Dana Darurat atau Asuransi, Mana Lebih Penting?
Dua jenis penyelamat keuangan yang populer, yaitu dana darurat dan asuransi. Sudah punya yang mana? Kalau boleh jawab sih, maunya punya keduanya agar finansial lebih aman.
Namun, punya keduanya agak sulit kalau gaji yang diterima saja pas-pasan. Bisa menyisihkan salah satu dana saja sudah syukurnya minta ampun. Benar, kan?
Jika diharuskan memilih, sebaiknya pilih dana darurat atau asuransi sih? Kenali perbedaan keduanya berikut ini.
Dana Darurat vs Asuransi
Dana Darurat vs Asuransi
1. Tingkat Likuiditas
Dana darurat disimpan dalam bentuk uang cash di rekening khusus agar dananya tidak gampang ditarik sewaktu butuh uang. Dana darurat cukup likuid karena dapat dicairkan kapan saja dibutuhkan. Tidak seperti asuransi yang pencairannya dilakukan saat sakit atau kecelakaan.
Di sisi lain, manfaat yang dicover asuransi juga tergantung dari jenis polis yang dimiliki. Ada manfaat yang dikecualikan dalam polis. Ketika biaya yang timbul masuk kategori pengecualian, maka kelebihan biayanya perlu dibayarkan menggunakan uang pribadi.
Dana darurat jauh lebih fleksibel dalam penggunaannya. Bisa digunakan untuk biaya rumah sakit, bayar utang, atau memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
2. Uang Pertanggungan
Meskipun lebih likuid, dana darurat tidak menawarkan manfaat berupa uang pertanggungan. Ketika seseorang jatuh sakit, maka biaya pengobatan sepenuhnya ditanggung sendiri.
Walaupun dapat menghabiskan semua dana darurat yang selama ini dikumpulkan untuk berobat. Jumlahnya terkadang melebihi biaya pengobatan dari rumah sakit.
Berbeda dengan asuransi yang menawarkan manfaat uang pertanggungan hingga miliaran rupiah setiap tahun. Total nilai pertanggungan umumnya lebih besar dari nominal premi yang telah dibayarkan. Sehingga, asuransi bisa menawarkan ganti rugi yang lebih besar dibandingkan dengan dana darura yang terbatas oleh jumlah saldonya.
3. Manfaat Investasi
Dari segi manfaat investasi, dana darurat yang tidak dipakai dapat disimpan dalam bentuk deposito atau instrumen investasi lainnya sehingga ada imbal hasil dalam bentuk return setiap tahun. Meskipun mirip, asuransi dengan jenis unit link juga punya manfaat investasi yang pada umumnya setelah beberapa tahun dapat dicairkan.
Akan tetapi, manfaat investasi dalam asuransi pun dapat digunakan untuk cuti premi. Maksudnya ketika kamu tidak sanggup lagi membayar premi pada periode tertentu, maka premi akan dibayarkan menggunakan uang yang diinvestasikan tersebut.
Mana yang Lebih Penting?
Jika ditanya ke pribadi masing-masing, keduanya pasti penting. Tergantung dari kebutuhan dan kondisi ekonomi, kamu wajib atur pemasukan sedemikian rupa agar keduanya bisa terpenuhi. Bagaimana caranya?
Baca Juga: Tips Memahami Produk Asuransi yang Kita Beli
Tips Menyisihkan Dana Darurat dan Asuransi
1. Mengubah Anggaran Belanja
Kamu pasti punya anggaran belanja untuk pedoman keuangan, kan? Ubahlah anggaran belanja dan ganti dengan yang baru. Tentunya dengan memangkas budget pada beberapa pos pengeluaran supaya porsi investasi dan asuransi bisa lebih banyak.
Misalnya untuk listrik dan internet, kamu bisa pangkas penggunaanya supaya lebih hemat. Sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari, pangkas kebiasaan belanja di luar kebutuhan pokok. Hasilnya bisa langsung dialihkan ke rekening dana darurat atau asuransi.
