Apa Itu Fraud dalam Akuntansi? Ini Penjelasannya!
Sebagai seorang akuntan, kamu pasti akrab dengan dua istilah kesalahan ini. Ada error yang terjadi karena unsur ketidaksengajaan dan fraud yang terjadi karena disengaja. Fraud dianggap sebagai tindakan curang karena ditujukan untuk mencari keuntungan pribadi, kelompok, atau pihak tertentu. Tak heran kalau seseorang yang terbukti melakukan fraud dapat digugat dan dikenakan hukuman.
Terjadinya suatu fraud didasari karena beberapa alasan. Apa saja alasannya? Lantas, bagaimana tips untuk menghindari fraud dalam suatu perusahaan?
Baca Juga: Waspadai Berbagai Modus Penipuan Online Zaman Now dan Cara Menghindarinya
Pengertian Fraud Dalam Akuntansi
Kejahatan Keuangan
Fraud accounting adalah kecurangan dalam pencatatan akuntansi yang bertujuan untuk menguntungkan pihak-pihak yang berkepentingan. Fraud dinyatakan sebagai perbuatan curang karena hanya menguntungkan pihak tertentu, tetapi merugikan banyak pihak. Terlebih perusahaan, karena hal ini menghambat proses pengambilan keputusan.
Beberapa contoh fraud accounting, antara lain:
- Penipuan pajak.
- Penipuan kartu kredit.
- Penipuan aset atau keuntungan.
- Penipuan jumlah utang.
- Penipuan sekuritas, dan penipuan lainnya.
Fraud triangle adalah salah satu skema yang sering digunakan dalam kecurangan akuntansi. Fraud triangle adalah teori yang berhasil dikembangkan oleh Donald R Cressey untuk melihat adanya potensi kecurangan dalam suatu perusahaan. Terjadi fraud triangle juga tak lepas karena adanya kepentingan pribadi.
Baca Juga: 14 Jenis Cyber Crime, Kejahatan Internet yang Merugikan
Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Fraud
Pada dasarnya, triangle fraud adalah tindakan yang disebabkan karena faktor tertentu. Kira-kira apa saja faktor yang mempengaruhinya?
-
Adanya Tekanan
Tekanan menjadi salah satu pemicu terjadinya fraud dalam suatu perusahaan. Tekanan ini dapat berupa tekanan ekonomi, emosional, maupun nilai yang berkaitan langsung dengan individu yang melakukannya. Misalnya, si A melakukan fraud karena ingin mengikuti gaya hidup yang tinggi ala-ala sosialita.
-
Adanya Peluang atau Kesempatan
Tanpa peluang, seseorang tak akan mungkin melakukan kecurangan. Apalagi perbuatannya ini punya risiko yang cukup tinggi, dimana pelaku dapat kehilangan karirnya di perusahaan. Tapi karena ada peluang, hal-hal yang tidak diinginkan pun dapat terjadi bahkan bisa terjadi berulang kali.
Beberapa peluang yang sering dimanfaatkan seseorang untuk melakukan kecurangan, seperti:
- Kurangnya kontrol dari perusahaan.
- SOP yang tidak jelas.
- Karyawan memiliki peran ganda di dalam perusahaan.
- Situasi kerja yang masih berantakan.
-
Adanya Pembenaran
Terjadinya fraud disebabkan karena adanya pandangan bahwa kecurangan menjadi hal yang wajar dilakukan. Pelaku menganggap tindakan kecurangan yang dilakukannya bukanlah bagian dari kecurangan. Pelaku pun akan mencari alasan untuk membuktikan statement-nya benar.
Misalnya, fraud dilakukan karena karyawan tidak mendapatkan gaji yang sesuai, padahal perusahaan memperoleh keuntungan besar dalam beberapa tahun terakhir. Masih ada alasan lainnya juga, tergantung dari kepentingan pihak yang melakukan kecurangan tersebut. Yang pasti, kecurangan biasanya dilakukan oleh seorang yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan.
-
Hukum yang Kurang Tegas
Jika fraud terjadi secara berulang-ulang, itu artinya penerapan hukumnya masih kurang tegas. Bukti nyatanya bisa dilihat dari contoh koruptor atau pelaku suap yang masih terlihat santai dan tidak terbebani sedikit pun, padahal sudah ketahuan melakukan kecurangan. Hukuman berupa kurungan penjara dan bayar denda ternyata belum cukup untuk menyadarkan mereka.
Toh, setelah masa hukuman selesai, mereka akan dibiarkan hidup bebas lagi. Akibatnya, kecurangan kembali terjadi. Jenis hukumannya masih terlalu ringan, juga belum ada sanksi sosial kuat yang dapat menimbulkan efek jera.
-
Keinginan Individu
Selain karena empat hal di atas, kecurangan juga disebabkan karena tingginya keinginan dari individu yang bersangkutan untuk melakukannya. Mungkin orang tersebut terlalu tamak atau ingin menjadi kaya raya dengan jalan pintas. Tidak ada yang pernah tahu, bukan?
Jenis-jenis Fraud Dalam Akuntansi
Triangle fraud adalah tindakan yang berkaitan dengan uang. Sementara fraud tree adalah tingkatan dalam mengklasifikasi jenis-jenis kecurangan. Adapun tingkatan tersebut, antara lain.
-
Korupsi
Dalam suatu perusahaan, korupsi adalah kecurangan yang paling sering terjadi. Korupsi merupakan tindakan mengambil hak orang lain untuk menguntungkan dirinya sendiri. Contoh tindakan korupsi, seperti aksi penyuapan, pemerasan, atau penyalahgunaan kekuasaan.
