Enkripsi: Pengertian, Manfaat dan Cara Aktifkan untuk Lindungi Data

Semakin canggih teknologi saat ini, artinya semakin tinggi pula ancaman pencurian data pribadi digital. Untuk itu kesadaran akan pentingnya perlindungan data pribadi di berbagai gadget yang dimiliki haruslah sama tingginya dengan kecanggihan gadget yang dimiliki.

Apalagi jika kamu termasuk dari orang-orang yang menyimpan informasi dan data pribadi di smartphone atau laptop.

Ingat kehilangan data pribadi itu bisa sangat merugikan tidak hanya bisa menguras keuangan karena bisa dijadikan alat untuk pemerasan. Pencurian data pribadi bahkan bisa menjadikan korban sebagai pelaku karena data pribadinya bisa saja dijadikan alat untuk menipu.

Tidak mau kan?

Untuk itu, memahami dan mengetahui tentang cara melindungi data pribadi secara digital sudah harus menjadi kewajiban setiap pemilik smartphone dan laptop/pc.

Enkripsi Cara Mudah untuk Lindungi Data Pribadi Digital

Untuk yang masih asing dengan enkripsi mungkin kamu pernah melihat ketika membuka chat di aplikasi WhatsApp (WA) dengan tulisan end-to-end encrypt. Ini maksudnya WhatsApp memastikan bahwa hanya Anda dan orang yang berkomunikasi dengan kamu saja yang dapat membaca atau mendengarkan apa yang dikirim, dan tidak ada orang lain di antaranya, bahkan WhatsApp.

Untuk itu, ketika kamu bertukar pesan, baik itu teks, voice note, dokumen bahkan video, end-to-end encrypt WhatsApp akan melindungi data yang dibagikan dan menjamin tidak akan ada kebocoran data/informasi yang dibagikan pada aplikasi tersebut kepihak lain yang tidak berkomunikasi dengan kamu baik personal atau group.

Jadi, enkripsi adalah proses teknis yang mengonversikan informasi menjadi kode rahasia, sehingga mengaburkan data yang Anda kirim, terima, atau simpan. Pada dasarnya, sebuah algoritme digunakan untuk mengacak data, sebelum pihak penerima menyatukan kembali data yang diacak tersebut menggunakan kunci dekripsi.

Enkripsi adalah cara paling efektif untuk mengamankan data, melindungi dari serangan yang berhasil masuk ke jaringan perusahaan, serangan terhadap infrastruktur perusahaan, dan usaha pencurian data. Ini karena tujuan utama enkripsi adalah untuk melindungi kerahasiaan data digital yang disimpan pada sistem komputer atau ditransmisikan melalui internet atau jaringan komputer lainnya.

Baca Juga: 5 Ancaman Kejahatan Siber yang Bikin Rugi Perusahaan, Hindari dengan Tips ini

Jenis-Jenis Enkripsi

Semakin berkembangnya teknologi, maka semakin berkemban pula enkripsi termasuk jenisnya. Berikut jenis-jenis enkripsi yang biasa digunakan untuk melindungi data pribadi digital baik di handphone atau di komputer:

1. Enkripsi Base64

Enkripsi ini menggunakan 6-bit encoding dengan karakter ASII tersebut.

Enkripsi Base64 merupakan format yang dicetak menggunakan karakter, memungkinkan binari data yang akan dikirim dalam bentuk email dapat tersimpan di database.

2. Enkripsi RC4

Enkripsi ini merupakan salah satu jenis stream chyper, yakni memproses unit data pada satu saat.

Unit data ini pada umumnya adalah sebua byte. Pengkodean data dilakukan dalam ukuran panjang yang bervariasi.

Dibuat oleh Ronal Rivest pada tahun 1987, enkripsi ini didasarkan pada permutasi acak.

3. Enkripsi SHA

SHA adalah serangkaian fungsi cryptographic hash yang dirancang oleh National Security Agency milik Amerika. Terbagi ke dalam tiga jenis, yakni:

·       SHA-0,

·       SHA-1 dan

·       SHA-2. SHA-2 menggunakan algoritma yang identik dengan ringkasan ukuran variabel yang terkenal sebagai SHA-224, SHA-256, SHA-384 dan SHA 512.