Namun, pemangkasan anggaran sebaiknya dilakukan secara wajar. Jangan sampai menyiksa diri sendiri, ya!
2. Mengurangi Budget Nongkrong
Bagi yang suka nongkrong, sekarang saatnya untuk mengurangi budget untuk aktivitas yang satu ini. Misalnya, dari yang 4 kali sebulan menjadi 1 kali saja. Biaya yang biasa dihabiskan untuk 3 kali nongkrong dialihkan untuk membayar premi asuransi atau dana darurat.
Jika kamu belum bisa mengurangi intensitas nongkrong, sebaiknya carilah tempat tongkrongan yang lebih ekonomis. Jadi, budget 1 kali nongkrong itu bisa digunakan 2 kali.
Sekilas kelihatan miris, tapi percayalah kamu akan terbiasa dengan penghematan ini dan akan lebih berguna untuk jangka panjang. Untuk yang lagi ingin berhemat, langkah ini bisa dengan mudah dilakukan. Asal dibiasakan, tidak perlu terlalu banyak bersosialisasi jika tidak ada acara penting, terutama di masa pandemi seperti sekarang
3. Belajar Memasak
Agar penghematan dapat terealisasi, belajar memasak yuk! Budget makan yang tadinya Rp75 ribu sehari mungkin bisa dipangkas menjadi Rp40 ribu saja karena kamu memasak. Ini saja sudah bisa menghemat Rp 5 ribu bukan?
Dalam satu bulan, biaya yang dihemat bisa mencapai sejutaan, lho! Bukankah ini luar biasa? Uangnya bisa langsung digunakna untuk bayar premi asuransi atau dana darurat. Memang, effort untuk memasak lebih besar. Namun demi penghematan jangka panjang, rasanya sangat worth it, apalagi kamu juga bisa mencoba berkreasi dan mencoba berbagai macam resep masakan supaya tidak bosan.
4. Utamakan Pengeluaran yang Lebih Penting Saat Belanja
Dalam hal berbelanja, sebaiknya utamakan kebutuhan atau hal yang lebih penting. Misalnya antara produk sembako dan camilan, barang-barang sembako tentu lebih penting karena tergolong kebutuhan pokok dibandingkan camilan.
Begitu pula saat belanja produk fashion, seperti baju, sepatu, dan tas. Belilah salah satu yang paling dibutuhkan, misalnya baju atau pakaian dalam dahulu, karena sepatu dan tas bisa dipakai berulang kali. Sedangkan baju dan pakaian dalam biasanya tiap hari harus diganti sehingga perlu jumlah yang lebih banyak.
5. Sisihkan Saat Gajian
Setelah gaji sampai di tanganmu, sebaiknya langsung sisihkan sesuai kebutuhan dana darurat dan premi asuransi. Jika dana darurat Rp500 ribu per bulan dan asuransi Rp700 ribu, maka yang perlu disisihkan Rp 1,2 juta di awal saat kamu gajian. Hal ini dilakukan di awal supaya dana investasi langsung tersisihkan dan tidak digunakan untuk kebutuhan lain.
Setelah itu, barulah pilah-pilah sesuai anggaran belanja dan kebutuhan hidup. Bahkan jika masih ada dana tersisa, tabung atau investasikan lagi secara lebih untuk masa depanmu.
Baca Juga: Kapan Millennial Harus Punya Asuransi?
Amankan Finansialmu dari Sekarang
Dengan memiliki dana darurat dan asuransi, bisa dikatakan kalau finansialmu masuk dalam kategori aman terutama untuk jangka panjang. Jika suatu hari ada biaya di luar dugaan, kamu bisa gunakan dana darurat. Sedangkan ketika jatuh sakit, ada asuransi yang bisa menanggung biaya pengobatan di masa depan. Selamat menabung!