Mengenal Efek Beragun Aset, Ini Pengertian, Dasar Hukum, Risiko, Hingga Contoh Penerapannya
Memiliki segudang manfaat untuk kondisi keuangan di masa depan, banyak orang telah memahami tentang pentingnya berinvestasi dan menanam modal. Terlebih mengingat jika tak semua orang bisa selamanya produktif dan memiliki penghasilan yang cukup, investasi dapat menjadi bagian rencana untuk menyiasati masalah finansial di waktu mendatang.
Nah, berbicara tentang investasi, ada banyak jenis instrumen dan aset yang bisa dijadikan pilihan untuk menanam modal. Salah satu contohnya adalah asset backed security atau efek beragun aset. Pada jenis sekuritas ini, efek investasi mempunyai jaminan berupa sekumpulan aset yang mencakup pinjaman, kredit, hingga piutang.
Sebagai jenis sekuritas investasi, tentu investor perlu memahami tentang apa itu efek beragun aset ini, termasuk cara kerja, dasar hukum, hingga risikonya. Nah, tanpa panjang lebar lagi, simak penjelasan tentang istilah efek beragun aset dan segala hal penting seputarnya sebagai berikut.
Apa Itu Efek Beragun Aset?
Assets backed security atau efek beragun aset adalah jenis sekuritas investasi yang mempunyai jaminan berupa sekumpulan aset seperti pinjaman, sewa guna, kartu kredit, royalti, sampai piutang. Cara kerja dari efek beragun aset ini sendiri mempunyai kemiripan dengan hipotek atau mortgage backed security. Yang membedakan, pada sekuritas efek beragun aset tak berbasis terhadap hipotek.
Untuk para investornya, jenis sekuritas yang juga bisa disingkat sebagai EBA ini mampu dijadikan sebagai alternatif utang perusahaan atau korporasi. Hal ini karena fungsi dari sekuritas tersebut memungkinkan pihak penerbit efek dalam menghasilkan pemasukan atau uang tunai. Alhasil, aset tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan pendanaan.
Akan tetapi, efek beragun aset tak bersifat likuid ataupun tak bisa dijual secara terpisah. Karakteristiknya tersebut membuat para pemiliknya bisa menawarkan aset tersebut pada investor lainnya.
Ada pun aset berdasarkan dari EBA ini mencakup ekuitas rumah, pinjaman mobil, cicilan kartu kredit, kredit dana pendidikan, dan berbagai jenis arus kas lain. Tidak hanya itu, penerbit dari efek ini juga dapat mengombinasikan aset sesuai keinginannya agar mampu memberikan keuntungan. Sebagai contoh, arus kas sesuai dengan pembayaran royalti, sewa pesawat, pendapatan film, dan banyak lagi yang lainnya.
Baca Juga: Mengenal Efek, Definisi dan Jenis-Jenisnya
Dasar Hukum terkait Efek Beragun Aset
Aturan terkait efek beragun aset tercantum pada Undang-Undang Nomor 8 Thn. 1995 mengenai Pasar Modal & Peraturan Pelaksanaan Pasar Modal. Pada ketentuan yang mengatur tentang kegiatan di pasar modal tersebut, dijelaskan jika proses penerbitan dari efek jenis ini dilakukan via sarana khusus, termasuk Kontrak Investasi Kolektif atau KIK Efek Beragun.
Dalam aturan tersebut, perjanjian atau kontrak terkait efek beragun ini dibuat dan disusun oleh bank kustodian dan manajer investasi. Sifat dari kontrak tersebut pun mengikat antar para pemilik efek beragun aset dengan pihak-pihak yang berhubungan tersebut.
Kemudian, di tanggal 12 Februari tahun 2009, efek beragun aset diterbitkan via penawaran umum serta tercatat pada BEI atau Bursa Efek Indonesia. Penjualan dari efek beragun aset tersebut pada investor dilakukan via penawaran umum di pasar modal di Indonesia ataupun dijual pada investor yang strategis.
Terobosan Besar BI mengenai Transaksi Efek Beragun Aset
Mengacu dari aturan terkait pasar modal di Indonesia, yaitu pada UU Nomor 8 Thn.1995 mengenai Pasar Modal & Peraturan Pelaksanaannya, KIK EBA atau Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun menjadi sarana khusus yang dipakai pada proses penerbitan EBA. Perjanjian atau kontrak tersebut dibuat oleh pihak manajemen investasi bersama bank kustodian. Sifat dari kontrak tersebut pun mengikat pada para pemilik EBA.
Terkait penjualan dari efek beragun aset pada investor dilakukan via penawaran umum di pasar modal. Selain itu, penjualan dari jenis efek ini juga ditujukan pada investor yang dianggap strategis.
Terkait produk efek beragun aset ini, Bank Indonesia atau BI melakukan suatu terobosan yang besar dengan melakukan pembelian EBA via pasar sekunder. Berkat likuiditas bank yang begitu besar serta pemahaman mengenai kepentingan terkait efek beragun aset, BI dan juga Bank of Japan atau BoJ memahami pentingnya untuk membeli surat secara langsung pada pasar sekunder.