4. Enkripsi MD5

Adalah salah satu dari serangkaian algoritma masage digest yang didesain oleh Ronal Rivest pada tahun 1991.

Jadi, enkripsi ini merupakan update dari versi sebelumnya yakni MD4. dalam kriptografi, MD5 adalah fungsi hash kriptografik yang digunakan secara luas dengan hash 128-bit.

Umumnya digunakan untuk menguji integritas sebuah file.

Fungsi dari masing-masing jenis enkripsi berbeda-beda, penggunaannya pun diterapkan tergantung dari nilai data tersebut, tujuannya dan kepentingannya. Apakah itu untuk bisnis, pribadi atau keamanan negara.

Biasanya jenis enkripsi yang sering dipakai untuk perlindungan data pribadi digital adalah enkripsi Base64.

Manfaat Mengaplikasikan Enkripsi untuk Mengamankan Data Pribadi Digital

Agar lebih memahami mengapa mengaplikasikan enkripsi bagus untuk perlindungan data pribadi digital, berikut beberapa manfaat dari menggunakan enkripsi di handphone atau di computer pribadi:

1. Kerahasiaan Terjamin

Ketika data terenkripsi, pihak yang bisa memanfaatkannya hanya yang mengetahui cara untuk menguraikan kode tersebut, tentu saja pihak yang bersangkutan. Hal ini sudah menutup satu celah untuk penyusup dalam menyalahgunakan data tersebut.

2. Proteksi pada Saluran Percakapan (WA, Line atau aplikasi chatting online lainnya dan email)

Enkripsi dapat menanggulangi penyadapan percakapan, baik dari telepon atau dari email. Mengingat berkomunikasi secara digital bisa rentan penyadapan, kebocoran data dan pencurian informasi. Enkripsi bisa memberikan proteksi pada saluran percakapan dan komunikasi seperti ini.

3. Memberikan Tambahan Perlindungan pada Digital Cash

Dengan maraknya penggunaan digital cash, seperti internet banking, e-wallet, saham online dan bitcoin. Tentu saja ancaman terhadap pencurian materi uang digital juga semakin tinggi. Digital cash semacam ini tentu perlu pengaturan yang sedemikian ketat agar nilainya terjaga.

Algoritma yang digunakan sudah pasti memiliki tingkat keamanan yang tinggi karena jika tidak, pihak tidak bertanggung jawab bisa menyalahgunakan hal ini untuk keuntungan pribadi. Enkripsi data kemudian bersifat menambah pengamanan data yang ada, sehingga flow uang digital ini dapat tetap terkontrol dan nilainya terjaga.

4. Bisa Digunakan sebagai Digital Signature

Digital signature adalah menambahkan suatu baris statemen pada suatu elektronik copy dan mengenkripsi statemen tersebut dengan kunci yang kita miliki dan hanya pihak yang memiliki kunci dekripsinya saja yang bisa membukanya. Untuk itu pembagian isi informasi hanya bisa dilakukan diantara pengirim informasi dan penerimanya saja.

Baca Juga: Awas Tertipu! Ini Modus Pencurian Data via Penjualan Online dan Cara Mencegahnya

Cara Mengaplikasikan Enkripsi untuk Melindungi Data Pribadi Digital

Untuk kamu yang ingin melakukan enkripsi data pribadi baik pada smartphone atau computer berikut beberapa langkah mudak mengaplikasikannya:

Handphone:

  1. Pergi ke Settings> Personal> Security. Jalur mungkin bervariasi tergantung pabrikan perangkat, tapi opsi tetap ada di sana.
  2. selanjutnya kamu akan diminta untuk mengatur PIN atau password lock screen, jika belum melakukannya. Berikutnya nanti, kamu harus mengetikkan setiap kali mem-boot/restart ponsel untuk mendapatkan akses ke file yang dienkripsi.
  3. Aktifkan enkripsi perangkat.

