Meninjau Profil Changpeng Zhao, Pendiri Binance yang Raup Keuntungan dari Industri Kripto
Changpeng Zhao alias CZ ialah pengusaha, investor dan software engineer berdarah Tionghoa. Sebagai eksekutif bisnis kenamaan, ia mendirikan dan menjabat posisi CEO Binance, bursa mata uang kripto terbesar skala internasional di tahun 2017.
Binance sendiri merupakan pertukaran cryptocurrency paling besar yang ada di dunia. Sebelumnya, CZ diketahui sebagai anggota tim pengembang Blockchain.info. Selain itu, CZ juga sempat menjadi kepala pengembangan teknologi di OKCoin, sebelum akhirnya mencetuskan Binance.
Changpeng Zhao lahir di Jiatsu, China, pada tahun 1977 silam. Meski begitu, CZ adalah warga negara Kanada yang terakhir dikabarkan tengah menetap di Dubai, Uni Emirat Arab. Hingga Agustus 2023, Forbes menyebutkan kekayaan bersihnya telah mencapai 10,2 miliar Dollar AS, yang setara dengan kurang lebih Rp156 triliun.
Baca Juga: Cryptocurrency: Pengertian, Jenis dan Cara Investasi Kripto
Seorang Pekerja Keras dan Mandiri
Changpeng Zhao (CZ)
CZ adalah putra dari seorang ayah yang bernama Shengkai. Ayahnya yang seorang profesor merupakan intelek pro-borjuis. Bahkan, mengutip Liputan6 dan Maclean, sang ayah sempat diasingkan untuk sementara setelah Changpeng Zhao lahir.
Ketika beranjak remaja tepatnya di umur 12 tahun, CZ tinggal di Vancouver, Kanada pada tahun 1989. Di sana, ia harus bekerja keras dan belajar hidup lebih mandiri. Demi mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidupnya, ia bekerja serabutan serta mengambil sejumlah part-time jobs.
Salah satunya di McDonald’s pada siang hari. Pada saat itulah dia mendapat nama julukan “CZ”. Karena gajinya tak seberapa besar dan biaya rumah tangga terbilang tidak murah, CZ harus bekerja ekstra. Alhasil, CZ pun kerap mengambil shift malam dan bekerja di pom bensin Chevron.
Pindah ke Montreal dan Belajar Ilmu Komputer
Setelah tamat SMU di tahun 1995, CZ pindah ke Montreal, Quebec. Di sanalah ia mulai belajar Ilmu Komputer di Universitas McGill. Changpeng Zhao menempuh pendidikan di McGill University School of Computer Science setelah keluar dari Jurusan Biologi.
Adapun ketertarikannya pada Ilmu Komputer karena ayahnya membelikan komputer 286 DOS dengan harga 7.000 Dollar AS. Di tahun 2000, CZ magang di Bursa Efek Tokyo dan akhirnya keluar dari kampus. Ia akhirnya bekerja secara penuh waktu di sana.
Mulai Kembangkan Software dan Masuki Ranah Fintech
Changpeng Zhao lantas merambah ranah keuangan dan teknologi (fintech) dan mengembangkan software untuk Bloomberg Professional Service di tahun 2001-2005.
Ia belakangan juga menjadi coder dan bekerja keras dalam membangun sistem perdagangan frekuensi tinggi untuk Wall Street. Memasuki 2005, CZ kembali ke China dan menetap di Shanghai.
Selain itu, ia mendirikan sebuah perusahaan konsultan IT serta bisnis Fusion Systems dan Bijie Tech serta pindah ke Singapura. Bijie Tech sendiri merupakan penyedia layanan pertukaran berbasis cloud.
Sambil mengembangkan bisnis tersebut, ia juga menyusun langkah untuk mendirikan Binance, bisnis pertukaran mata uang kripto. Hingga akhirnya Binance pun berhasil direalisasikannya di tahun 2017.
Binance Sukses Besar dalam Waktu yang Terbilang Singkat
Laporan Reuters mengungkapkan, Changpeng Zhao ialah sosok leader yang berkomitmen pada kerahasiaan, kuat dan berfokus mendominasi pasar. Ia membentuk tim kerjanya dengan sangat ketat.