Risiko Efek Beragun Aset yang Perlu Dipahami
Meski mampu memberikan beragam manfaat, EBA atau efek beragun aset juga memiliki beberapa risiko kerugian yang penting untuk diketahui. Mengenai risiko dari efek beragun aset tersebut sendiri adalah sebagai berikut.
- Risiko terhadap suku bunga, yang mana sekuritas efek beragun aset dapat mengalami fluktuasi nilai atau harga yang diakibatkan oleh perubahan atau pengaruh suku bunga. Hal tersebut membuat nilai dari jenis efek ini cenderung mengalami penurunan saat suku bunga terjadi peningkatan.
- Pelunasan early call atau lebih awal akan mempengaruhi tingkat yield yang didapatkan.
- Risiko gagal bayar yang bisa terjadi pada investor atau pemilik efek beragun aset ini. Saat risiko tersebut terjadi, debitur dari sekuritas jaminannya akan gagal memenuhi tanggungan atau kewajibannya karena mengalami masalah finansial maupun kebangkrutan. Sehingga, kewajiban untuk melunasi tanggungannya pada pemilik EBA, yaitu, bunga atas pinjaman pokok, tidak akan bisa dipenuhi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Contoh Penerapan dari Efek Beragun Aset
Agar lebih mampu memahami dengan jelas terkait apa itu efek beragun aset, ada baiknya kamu mencermati contoh penerapan produk tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh penerapan dari efek beragun aset.
Katakanlah jika suatu perusahaan A yang bergerak pada sektor bisnis pemberian kredit mobil memberi pinjaman pada seorang nasabah yang ingin melakukan pembelian kendaraan secara tunai. Kemudian, pihak nasabah tersebut mempunyai kewajiban atau tanggungan untuk membayar atau melunasi kembali dana yang telah dipinjamnya beserta dengan bunga yang telah disepakati sebelumnya.
Perusahaan A sendiri telah memberikan banyak pinjaman sekaligus sehingga ketersediaan dana tunainya menipis serta tak mampu lagi memberikan kredit pada nasabah baru. Pada kasus tersebut, peran dari efek beragun aset ini bisa dilihat dan mulai dimanfaatkan. Yang mana, perusahaan A bisa mengemas sekumpulan pinjaman para nasabahnya yang masih aktif berstatus meminjam saat ini, kemudian menjualnya pada suatu perusahaan investasi.
Dengan melakukan langkah tersebut, perusahaan A dapat memiliki dana tunai yang bisa digunakannya untuk memberikan pinjaman lebih banyak kepada calon nasabahnya. Kemudian, perusahaan investasi yang bersangkutan tersebut akan menentukan pinjaman atau kredit yang dibeli di sejumlah kelompok berbeda yang dikenal dengan istilah tranches.
Secara umum, maksud dari istilah tranches ini adalah kelompok kredit yang mempunyai karakter serupa atau setara. Karakter serupa tersebut bisa mencakup tingkat bunga, waktu jatuh tempo, dan juga tingkat tunggakan yang diharapkan.
Kemudian, perusahaan investasi akan menerbitkan produk sekuritas yang serupa obligasi pada tiap tahap yang dibuat. Menanggapi tawaran tersebut, investor individu akan membeli efek atau sekuritas tersebut guna mendapatkan arus kas sesuai dengan kumpulan pinjaman biaya guna membeli mobil serta dikurangi dengan biaya administrasi yang disimpan perusahaan investasi tersebut.
Sejatinya, sekuritas EBA yang dikeluarkan biasanya terdiri dari 3 tingkat alias tranches. Tingkatan tersebut ditentukan dengan faktor yang berbeda, misalnya tingkat A nyaris selalu menjadi tahapan yang paling besar dan disusun guna mempunyai peringkat investasi agar menarik di mata investor untuk membelinya.
Sementara untuk tingkatan B, EBA mempunyai kualitas pinjaman lebih rendah serta mempunyai tingkat return atau imbal hasil lebih tinggi dibanding tingkat A. Lalu, untuk tingkatan C, efek tersebut mempunyai peringkat kredit yang lebih rendah ketimbang tingkat B, dan berpotensi mempunyai kredit yang buruk sehingga tak dapat ditawarkan pada para investor.
Baca Juga: Portofolio Efek - Arti, Contoh, dan Cara Mengelolanya
Meski Cukup Rumit, Efek Beragun Aset Bisa Dijadikan Alternatif Investasi yang Menarik
Itulah penjelasan tentang apa itu efek beragun aset yang bisa dijadikan sebagai salah satu opsi instrumen investasi bagi para investor yang ingin menanamkan modal. Walaupun begitu, secara umum, jenis investasi ini memiliki tingkat kerumitan yang cukup sulit dimengerti, apalagi bagi investor yang mempunyai modal terbatas. Karenanya, produk EBA ini tidak direkomendasikan bagi investor pemula, meski tetap mampu menarik perhatian kalangan investor tertentu dengan sederet keuntungannya.