HRD Cari Tahu Kebohongan Pelamar Kerja, Kamu Bisa Hadapi dengan Cara Ini
Setiap perusahaan pasti ingin merekrut karyawan yang memiliki keterampilan atau keahlian, serta kredibilitas dan perilaku baik. Tak heran, bila proses penyaringan kandidat bisa berlangsung lama hingga berbulan-bulan.
Salah satunya tahap di mana HRD akan melakukan cek dan ricek segala informasi yang sudah kamu sampaikan dalam berkas lamaran kerja dan seleksi wawancara. Mereka bisa saja menanyakan langsung dari berbagai sumber.
Sumber tersebut, seperti mantan atasan atau HRD kamu di kantor lama, dosen, maupun rekan di kantor tempatmu melamar pekerjaan tersebut. Tujuannya tentu saja untuk mengetahui rekam jejakmu selama bekerja, bahkan melihat sampai catatan kriminalmu.
HRD juga akan melakukan pengecekan terhadap sosial mediamu. Entah itu Facebook, Instagram, Twitter, atau yang lainnya. Apa yang kamu posting, adakah unggahan yang berbau SARA, pornografi, atau lainnya.
Pengecekan ini pun dimaksudkan untuk mengenal lebih jauh kepribadian dan karakter calon karyawan. Dengan demikian, HRD akan menerima kandidat yang betul-betul memenuhi persyaratan, terutama soal kejujuran atau kebenaran informasi yang diberikan pelamar.
Jadi, jangan dipikir HRD hanya sebatas mengetesmu pada seleksi wawancara kerja, psikotest, ataupun wawancara user saja. Mereka diam-diam ngepoin kamu tanpa memberitahukannya kepadamu.
Meski begitu, bukan berarti kamu tidak bisa mempersiapkan hal ini. Berikut yang harus kamu siapkan untuk menghadapi background check karyawan oleh HRD.
Baca Juga: Mau Cepat Sukses? Tiru Gaya Hidup Elon Musk Ini!
HRD akan mengecek informasi yang kamu berikan, apakah benar atau bohong?
-
Minta izin pada pihak yang dijadikan referensi kerja
Mencantumkan referensi kerja merupakan hal lazim yang dilakukan pelamar, khususnya buat kamu yang sebelumnya pernah bekerja. Fresh graduate pun bisa saja dengan mereferensikan nomor telepon dan nama dosen maupun bekas bos perusahaan saat kamu magang.
Untuk yang berpengalaman, referensi kerja bisa memasukkan mantan atasan di kantor lama, HRD di kantor sebelumnya, ataupun rekan yang bekerja di tempat kamu melamar pekerjaan sekarang.
Mereka yang masuk sebagai referensi kerjamu adalah orang-orang yang pernah bekerja sama denganmu. Mengenalmu, baik sebagai rekan kerja maupun sebagai teman.
Referensi kerja ini biasanya dicantumkan dalam surat lamaran kerja atau CV maupun di formulir lamaran kerja dari perusahaan saat proses wawancara. Jika diperlukan, HRD akan melakukan crosscheck dengan orang-orang terkait.
Untuk itu, pastikan kamu meminta izin kepada mereka yang menjadi referensi kerjamu. Tidak perlu meminta secara khusus untuk memberikan penilaian positif tentang kamu bila nantinya ada pihak HRD yang menelepon.
Kalau mereka sudah mengenalmu sebagai karyawan dengan kinerja bagus, attitude yang baik, pasti mereka akan ‘mengangkat’ namamu. Bukan malah menjatuhkanmu di belakang.
-
Siapkan semua data yang diperlukan
Dalam pengecekan ini, ada saja HRD perusahaan yang minta berbagai data atau dokumen, seperti ijazah, KTP, slip gaji perusahaan lama, Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), atau lainnya.
Jadi, penting untuk mempersiapkan semuanya. Agar jika sewaktu-waktu diminta, Anda sudah siap menyerahkannya. Pastikan seperti SKCK memiliki masa berlaku yang masih aktif, sebab ada beberapa dokumen yang masa berlakunya singkat, misalnya berlaku cuma 3 bulan, 6 bulan, atau setahun saja.
Baca Juga: 8 Universitas Akuntansi dan Keuangan Terbaik di Dunia
Bicara dengan jujur dan apa adanya sehingga membuat HRD respect
-
Hapus postingan negatif di media sosial
Ingat, media sosialmu bisa dipantau oleh HRD perusahaan tempatmu melamar. Jadi, sebelum melamar kerja atau wawancara kerja, bersihkan postingan-postingan bernada negatif yang pernah diunggah di seluruh media sosialmu.
Sebab bisa saja HRD men-trekking media sosialmu. Kemudian mendapati postingan mengandung SARA, pornografi, dan hal yang tidak patut lainnya.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Self-Love dan Bagaimana Cara Menerapkannya
-
Bicara jujur dan apa adanya
Saat melamar kerja, menuliskan CV, wawancara kerja, sebaiknya berikan informasi mengenai dirimu secara jujur dan apa adanya. Tidak perlu lebay atau berlebihan hanya untuk mendapatkan simpati atau pujian dari HRD biar diterima bekerja.
Jika ternyata saat background check kamu terbukti berbohong, maka kamu akan langsung dicoret sebagai karyawan meskipun hasil wawancara maupun psikotest memuaskan. Bisa juga di blacklist oleh perusahaan sampai grup atau anak usahanya yang lain.
Kunci orang sukses adalah jujur. Kalau belum diterima bekerja saja sudah bohong, bagaimana nanti bila sudah jadi karyawan, ngibulnya bisa semakin parah.
Tunjukkan Kamu Punya Perilaku yang Baik
Pewawancara atau HRD mencari paket komplit pada setiap pelamar kerja untuk bergabung di perusahaannya. Keahlian dan keterampilan memadai, plus memiliki attitude yang baik.
Untuk itu, tunjukkan pada pewawancara kerja bahwa kamu si paket komplit tersebut, sehingga kamu bisa mendapatkan pekerjaan impian.
Baca Juga: 8 Langkah Pencairan Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan