Gig Ekonomi: Definisi, Keuntungan dan Tips Sukses Bersaing di Era Industri 4.0
Saat ini di Indonesia, gig ekonomi sedang menjadi tren yang sekarang telah digunakan atau diterapkan oleh banyak perusahaan untu menyeimbangkan pembagian tugas kantor di antara para pekerjanya.
Gig ekonomi sendiri adalah istilah yang terus berkembang dalam dunia kerja di era industri 4.0. Ada yang menganggap fenomena ini positif, tetapi ada pula yang menganggapnya sebagai ancaman.
Gig Ekonomi juga bisa diartikan ebagai suatu kondisi perekonomian di mana perusahaan lebih memilih untuk mempekerjakan para pekerja lepasan atau freelance, serta pekerja kontrak dibandingkan dengan pekerja penuh waktu.
Gig ekonomi pun menjadi pilihan alternatif favorit di banyak negara termasuk Indonesia ketika pandemi COVID-19 terjadi dan banyak perusahaan yang harus mencoba berbagai strategi agar tetap dapat menjalankan bisnisnya. Membuat mereka terpaksa harus merumahkan banyak dari karyawan mereka untuk mengurangi bujet perusahaan.
Berkat fenomena gig ekonomi ini, banyak pekerja tetap telah tergantikan oleh pekerja lepas atau freelancer dan sering terjadi pada industri kreatif kelas menengah dan startup.
Keuntungan Menerapkan Gig Ekonomi
Keuntungan dari gig ekonomi sebenarnya lebih banyak dirasakan langsung oleh perusahaan yang menerapkannya dan para pekerja paruh waktu. Berikut keuntungan yang didapatkan dari fenomena gig ekonomi:
1. Pengeluaran lebih kecil
Dengan mempekerjakan pekerja paruh waktu, erusahaan tidak memiliki kewajiban untuk memberikan benefit tambahan, seperti asuransi kesehatan, bonus, atau pun THR kepada para pekerja paruh waktu. Yang artinya juga, biaya yang dikeluarkan pun menjadi lebih rendah.
2. Efisiensi waktu
Dengan memperkerjakan pekerja paruh waktu, perusahaan tidak perlu melakukan proses perkenalan atau job training yang biasanya diberikan kepada karyawan baru sebelum mereka mulai bekerja. Yang perlu diberikan kepada para pekerja paruh waktu hanyalah kejelasan tugas dan tanggung jawab, serta output yang diharapkan.
3. Lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan
Perusahaan bisa dengan lebih mudah menyesuaikan kebutuhan dan juga proyek yang sedang berlangsung dengan merekrut pekerja paruh waktu yang keahliannya sesuai dengan yang sedang dicari. Jadi, dengan begini alokasi beban kerja dan sumber daya yang ada bisa lebih terjaga.
4. Bisa dengan mudah mendapatkan seseorang yang lebih expert dan sudah berpengalaman
Perusahaan bisa merekruit pekerja paruh waktu yang expert di bidang tersebut dengan pengalaman yang juga mumpuni untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan kemampuan tertentu. Tentu saja bagi perusahaan hal ini lebih mudah jika dibandingkan dengan merekruit karyawan tetap hanya terutama untuk menyelesaikan proyek yang sifatnya sementara.
5. Meningkatnya kesempatan lowongan kerja untuk freelancer
Dengan adanya fenomena ini, freelancer juga menjadi pihak yang sangat diuntungkan. Kesempatan mereka untuk mendapatkan proyek baru menjadi lebih tinggi.
Selain itu, jika dulu freelancer yang lebih banyak bersaing untuk mendapatkan proyek kerja dengan meningkatnya kebutuhan perusahaan terhadap freelancer sekarang berkat gig ekonomi persaingan antar perusahaan untuk mendapatkan freelancer yang kompeten pun menjadi tinggi. Hal ini pun banyak dimanfaatkan freelancer untuk meningkatkan harga/fee mereka.
6. Mengurangi frustasi saat bekerja
Tidak hanya pada perusahaan, gig ekonomi juga bisa memberikan beberapa keuntungan pada karyawan tetap dengan menjadi strategi efektif untuk mengatasi kesenjangan akan talent atau beban kerja yang meningkat signifikan.
Dengan begini, tidak ada lagi kasus para pekerja yang dibebani dengan tugas-tugas tambahan yang menuntut keahlian yang tidak mereka kuasai akan harus berjuang untuk menyelesaikan pekerjaan mereka yang bisa membuat mereka tertekan dan frustasi.
