Ini Dosa Finansial yang Bisa Bikin Masalah Keuangan dalam Rumah Tangga
Dosa finansial seringkali menjadi sumber masalah di dalam kehidupan berumah tangga. Bukan hanya masalah keuangan yang ringan saja, dosa finansial ini bahkan bisa saja menimbulkan masalah serius dan mempengaruhi kualitas kehidupan sebuah keluarga secara keseluruhan.
Memiliki kehidupan keuangan yang mapan dan bebas masalah tentu menjadi harapan setiap pasangan yang berumah tangga. Namun hal ini tidak selalu mudah untuk dilakukan, terutama bagi pasangan yang tidak memiliki keterbukaan dalam urusan finansial di dalam rumah tangganya.
Kenali Dosa Finansial yang Kerap Terjadi dalam Keluarga
Dosa finansial bisa diartikan sebagai kesalahan-kesalahan yang kerap dilakukan terkait dengan keuangan di dalam rumah tangga. Kesalahan finansial seperti ini bisa dialami oleh siapa saja, bahkan oleh pasangan yang sudah berumah tangga cukup lama sekalipun.
Penting untuk mengenali berbagai dosa finansial ini dengan dengan baik, sehingga bisa mengantisipasi dan menghindarinya sejak awal. Meski terlihat sepele, beberapa dosa finansial ini juga bisa membawa dampak yang fatal, bahkan dalam jangka panjang sekaligus.
Berikut ini adalah beberapa dosa finansial yang perlu dihindari di dalam kehidupan rumah tangga:
1. Berhutang Tanpa Sepengetahuan Pasangan
Utang merupakan beban bagi keuangan, bahkan meski jumlahnya kecil sekalipun. Apapun alasannya, membuat utang tanpa sepengetahuan pasangan adalah kesalahan finansial yang fatal dan seharusnya tidak dilakukan oleh pasangan di dalam rumah tangga.
Idealnya, pasangan yang sudah menikah harus merencanakan dan saling berdiskusi terkait utang yang timbul di dalam keluarga. Hal seperti ini penting, mengingat utang bisa saja diwariskan dan akan membebani ahli waris (suami/ istri dan anak), jika sewaktu-waktu terjadi risiko di mana pemilik utang meninggal dunia.
Membuat sejumlah utang tanpa sepengetahuan pasangan tentu bisa menimbulkan masalah serius di masa yang akan datang, jika sewaktu-waktu pasangan mengetahuinya. Selain itu, utang ini juga bisa menimbulkan masalah keuangan yang cukup serius, jika menunggak dan tidak terlunasi dengan baik.
2. Menanggung Kehidupan Orangtua atau Saudara dengan Sembunyi-sembunyi
Kehidupan berumah tangga tentu akan membutuhkan biaya yang jauh lebih besar, jika dibandingkan ketika seseorang masih hidup sendiri (melajang). Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa pasangan suami istri harus mengatur dan mengelola keuangan bersama, termasuk terkait tanggung jawab terhadap orangtua.
Jika semasa lajang salah satu pihak memiliki tanggung jawab keuangan terhadap orangtua atau saudaranya, maka setelah menikah hal ini tentu harus didiskusikan bersama pasangan dengan baik, atau bahkan didiskusikan bersama sebelum berumah tangga.
Penting untuk melihat kembali kondisi keuangan rumah tangga, apakah sudah mampu untuk menanggung kehidupan orangtua atau saudara. Jika kondisi keuangan masih belum sanggup untuk kebutuhan tersebut, maka tanggung jawab keuangan terhadap orangtua atau saudara ini harus dihentikan.
Menanggung kehidupan orangtua atau saudara secara sembunyi-sembunyi dari pasangan tentu bukan sikap yang terpuji dan bisa dibenarkan. Hal ini akan menimbulkan masalah di kemudian hari, termasuk masalah keuangan yang cukup serius, terutama jika kondisi keuangan keluarga juga masih terbilang pas-pasan.
3. Meminjamkan Uang Tanpa Sepengetahuan Pasangan
Meminjamkan uang kepada saudara maupun teman tanpa sepengetahuan pasangan merupakan dosa finansial yang tidak perlu dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah. Apapun alasannya, hindari untuk meminjamkan uang kepada orang lain tanpa memberitahukan pasangan seperti ini.
Kebanyakan orang seringkali melupakan kewajibannya, terutama yang berkaitan dengan uang, seperti utang dan yang lainnya. Melakukan penagihan utang kepada saudara maupun teman tentu akan menjadi hal yang sulit dilakukan, bahkan bisa menimbulkan masalah di dalam keluarga maupun lingkungan pertemanan.
Saat kita meminjamkan uang kepada sesorang, maka akan selalu ada risiko orang tersebut tidak akan pernah mengembalikannya. Jika kondisi seperti ini sampai terjadi, maka uang tersebut tentu tidak bisa diharapkan lagi. Hal ini bisa saja menimbulkan masalah di dalam keuangan, terutama jika jumlahnya cukup besar.