Atau cara lainnya yaitu:

  1. Lakukan back-up data terlebih dahulu, bisa dengan melalui Google Sync
  2. Pastikan daya baterai handphone setidaknya 70% keatas untuk memastikan tidak ada hambatan ketika melakukan back-up data
  3. Atur penguncian layar smartphone dengan PIN, kata sandi, pola dan sidik jari. Coba atur di Settings > Security > Screen Lock jika kamu belum pernah menggunakannya sebelumnya.
  4. Saat smartphone masih dalam kondisi terpasang pengisi daya, pilihlah Security > Settings dan gulir ke bawah sampai melihat bagian “Encryption.” Pilih menu tersebut.
  5. Non-aktifkan fitur smart lock, karena fitur ini bisa mengganggu tujuan dari enkripsi itu sendiri, jadi untuk mematikannya kamu bisa pilih Security > Settings > Smart Lock dan matikan fitur ini jika perangkat kamu memiliknya.

Komputer/Laptop:

  1. Klik kanan pada file atau folder yang diinginkan dan pilih Properties.
  2. Pada tab General, klik opsi Advanced
  3. Beri tanda centang pada opsi Encrypt contents to secure data. Klik OK untuk menyimpan pengaturan.
  4. Klik OK lagi pada jendela Properties.
  5. Pilih antara apakah ingin enkripsi folder saja atau berserta file dan subfolder didalamnya. Klik OK untuk melanjutkan proses.
  6. Setelah proses selesai, kamu akan mendapati icon gembok yang artinya file atau folder tersebut terenkripsi.

Risiko dan Tantangan Enkripsi

Dengan memahami beberapa tantangan ini, pengguna dan perusahaan dapat lebih bijak dalam memilih serta mengelola solusi enkripsi yang sesuai dengan kebutuhan mereka tanpa mengorbankan kinerja atau keamanan.

1. Kunci Hilang atau Terkunci

Enkripsi bergantung sepenuhnya pada kunci atau kata sandi. Jika kunci enkripsi hilang, data akan terkunci dan tidak bisa dipulihkan, bahkan oleh penyedia layanan. Hal ini umum terjadi di layanan seperti cloud storage dengan enkripsi end-to-end, di mana hanya pengguna yang memegang kunci. 

Di perusahaan, pengelolaan banyak kunci bisa menjadi kompleks. Diperlukan sistem Key Management System (KMS) untuk menyimpan dan memelihara kunci secara aman, namun ini pun memiliki risiko jika tidak ditangani dengan baik.

2. Kinerja Sistem

Enkripsi, terutama yang menggunakan algoritma kuat seperti AES-256, membutuhkan daya pemrosesan tinggi. Ini dapat memperlambat kinerja perangkat, terutama pada sistem atau perangkat yang tidak dioptimalkan, seperti smartphone lama atau server dengan beban tinggi. 

Lalu, untuk data dalam jumlah besar, proses enkripsi/dekripsi bisa memakan waktu dan memperlambat operasi, misalnya saat memindahkan file terenkripsi antar server atau saat booting perangkat dengan enkripsi penuh.

Berikutnya, penggunaan hardware encryption (seperti chip T2 di MacBook atau TPM di Windows) dapat mengurangi dampak pada kinerja.

3. Backdoor (Jalur Akses Tersembunyi)

Beberapa negara menuntut penyedia layanan memasang backdoor untuk tujuan pengawasan dan keamanan nasional, seperti mendeteksi aktivitas kriminal atau terorisme. Namun, ini dapat membahayakan pengguna karena celah keamanan tersebut bisa disalahgunakan oleh peretas atau oknum yang tidak berwenang. 

Selain itu, banyak perusahaan teknologi menolak penyediaan backdoor karena dapat merusak kepercayaan pengguna dan mempermudah akses ilegal terhadap data mereka. Kasus seperti perdebatan antara Apple dan FBI pada 2016 menunjukkan kompleksitas masalah ini.

Jika backdoor diketahui publik atau ditemukan oleh peretas, keamanan data seluruh pengguna terancam, dan penyedia layanan bisa kehilangan kredibilitas.

Jaga Data Pribadi seperti Melindungi Diri Sendiri

Kehilangan data/informasi pribadi bisa sangat membahayakan diri kamu baik terutama dari segi materi. Banyak orang bisa kehilangan aset pribadinya hingga ratusan juta rupiah karena lalai dalam melindungi data pribadinya. Jika tidak ingin terjadi ke kamu. Tingkatkan keamanan pada gadget pribadi dan dokumen fisik pribadi agar hidup juga lebih aman dan nyaman.

Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Penipuan di Industri Fintech dan Cara Menghindarinya