Changpeng Zhao diketahui hanya bersedia terlibat dengan mereka yang pernah bekerja dan belajar di Negeri Tiongkok. Mereka jugalah yang dia percaya untuk menempati posisi penting di dalam struktur perusahaan Binance.
Selain itu, ekspansi bisnisnya pun terbilang berkembang dengan sangat pesat. Binance tumbuh menjadi salah satu bursa kripto paling besar menurut volume perdagangan hariannya.
Perusahaan CCData meneliti, Binance terus meroket dan menyumbang kurang lebih 60% volume perdagangan kripto global hanya dalam waktu setengah tahun saja. Hanya dalam jangka waktu tujuh bulan, Binance sukses menjadi bursa pertukaran kripto terkemuka dunia.
Kekayaan Melesat Tajam Bersama Binance
Binance
Perusahaan Binance besutan CZ sanggup melayani hingga 1,4 juta transaksi setiap detiknya. Tak hanya itu, setiap detiknya, Binance juga berhasil menarik 6 juta pengguna.
Binance beroperasi dengan global dengan nilai lebih dari 10 miliar Dollar (setara Rp149,2 triliun) dalam perdagangan spot. Angka tersebut setara Rp746 triliun dalam skala perdagangan derivatif.
Alhasil, Changpeng Zhao pun berhasil mengumpulkan 15 juta Dollar AS melalui penawaran koin perdananya. Di tahun 2022, Binance diketahui memfasilitasi perdagangan spot 5,3 triliun Dollar AS.
Dan nyatanya, jumlah ini lebih dari dua pertiga seluruh volume yang ditangani oleh bursa kripto pusat. Adapun dalam operasional bisnisnya, Binance diketahui berpusat di Cayman Island. Sementara untuk kantor pusatnya sendiri terletak di Singapura.
Di tahun 2023, halaman Forbes menetapkan Changpeng Zhao sebagai orang terkaya ke-167 di dunia. Sementara di tahun 2021, ia sempat menduduki peringkat ke-22 orang terkaya dalam daftar Singapore’s 50 Richest meski tak lama.
Pindah dari Singapura dan Menetap di Dubai
Changpeng Zhao belakangan memutuskan untuk pindah dari Singapura ke Dubai di akhir tahun 2021. Di salah satu kota besar Uni Emirat Arab tersebut, CZ menyewa sebuah kantor dan memasuki era baru dari kelangsungan bisnis terbesarnya, Binance.
Selain itu, ia juga mempunyai sebuah minivan serta apartemen di sana. Melansir laporan Bloomberg, CZ bahwa dirinya sangat menyukai tempat yang memiliki keragaman budaya. Di samping itu, menurutnya, Dubai pun “sangat pro-kripto”.
Sebelumnya, Changpeng Zhao sempat tinggal di Singapura dari tahun 2019-2021. CZ sempat mengucurkan dana hingga ratusan juta Dollar untuk berinvestasi di ranah bisnis yang ditolak keras di Inggris, Amerika Serikat, serta China.
Tersandung Kontroversi 13 Tuduhan Pelanggaran di Amerika Serikat
Laju bisnis Binance melesat dengan kencangnya. Binance sempat melayani perdagangan kripto hingga tembus 10 miliar Dollar AS setiap harinya. Nama Changpeng Zhao pun memang menjadi salah satu pemain terkuat dalam industri bisnis kripto.
Namun kiprah usahanya itu kerap diwarnai dengan sejumlah kontroversi. Selang empat tahun setelah berjaya dengan bisnisnya di Binance, CZ mengalami masalah. Changpeng Zhao dituduh melanggar sebanyak 13 aturan oleh Amerika.
Salah satunya yaitu menipu regulator serta meraup untung besar dari investor kripto Amerika. Ia dan bisnisnya di Binance diduga mencampurkan uang milik nasabah. Kemudian uang tersebut ditempatkannya berdasarkan kepentingan pribadi.