7. Memberikan waktu lebih untuk meningkatkan karir dan kesejahteraan karyawan
Dengan beban kerja yang tidak berlebih, perusahaan pun bisa dengan lebih mudah meningkatkan tingkat kebahagiaan karyawannya.
Pemimpin dan karyawan pun jadi memiliki lebih banyak waktu untuk menyusun dan mengerjakan projek jangka panjang lain yang bisa difokuskan ke karyawan tanpa harus takut membebani mereka secara lebih dengan rangkaian project selipan dan bersifat sementara.
Dengan adanya pekerja kontingen yang dipekerjakan untuk menyelesaikan proyek-proyek ad hoc, waktu yang dihabiskan untuk hal-hal remeh dan rasa stres dalam menghadapi keluhan pelanggan dapat diubah menjadi alur kerja operasional yang lebih lancar, manajemen waktu yang lebih baik, dan pelanggan yang lebih puas.
Baca Juga: 10 Langkah Perencanaan Karir Agar Masa Depan Sukses
Tips Menghadapi Revolusi Era Industri 4.0 bagi Pekerja
Di era industry 4.0 yang serba digital ini memang memudahkan kita untuk mencari kerja, tapi secara bersamaan persaingan dalam mencari kerja pun semakin meningkat. Dimana para pelamar untuk full time job bisa saja digantikan dengan pelamar paruh waktu bahkan freelancer yang lebih expert dibidangnya begitupun sebaliknya.
Selain itu, banyak perusahaan yang tidak mengutamakan lagi latar belakang pendidikan dan berfokus penuh dalam kualitas skill yang dimiliki pelamar untuk soal perekrutan.
Dengan semakin banyaknya perubahan yang terjadi di era industry 4.0 satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah beradaptasi dengan baik agar tidak kalah saing.
Berikut tips untuk para pekerja agar sukses menghadapi tidak hanya tren ekonomi tapi juga revolusi era industry 4.0 saat ini:
1. Meningkatkan kemampuan diri
Sebagai masyarakat dalam usia produktif, kita dituntut untuk dapat melakukan banyak hal. Seorang pekerja haruslah multi-talenta. Mengapa? Karena sebuah perusahaan juga perlu untuk merampingkan anggaran mereka yang biasanya dialokasikan untuk teknologi industri.
Ikutilah beberapa seminar atau pun les pembelajaran agar bisa membantu untuk meningkatkan kemampuan diri sehingga memiliki daya saing yang tinggi.
2. Mengembangkan soft skill dan hard skill
Cara lain untuk dapat bertahan di era industri 4.0 adalah dengan meningkatkan kemampuan soft skill dan hard skill. Ingat, di masa depan Anda tidak lagi bersaing dengan manusia, melainkan dengan robot dan mesin lainnya.
Tingkatkan soft skill yang dibutuhkan di dunia kerja seperti skill komunikasi dan leadership. Untuk hard skill cobalah mencoba belajar hal baru seperti kursus bahasa asing atau programming.
3. Menjadikan AI sebagai teman
Artificial Intelligence atau AI seperti Google Now atau Siri memang akan menjadi musuh yang harus diwaspadai di masa depan. Namun bukan berarti harus dihindari, alih-alih menghindar mulai saat ini cobalah terbiasa bekerja dengan AI dan pahami cara kerjanya dengan baik.
Siapa tahu dengan begitu Anda justru dapat mengambil celah dalam memanfaat AI untuk menunjang karier atau bisnis sendiri.
4. Berkolaborasi
Kompetisi memang sangat tinggi di era digital sekarang ini. Namun, peluang akan selalu ada jika kita pintar melihatnya. Salah satu cara membuka peluang adalah dengan berkolaborasi.
Bekerja sama dengan orang lain akan sangat membantu diri sendiri untuk memiliki daya saing. Selain itu, untuk apa berkompetisi jika bisa diajak untuk bekerja sama dan meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Begini 5 Langkah Sukses Meniti Karir di Bidang Hospitality
Persiapkan Diri dari Sekarang
Tidak penting usia, baik tua dan muda harus mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai perubahan lainnya yang akan datang kedepannya agar tidak kalah bersaing dalam urusan meningkatkan karir dan mencari pekerjaan.
Tingkatkan skill dan kepercayaan diri dalam menghadapi revolusi era industry berikutnya di masa depan dari sekarang. Tidak usah terburu-buru, bisa dicicil dengan hal-hal kecil asalkan memiliki progress atau kemajuan yang pasti.
Selamat berjuang!
Baca Juga: Cara Sederhana Mengembangkan Diri agar Hidupmu Sukses