Berisiko Kacaukan Ekosistem Crypto, Ini Pengertian Crypto Winter dan Beragam Dampak Buruknya
Dunia crypto dikenal sebagai salah satu teknologi yang memiliki perkembangan begitu pesat selama 1 dekade terakhir. Bukan tanpa alasan, tidak sedikit orang menganggap jika aset digital ini memiliki masa depan yang cerah dan diyakini akan menjadi bagian hidup masyarakat modern nantinya.
Tapi, tahukah kamu jika dalam dunia crypto dikenal suatu fenomena yang ditengarai mampu memberi dampak buruk terhadap ekosistemnya dalam jangka panjang? Fenomena tersebut dikenal dengan istilah Crypto Winter, yang tentunya perlu dipahami oleh setiap orang yang memutuskan untuk terjun ke industri aset digital tersebut.
Yang menjadi pertanyaan, apa pengertian Crypto Winter dan penyebab terjadinya fenomena tersebut? Tak kalah pentingnya, apa saja dampak yang ditimbulkan oleh fenomena tersebut dan cara terbaik untuk mengantisipasinya? Nah, jika kamu ingin tahu pembahasan lebih lanjutnya, simak penjelasan lengkap tentang fenomena Crypto Winter sebagai berikut.
Pengertian Crypto Winter
Jadi, apa yang sebenarnya dimaksud dengan Crypto Winter itu? Pada dasarnya, Crypto Winter mengacu pada suatu fenomena terkait jatuhnya nilai atau harga mata uang crypto pada pasar secara berkepanjangan dan drastis. Selama periode waktu tertentu, nilai mata uang crypto yang dominan akan terus mengalami penurunan dan anjlok sehingga bisa disebut sebagai fenomena Crypto Winter.
Sebagai contoh, pada pertengahan tahun 2022 lalu, tepatnya di bulan Juni, nilai dari token Bitcoin atau BTC mengalami penurunan signifikan, hingga mencapai 53,73% semenjak 3 bulan sebelumnya. Hal serupa di waktu yang sama juga terjadi pada token Ethereum atau ETH yang anjlok hingga lebih dari 64 persen semenjak bulan April.
Istilah Crypto Winter juga bisa dipahami sebagai kondisi di mana nilai aset crypto memasuki masa bearish sangat lama. Dalam kata lain, fenomena ini mengindikasikan performa dari hampir semua aset crypto mengalami penurunan hingga membuat sentimen yang mempengaruhi industri tersebut terkesan gelap selayaknya musim dingin.
Meski begitu, pahami jika tidak semua masa bearish pada aset crypto merupakan Crypto Winter. Hanya saat penurunannya berlangsung secara drastis dan berkepanjangan saja fenomena ini bisa disebut sebagai masa Kelabu Crypto. Misalnya, komunitas crypto umumnya merujuk pada istilah ini saat nilai crypto merosot hingga 80 persen selama periode waktu yang lama.
Walaupun begitu, komunitas crypto sering kali menetapkan konsensus bersama dalam menentukan apakah lesunya kondisi pasar crypto saat ini bisa disebut sebagai fenomena Crypto Winter ataukah tidak.
Dampak yang Ditimbulkan Fenomena Crypto Winter
Karena nilai crypto mengalami penurunan drastis dalam kurun waktu yang lama, tentu fenomena Crypto Winter mampu memberi banyak dampak buruk bagi industri tersebut. Efek dari kondisi ini sendiri bisa sangat luas dan besar, serta mencakup hampir semua pemain aset digital tersebut.
Di periode tersebut, koreksi dari harga dapat mencapai 2 digit dalam kurun waktu yang sangat singkat. Selayaknya efek domino, situasi tersebut juga bisa menyebabkan sentimen pasar crypto yang kian memburuk sampai membuat mentalitas dari para investor terpuruk. Bahkan, sejumlah harga crypto juga kesulitan untuk bisa bangkit mencapai tingkat sebelum Crypto Winter terjadi imbas dari optimisme investor yang memudar.
Baca Juga: Mengenal Kripto, Daftar Mata Uang Kripto Paling Populer Tahun Ini dan Cara Investasinya
Apa Pemicu Terjadinya Crypto Winter?
Jika berbicara tentang pemicu Crypto Winter, jawabannya bisa sangat beragam. Salah satu hal yang cukup sering memicu terjadinya kondisi ini adalah sulit ditebaknya situasi makro ekonomi global dan mampu melakukan geliat investor dalam menanam modal di instrumen tersebut.
Hal ini wajar saja terjadi karena saat situasi ekonomi sedang tidak menentu, investor cenderung untuk mengalihkan dananya dari instrumen berisiko tinggi, misalnya, aset crypto, pada aset yang memiliki risiko lebih rendah. Tujuannya agar mampu meredam risiko investasi serta terhindar dari potensi kerugian besar.
Tidak hanya masalah makroekonomi, penyebab terjadinya fenomena ini adalah situasi yang buruk yang sedang terjadi pada pasar crypto. Peristiwa negatif tersebut sering kali membuat kepercayaan investor pada aset crypto menurun, hingga mampu memunculkan kepanikan pasar yang tidak bisa dibendung. Saat hal tersebut terjadi, fenomena Crypto Winter biasanya akan mengikuti tidak lama kemudian dan tanpa dapat dibendung.