Hasil penyelidikan Chainalysis Inc menuturkan, terdapat banyak dana yang berkaitan dengan kriminalitas yang mengalir melalui Binance ketimbang dengan bursa pertukaran kripto yang lainnya. Baik CZ maupun Binance terjerat 13 pelanggaran menurut Komisi Bursa dan Sekuritas AS, atau SEC. Sejak Juni 2023, Binance telah dibekukan di Amerika Serikat.
Baca Juga: Alpha Finance, Platform DeFi CrossChain yang Ingin Menghadirkan Token ALPHA ke Beragam Blockchain
Soal Red Notice dan Jadi Buronan Interpol Ternyata Hoax
Binance masih tersandung masalah pengawasan dan investigasi pengaturan di wilayah Asia, Amerika Serikat serta Eropa. Binance dan CZ diduga telah melakukan pencucian uang dan penipuan, walaupun pihak mereka telah membantah tuduhan tersebut.
SEC Amerika Serikat menuduh Binance menggelapkan aset nasabah sebesar 11 miliar Dollar AS (Rp164 triliun). Uang itu dialirkan ke kas salah satu perusahaan Changpeng Zhao, yaitu Merit Peak.
Perusahaan yang berlokasi di Seychelles, Afrika Timur ini merupakan perusahaan perdagangan aset keuangan. Kendati begitu, pihak Binance bersiteguh perusahaannya telah patuh dan tunduk sesuai ketentuan hukum di wilayah operasional bisnis mereka.
Selain itu, beredar pula desas-desus yang mengungkapkan CZ menjadi buronan Interpol. Berbagai media massa memberitakan CZ telah menerima Red Notice. Kabar ini awalnya berasal dari podcast UpOnly yang dibawakan oleh Cobie (Jordan Fish).
Jordan Fish alias Cobie melalui akun Twitter (kini berganti nama menjadi X), mengunggah tweet terenkripsi Red Notice menurut laporan Cryptoslate. Walaupun begitu, Binance dan CZ masih tetap membantah dan mengatakan kepada The Block bahwa itu hanyalah rumor.
Menurut penelusuran Cermati di halaman resmi Interpol, tidak juga ditemukan nama Changpeng Zhao dalam daftar buronan yang menerima Red Notice.
Binance Telah Diblokir di Indonesia Sejak Agustus 2022
Melalui cuitannya di Twitter (X), CZ terakhir memastikan bahwa isu dirinya adalah buronan itu merupakan informasi bohong. Ia menambahkan, rumor itu didalangi oleh influencer serta media kripto yang digawangi CEX (Centralized Exchange)—yang adalah saingan Binance.
CZ menandaskan, menyerang pemain lain dalam industri kripto itu sama saja dengan merugikan diri sendiri. Sebaliknya agar industri kripto bisa kian menyerang, ia berharap agar semua pihak dapat bersatu—bukannya saling menjatuhkan.
Berdasarkan laporan Bloomberg, CZ mempunyai kepemilikan cryptocurrency pribadi dalam Binance Coin dan Bitcoin. Di tahun 2021, menurutnya, Binance mempunyai lebih dari 90 juta pengguna.
Dengan kesuksesannya, kekayaan CZ masih cukup besar dari Bitcoin. Apalagi setelah dirinya membeli mata uang digital sebesar 1 juta Dollar AS, yang ketika itu harganya hanya 600 Dollar per unit.
Changpeng Zhao menempati peringkat ke-56 orang terkaya di dunia versi Bloomberg Billionaires Index, dengan estimasi kekayaan 26,3 miliar Dollar AS per Agustus 2023. Lantas bagaimana dengan nasib Binance di Indonesia?
Diketahui, pihak Badan Pengawas Berjangka Komoditi (Bappebti) menyebutkan bahwa operasional Binance di Indonesia diblokir oleh Kominfo. Adapun putusan terkait telah efektif berlaku sejak Agustus 2022 lalu.
Binance diblokir di RI lantaran pihak mereka tidak mendaftarkan diri kepada otoritas, tidak mempunyai badan hukumnya sendiri di negara ini, dan tidak mengantongi izin Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dari Kominfo.
Baca Juga: Bukan Sekadar Slogan, Ini Pengertian To The Moon Sebagai Istilah di Dunia Cryptocurrency