4. Sulit Menolak Keinginan Pasangan dan Anak
Pasangan yang sudah menikah dan juga anak-anak yang telah cukup umur seharusnya memiliki pengetahuan terkait keuangan yang memadai. Jika anak-anak belum begitu memahami banyak hal, maka orangtua bisa memberikan pengertian terkait pentingnya keuangan ini dengan baik secara bertahap.
Pengetahuan finansial yang baik akan memungkinkan setiap orang di dalam keluarga saling mendukung antara satu dengan yang lainnya, agar tujuan keuangan keluarga bisa tercapai dengan baik. Namun sebaliknya, jika pasangan atau anak-anak tidak “melek” finansial dan selalu bersikap konsumtif, maka tujuan keuangan bisa saja sulit untuk dicapai.
Penting untuk memberi edukasi dan batasan yang jelas terkait penggunaan keuangan di dalam rumah tangga, baik itu bagi pasangan maupun anak-anak. Jika selalu menuruti keinginan konsumtif anggota keluarga sepanjang waktu, maka bukan tidak mungkin masa depan keuangan keluarga akan memburuk.
5. Mempercayakan Dana Pendidikan Anak ke Perusahaan Asuransi
Menggunakan layanan asuransi seringkali menjadi alasan sebagian pasangan untuk selalu bersikap “tenang” dan optimis pada biaya pendidikan anak di masa depan. Pemikiran seperti ini tentu salah, mengingat layanan asuransi bukanlah tabungan pendidikan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak di masa depan.
Asuransi memang memberikan perlindungan finansial, jika sewaktu-waktu terjadi risiko terhadap tertanggung. Uang pertanggungan inilah yang kemudian diharapkan bisa dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dana pendidikan anak saat orangtua (tertanggung) sudah tidak bisa bekerja (sakit) atau meninggal.
Namun jumlah dana pertanggungan yang didapatkan ahli waris seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan dana pendidikan di masa depan. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa para orangtua tetap harus memiliki rencana pendidikan dan anggaran yang tepat terkait pendidikan anak, dan tidak hanya mengharapkan asuransi semata.
6. Tidak Memiliki Asuransi Kesehatan dan Enggan Bayar Iuran BPJS
Biaya perawatan kesehatan atau berobat tidak bisa dianggap enteng, terutama jika membutuhkan rawat inap maupun penanganan medis serius lainnya. Namun meski sudah memahami hal tersebut, sebagian pasangan tetap memilih untuk tidak membeli polis asuransi dan enggan membayar iuran BPJS.
Penanganan medis bisa saja menimbulkan tagihan yang besar, bahkan menghabiskan seluruh tabungan dalam waktu yang singkat. Dalam kondisi yang terdesak, sebagian orang bahkan harus rela melepas aset mereka untuk sekedar menutupi biaya medis yang besar ketika mereka atau anggota keluarga sakit.
Dosa finansial yang satu ini akan membuat kondisi keuangan memburuk, bahkan bisa saja menimbulkan utang dalam jumlah yang besar. Tidak memiliki polis asuransi dan kepesertaan BPJS Kesehatan yang aktif merupakan kesalahan finansial yang terbilang fatal bagi keuangan keluarga.
7. Menggunakan Biaya Sekolah Anak untuk Aktivitas Trading
Biaya sekolah anak yang cukup besar merupakan salah satu alasan mengapa kebutuhan dana yang satu ini harus disiapkan sejak jauh-jauh hari, bahkan sejak anak kecil. Sebagian orang kerap menginvestasikan dana pendidikan anak ke dalam instrumen-instrumen yang minim risiko, seperti deposito dan yang lainnya.
Namun jika mencoba untuk mengukur peruntungan dengan cara melakukan trading dengan menggunakan dana pendidikan, maka ini tentu akan jadi kesalahan yang sangat fatal. Trading memiliki risiko yang sangat tinggi dan bisa saja membuat seseorang kehilangan uang banyak dalam kurun waktu yang sangat singkat.
Jika ternyata aktivitas trading menimbulkan kerugian dan tidak mendatangkan keuntungan, maka sudah bisa dipastikan dana pendidikan anak akan habis terkuras. Hal ini akan menimbulkan masalah yang cukup serius, tidak hanya dalam keuangan saja, namun juga terkait pendidikan dan masa depan anak tersebut.
Melakukan trading dengan menggunakan dana pendidikan anak merupakan dosa finansial yang seharusnya tidak dilakukan di dalam rumah tangga. Meskipun dalam jumlah yang kecil, hal ini tetap berisiko dan bisa membuat kondisi keuangan menjadi bermasalah, bahkan dalam kurun waktu yang panjang.
Hindari Dosa Finansial dengan Cara Tepat
Dosa finansial merupakan kesalahan-kesalahan keuangan yang kerap dilakukan pasangan dalam rumah tangga. Tidak hanya memberi dampak buruk bagi keuangan, kesalahan-kesalahan ini juga bisa membuah kehidupan rumah tangga menjadi berantakan. Kenali dan hindari dosa finansial ini sejak awal, agar kehidupan berumah tangga selalu sejahtera dan bebas masalah keuangan.