Cara Tepat Antisipasi Fenomena Crypto Winter
Tidak ada yang bisa secara pasti dan akurat memprediksi kapan terjadinya periode kelabu pada dunia crypto ini. Sebab, pasar crypto tersebut sendiri mempunyai reputasi sebagai pasar aset dengan tingkat volatilitas paling tinggi, Tidak hanya itu, komunitas crypto juga belum begitu memahami apakah fenomena Crypto Winter bakal hadir dengan siklus tertentu sebab kehadiran aset crypto belum terlalu lama.
Mengetahui hal tersebut, para pemain crypto perlu melakukan beragam cara agar bisa mengantisipasi risiko terjadinya fenomena ini. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah cara yang bisa kamu lakukan untuk melindungi nilai aset crypto dari risiko Crypto Winter.
1. Hanya Pilih Crypto dengan Kapitalisasi Pasar Besar
Berdasarkan data statistik, aset crypto yang memiliki fundamental baik, terutama terkait kapitalisasi pasar dan fungsionalitas yang tinggi, mempunyai risiko volatilitas yang lebih kecil ketimbang aset recehan. Misalnya, Bitcoin yang menjadi salah satu proyek crypto pertama dan terbesar berhasil melewati berbagai badai Crypto Winter dan cukup tangguh untuk bangkit kembali.
Keberhasilannya dalam melewati fenomena ini tentu tak lepas dari statusnya sebagai raja crypto serta dukungan dari para pemainnya. Karenanya, jika memang ingin menyiasati risiko fenomena Crypto Kelabu ini, usahakan untuk hanya memilih aset yang memiliki fundamental bagus dan nilai kapitalisasi pasar besar.
2. Jangan Lupa Diversifikasi
Selain itu, jangan lupa pula untuk melakukan diversifikasi dengan tidak menempatkan seluruh modal investasi atau trading crypto pada satu jenis aset saja. Cara ini terbukti ampuh untuk memitigasi risiko dan meminimalkan dampaknya, diversifikasi menjadi strategi yang tak boleh dilewatkan oleh para investor crypto.
3. Sisihkan Sebagian Modal pada Stablecoin
Lantas, bagaimana langkah diversifikasi yang sebaiknya dilakukan untuk meredam efek Crypto Winter? Mudah saja, alokasikan sebagian modal pada jenis aset stablecoin. Alasannya karena jenis aset crypto ini memiliki nilai yang lebih stabil, minim volatilitas, dan biasanya dijamin oleh jenis uang fiat maupun berbasis logam mulia.
4. Pahami Utilitas Crypto
Hal terakhir yang bisa meminimalkan risiko Crypto Winter adalah memahami utilitas crypto. Sebab, setiap jenis aset crypto mempunyai cara kerja dan kegunaan yang berbeda dimana hal tersebut mampu mempengaruhi potensi harganya terkoreksi. Saat memahami utilitasnya, kamu jadi mampu mengetahui kapan peluang harga crypto yang dipilih akan terkoreksi guna mengoptimalkan potensi keuntungan yang mungkin didapatkan.
Baca Juga: Investasi Kripto vs Saham, Mana yang Lebih Menguntungkan?
Contoh Fenomena Crypto Winter
Salah satu contoh terjadinya fenomena Crypto Winter adalah saat tahun 2018, di mana waktu itu nilai dari token Bitcoin mengalami kemerosotan hingga melebihi 70 persen. Tidak hanya membuat harga Bitcoin anjlok, fenomena Crypto Winter ini juga menjadikan harga token tersebut stagnan, bahkan cenderung terus melandai sampai pertengahan tahun 2019.
Terkait lama waktu periodenya sendiri, fenomena ini bisa berlangsung antara 2 sampai 3 tahun. Meski demikian, sejumlah ahli meragukan terkait tingkat keakuratan siklus atau pola 4 tahunan dari fenomena Crypto Winter ini. Alasannya karena pada aset crypto dikenal mekanisme tingkat penawaran dan permintaan token yang seringkali memicu perubahan serta mempengaruhi risiko terjadinya momen crypto kelabu.
Perbedaan Crypto Winter dengan Altcoin Season
Termasuk sebagai fenomena yang bisa terjadi dalam dunia crypto dan memberi dampak yang signifikan, tidak sedikit orang yang kerap menyamakan Crypto Winter dengan altcoin season. Padahal, kedua fenomena tersebut mempunyai perbedaan yang cukup mudah untuk dicermati.
Jika Crypto Winter didefinisikan sebagai suatu periode yang mana nilai mayoritas mata uang crypto menurun drastis dan terjadi dalam jangka waktu lama, altcoin season malah merujuk pada nilai dari mayoritas altcoin yang mengalami lonjakan. Lonjakan yang terjadi saat altcoin season ini membuat nilai dari jenis aset tersebut bisa mengungguli token crypto ternama, seperti Bitcoin. Menurut ahli, fenomena altcoin season terjadi saat 75 persen dari 50 jenis altcoin paling atas mengungguli Bitcoin pada hal kapitalisasi pasarnya dalam 90 hari belakangan.
Hindari Risikonya, Tepat Siasati Fenomena Crypto Winter
Sebagai fenomena yang bisa terjadi kapan saja tanpa pertanda, setiap pemain crypto tentu perlu mengantisipasi risiko Crypto Winter. Sebab, dalam kondisi tersebut nilai mayoritas aset crypto akan mengalami penurunan signifikan dan bisa berlangsung cukup lama. Karenanya, pastikan untuk mengetahui definisi, dampak, pemicu, hingga cara tepat menyiasatinya agar mampu menghindari risiko fenomena Crypto Winter.
Baca Juga: Malware Baru Meresahkan, Hati-hati Data Pribadi Pengguna hingga Dompet Kripto Bisa Curi!