpulan, komitmen, dan kesepakatan terbaik yang menentukan langkah nyata menyoal keuangan bersama. Langkah ini bisa berupa melakukan financial check ups bersama hingga membuat anggaran keuangan bersama, seperti join membuka rekening tabungan bersama di bank tertentu.
Selanjutnya, kamu juga bisa menetapkan strategi dan keputusan keuangan selanjutnya yang akan diambil. Perencanaan keuangan bersama pasangan dan keluarga memerlukan komitmen yang berkelanjutan dari seluruh pihak yang terlibat.
Agar langkah tetap terarah di jalur yang tepat, mulailah menetapkan target keuangan bersama yang kecil terlebih dahulu. Setelahnya, berprogress lah secara bertahap.
Cara Menanggapi Reaksi Negatif
Pasangan atau keluargamu belum tentu bereaksi positif. Bisa jadi, mereka malah defensif atau memberikan respon negatif lainnya. Itulah sebabnya kamu perlu siap mengantisipasi jika itikad baikmu tidak ditanggapi sesuai ekspektasi.
Alih-alih ikut terbawa emosi, tetap sabar dan hadapilah dengan kepala dingin. Pastikan lawan bicara tidak merasa disalahkan atau diserang. Pastikan lawan bicaramu memahami maksud baikmu, bahwa diskusi keuangan ini dapat membantu keuangan kalian jadi lebih makmur dan sejahtera—bukan untuk mencari ribut apalagi menyulut drama.
Dengan mengidentifikasi potensi masalah keuangan sedini mungkin, niscaya kejatuhan finansial atau problem ekonomi lainnya pun bisa dicegah dan diantisipasi.
Bagaimana Jika Seseorang Mengendalikan Keuanganmu?
Apa yang sebaiknya dilakukan saat seseorang mengendalikan keuanganmu, berutang atas namamu, atau menghalangimu untuk menjadi mandiri secara finansial? Hal ini dikenal dengan kekerasan, pelecehan atau penyalahgunaan keuangan (financial abuse/economic abuse).
Financial abuse/economic abuse ini bisa terjadi pada siapa saja. Membicarakan soal keuangan dengan pihak yang mengontrol keuanganmu seringkali sulit dan tak mudah.
Untuk itu, lakukan-langkah pencegahan dengan menetapkan batasan keuangan. Segera bicarakan baik-baik mengenai hal itu dengan pihak yang mengendalikan kemandirian keuanganmu.
Pertahankan hak dan otonomimu. Dapatkan nasihat keuangan atau libatkan pihak ketiga yang sekiranya bisa membantumu segera keluar dengan selamat dari situasi problematis tersebut.
Membicarakan Keuangan Memang Tidak Mudah
Itulah pembahasan mengenai cara membicarakan keuangan yang tak pernah mudah. Amankanlah keuanganmu dari hal-hal yang tidak terduga, seperti utang yang menumpuk bahkan misplanning. Jadikan orang-orang sekitarmu financial advisor pribadimu.