-
Penyimpangan Aset
Penyimpangan aset adalah kesalahan dalam penggunaan aset di dalam perusahaan. Misalnya, aset kendaraan yang harusnya digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, malah digunakan untuk kepentingan pribadi. Penyimpangan aset ini otomatis menguntungkan pelakunya.
Tidak hanya itu, penyimpangan aset juga dapat berupa penggelapan uang hingga menggunakan nama perusahaan untuk kepentingan pribadi. Misalnya, mengatasnamakan perusahaan saat mengajukan pinjaman ke bank. Meski sering terjadi, jenis kecurangan yang satu ini paling mudah dideteksi asalkan perusahaan melakukan pengelolaan dengan baik.
-
Pencurian Data
Mencuri berarti mengambil sesuatu yang bukan haknya. Yang paling sering dicuri adalah data-data milik perusahaan, yang pada dasarnya bersifat rahasia. Data yang berhasil dicuri biasanya dijual kepada pihak lain demi mendapatkan sejumlah keuntungan.
Salah satu pencurian data yang paling populer adalah hacking. Data yang terekam di sistem komputer perusahaan berhasil diretas, sehingga pelaku memiliki akses untuk masuk ke database perusahaan. Peretasan komputer dalam hal ini disebut sebagai computer fraud.
-
Menggelapkan Uang
Jenis kecurangan terakhir adalah penggelapan uang yang secara keseluruhan memiliki korelasi dengan kejahatan kerah putih atau white collar crime. Uang yang digelapkan pelaku biasanya uang yang dipercayakan kepadanya. Iming-imingnya adalah investasi yang menguntungkan, padahal investasi bodong.
Pelaku menggunakan skema Ponzi untuk melancarkan aksinya. Dengan bujuk rayu terbaik, sehingga investor percaya begitu saja. Untuk itu, berhati-hatilah.
Tips Mendeteksi Fraud di Perusahaan
Deteksi kecurangan atau fraud detection adalah upaya yang dilakukan untuk mengungkap kecurangan yang terjadi di suatu perusahaan. Pendeteksian ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
-
Memeriksa Jajaran Manajerial
Kecurangan Sering dikaitkan dengan jajaran manajerial. Mereka inilah yang memiliki peluang besar untuk melakukannya. Karenanya, jajaran manajerial sekali-kali perlu diperiksa untuk mendeteksi adanya hal-hal yang mencurigakan di perusahaan.
-
Mempelajari Sifat Organisasi
Perusahaan yang terlalu kompleks cenderung melupakan hal-hal penting. Misalnya, tidak menyadari kalau perusahaan tidak memiliki audit internal yang menyebabkan kecurangan terus merajalela. Karenanya, sifat organisasi perlu dipelajari untuk mengetahui kekurangan yang terdapat pada perusahaan yang dipimpin.
-
Terikat dengan Pihak Eksternal
Meminta bantuan pihak eksternal untuk mengetahui tingkat kesehatan di perusahaan tidak ada salahnya, lho! Misalnya, penggunaan jasa audit eksternal untuk menilai laporan keuangan perusahaan. Keberadaan audit eksternal pun secara otomatis menolong audit internal saat melakukan analisis keuangan.
-
Memeriksa Karakteristik Laporan
Kecurangan dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan. Periksa satu per satu karakteristik atau komponen yang ada di dalamnya, seperti jumlah penghasilan, aset, liabilitas, dan modal. Perbedaan yang signifikan bisa menjadi tanda bahwa perusahaan sedang mengalami fraud.
Tips Menghindari Fraud di Perusahaan
Di sisi lain, pemimpin perusahaan juga bisa menerapkan tips-tips menghindari terjadi fraud. Beberapa tipsnya seperti berikut.
-
Menerapkan Hukum yang Tegas
Siapapun enggan melakukan kecurangan apabila perusahaan menerapkan sanksi hukum yang tegas bagi para pelaku. Libatkanlah aparat yang berwenang dalam pemberian hukuman ini. Beri juga ruang bagi para whistle blower dan investigasi internal untuk mengungkap terjadi fraud dalam perusahaan.
-
Sosialisasi Anti Korupsi
Meskipun korupsi adalah istilah yang sering didengar, tapi belum semua paham tentang korupsi yang sebenarnya. Sesekali adakanlah sosialisasi anti korupsi sebagai bentuk edukasi akan pentingnya menjaga integritas saat bekerja. Dengan demikian, nilai-nilai yang dimiliki dapat terlaksana dengan baik.
-
Evaluasi Secara Rutin
Tips terakhir adalah rutin melakukan evaluasi, terutama terhadap aktivitas yang rentan akan terjadinya penyimpangan. Evaluasi dapat dilakukan sekali dalam setahun, dua kali, atau kapan perusahaan merasa butuh. Hasil dari evaluasi dapat dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan di kemudian hari.
Cegah Fraud dengan Penggunaan Software Akuntansi
Bukan perusahaan kecil, malahan perusahaan besar yang rentan mengalami fraud. Pasti ada saja kecurangan yang terjadi, baik yang jumlahnya kecil maupun besar. Namun, kecurangan tersebut dapat diminimalisir dengan tips-tips yang sudah disebutkan di atas.
Tidak lupa untuk menggunakan software akuntansi guna memudahkan pencatatan keuangan dan meminimalisir terjadinya fraud di perusahaan. Penggunaan software terbilang aman, jadi database perusahaan dipastikan tidak akan hilang. Pilihlah penyedia software akuntansi terpercaya untuk kebutuhan tata kelola perusahaan milikmu.
Baca Juga: Mengenal Coding: Manfaat, Jenis Bahasa Pemrograman, dan Cara Belajarnya