Ciri-ciri Karyawan Tidak Profesional, Bikin Masa Depan Suram
Dunia kerja sangat keras. Berbeda dengan dunia kampus atau sekolahmu dulu yang apa-apa disuapi guru atau dosen. Kamu dituntut profesional dalam bekerja.
Mengerahkan segala kemampuan, kompetensi, keahlian, dan keterampilan yang dimiliki untuk menghasilkan yang terbaik. Membantu perusahaan mencapai target, visi, dan misinya.
Sadar atau tidak, atasanmu akan selalu memantau dan mengawasi setiap tindak tandukmu sepanjang waktu. Bukan hanya soal tugas dan tanggung jawab, tetapi juga perangai, sikapmu sehari-hari di kantor.
Dari semua ini, akan terlihat apakah kamu karyawan yang kompeten dalam bekerja atau tidak. Jadi hindari 6 hal berikut ini jika kamu ingin dicap profesional dan kompeten di kantor:
Baca Juga: Kartu Prakerja Bisa Dicabut, Ketahui Penyebabnya sebelum Mendaftar
-
Pilih-pilih pekerjaan
Setiap karyawan yang ditempatkan di divisi manapun, pasti sudah punya tugas dan tanggung jawab masing-masing. Namun jika kamu sukanya pilah pilih pekerjaan, maka akan dianggap tidak berkompeten.
Misalnya bos menyuruh mengerjakan pekerjaan A, tetapi kamu meminta menggarap pekerjaan B dengan alasan tertentu. Terlepas pekerjaan lain yang kamu pilih lebih sulit atau sebaliknya, judulnya kamu ogah melaksanakan apa yang diperintah atasan.
Hal ini akan menjadi poin minus di mata bos. Bisa saja bos tidak lagi respek kepadamu, dan malah tidak memberimu pekerjaan sama sekali.
-
Menolak perintah bos
Kalau yang ini betul-betul menolak. Diperintahkan bos untuk menyelesaikan suatu tugas, namun tidak mau. Jurusnya mengeluarkan seribu alasan, supaya bos berubah pikiran dan memberinya tugas lain yang sesuai keinginannya.
Tentu saja ini bukan sikap profesional dari karyawan. Apalagi jika dilakukan terus menerus, maka kompetensimu bakal dipertanyakan. Dicap bahwa kamu memang tidak becus bekerja.
-
Sering tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai deadline
Umumnya pekerjaan di kantor memiliki deadline. Akan tetapi kamu selalu saja tidak dapat menyelesaikannya tepat waktu. Tugas A deadline Jumat minggu ini, namun molor jadi minggu depan.
Kalau ditanya, banyak alasan. Laptop mati, koneksi internet jelek, ada keluarga sakit, atau alasan lain untuk membela diri. Masalah ini terus terjadi berulang kali.
Pantaslah bila rekan kerja maupun atasan akan menilai kamu bukan orang yang profesional dan kompeten dalam bekerja. Konsekuensi dari buruknya penilaian tersebut adalah kamu dipecat atau diminta mengundurkan diri.
-
Manja dan tidak berusaha dengan keras
Dalam dunia kerja, tak ada bermanja-manja. Kamu harus mandiri. Berusaha dengan keras menyelesaikan setiap tugas dan tanggung jawab.
Bila kamu masih bersikap kekanak-kanakkan, apa-apa menunggu arahan dari atasan, tidak ada inisiatif, saat bekerja selalu minta bimbingan, dan tidak mencari solusi atas kendala yang dihadapi, maka itu artinya kamu jauh dari kompeten.
Misalnya bekerja membuat artikel. Seharusnya kamu berusaha mencari bahan atau sumber untuk dijadikan tulisan. Bukan menunggu bahan tulisan dari atasan.
Jika ada kesulitan dalam menulis pun, dicari sendiri solusinya lebih dulu sebelum bertanya ke atasan.
-
Sering tidak masuk kerja
Sedikit-sedikit izin tidak masuk kerja. Alasannya ada saja, ya karena sakit, ada keluarga yang sakit, mengantar keluarga mudik, dan lainnya.
Padahal kamu kerja dengan tim. Salah satu rekan bolos, maka berpengaruh pada kinerja keseluruhan tim. Menjadi terganggu dan tidak sesuai dengan rencana yang sudah disusun sejak awal.
Saat kamu sering tidak masuk kerja, atasan dan perusahaan akan melihat ini sebagai sikap yang tidak profesional. Apalagi untuk urusan pribadi yang tak jelas.
Sebetulnya perusahaan punya aturan batasan toleransi izin tidak masuk kerja. Jika lebih dari batas tersebut, bakal kena surat peringatan atau pemotongan gaji.
-
Maunya satu tim dengan teman dekat saja
Sejak awal kamu dituntut perusahaan untuk mampu bekerjasama dengan tim. Siapapun rekan kerjamu di satu tim, harus diterima. Namun ada saja yang sukanya pilih-pilih tim.
Maunya satu tim dengan rekan kerja yang sepaham denganmu, yang selalu mengikuti perintahmu, atau rekan kerja yang mudah dipengaruhi.
Jika kamu seperti itu, akan menghambat kelancaran kerja tim. Tidak mau membuka diri untuk rekan kerja yang lain. Bukannya bekerja dengan maksimal, malah sibuk mengurus siapa-siapa rekan yang akan bergabung di tim kamu.
Ini jelas sangat tidak berkompeten dan tidak profesional. Orang-orang seperti demikian, tidak disenangi rekan kerja lainnya.
Baca Juga: Ingin Menanyakan Lowongan Melalui WhatsApp? Pertimbangkan ini Dulu