Investasi Komoditas: Pengertian, Untung Rugi, dan Caranya
Investasi komoditas dapat menjadi pilihan saat ini. Prospek investasi komoditas ke depan masih sangat menjanjikan, seperti minyak mentah, batu bara, emas, hingga pertanian berupa karet, sawit, kertas, dan lainnya.
Kamu bisa ketiban untung dengan investasi komoditas. Sebab, harga komoditas saat ini sedang naik, bahkan diprediksi masih akan tinggi hingga tahun depan. Artinya, masih ada kesempatan cuan.
Baca Juga: Rekomendasi 30 Saham Murah Bagus untuk Investasi
Pengertian Investasi Komoditas
Investasi komoditas
Investasi komoditas adalah kegiatan penanaman modal pada produk atau barang dasar yang dapat diperdagangkan atau dapat ditukarkan dengan barang lain yang memiliki nilai sepadan.
Investasi komoditas sebetulnya sudah berlangsung sejak lama. Jauh sebelum ada investasi saham dan obligasi. Komoditas dari sebuah bisnis menjadi sarana investasi populer dan menguntungkan.
Beberapa komoditas tradisional, antara lain karet, kakao, emas, daging sapi, minyak, dan gas alam. Namun ada komoditi yang diperdagangkan di bursa berjangka, yakni produk keuangan, seperti mata uang asing (valuta asing/valas) dan indeks.
Cara Investasi Komoditas
Cara Investasi Komoditas
Pilihan investasi di pasar komoditas dapat dilakukan melalui beberapa cara:
1. Investasi komoditas langsung
Investasi komoditas langsung adalah investasi secara fisik. Biasanya untuk investasi komoditas langsung membutuhkan modal besar.
Contoh kamu punya tambang batu bara. Lalu melakukan penjualan di dalam dan luar negeri atau ekspor.
2. Investasi komoditas tidak langsung
Cara investasi komoditas tidak langsung adalah dengan membeli saham di perusahaan komoditas, atau membeli reksadana saham yang dananya ditempatkan pada saham-saham berbasis komoditas.
Contoh membeli saham emiten batu bara, seperti ADRO, PTBA, ITMG, INDY, atau perusahaan yang bergerak di sektor komoditas. Modal untuk membeli saham tidak perlu sampai jutaan rupiah.
Membeli saham ADRO misalnya. Harga saham PT Adaro Energy Tbk ini sebesar Rp 1.695 per lembar. Hanya perlu modal Rp 169.500 untuk membeli satu lot saham emiten tersebut.
Baca Juga: Ciri-ciri Investasi Saham yang Bagus untuk Jangka Panjang
Keuntungan dan Kerugian Investasi Komoditas
Keuntungan Investasi Komoditas
Apapun bentuknya mau langsung atau tidak langsung, inilah keuntungan dan kerugian investasi komoditas:
Keuntungan |
Kerugian |
· Melindungi dari dampak inflasi. Biasanya permintaan komoditas cenderung tinggi jika inflasi meningkat, sehingga mendorong kenaikan harga komoditas. Pun jika dolar AS melemah, harga komoditas akan naik · Harga komoditas berfluktuasi, tahun lalu murah, tahun ini melonjak sehingga investor dapat memaksimalkan keuntungan. Misalnya beli saham emiten di saat harga komoditas turun, dan menjualnya ketika sedang tinggi. |
· Fluktuasi komoditas lebih tinggi dibanding jenis investasi lain. Investor komoditi berjangka harus lebih berhati-hati karena pasti ada spekulasi yang berdampak pada kinerja kontrak. Sehingga investor perlu mengelola risiko ini sendiri. · Ada risiko geopolitik yang harus dihadapi investor, khususnya jika investasi komoditas langsung yang berorientasi pada ekspor. Sebab, ini menyangkut antar negara dengan aturan yang sangat ketat. |
Baca Juga: Investasi Kripto vs Saham, Mana yang Lebih Menguntungkan?
Jenis-jenis Investasi Komoditas
Jenis Investasi Komoditas
Berikut jenis investasi komoditas yang bisa menjadi pilihan meraup cuan:
1. Investasi komoditas pertanian
Investasi komoditas pertanian adalah kegiatan penanaman modal pada produk hasil perkebunan, tanaman pangan, perikanan budidaya dan tangkap, peternakan, tanaman hortikultura sayuran dan buah-buahan, serta kehutanan.
Investasi komoditas hasil perkebunan, berupa kelapa sawit, tebu, teh, cengkeh, karet, tembakau, coklat, kopi, dan lainnya. Komoditas tanaman pangan, seperti padi, jagung, umbi-umbian, dan kacang-kacangan.
Komoditas perikanan budidaya, seperti lobster, udang, rumput laut, dan lainnya. Sedangkan investasi komoditas sayur dan buah-buahan, meliputi bawang merah, cabai-cabaian, jeruk, manggis, pisang, dan sebagainya.
2. Investasi komoditas pertambangan
Investasi komoditas pertambangan adalah kegiatan penanaman modal pada barang atau produk yang dikeruk dari perut bumi dan memiliki nilai jual tinggi.
Hasil dari aktivitas pertambangan, baik eksplorasi maupun eksploitasi adalah berupa logam dan energi. Hasil tambang logam meliputi logam mulia dan logam industri.
Logam mulia, di antaranya emas, perak, platinum, dan palladium. Sementara logam industri, yaitu nikel, tembaga, bauksit, mangan, besi, aluminium, dan lainnya.
Jika kamu ingin investasi emas sebagai instrumen paling aman dan bebas dari risiko inflasi, harus memperhatikan faktor penyebab kenaikan dan penurunan harga emas.
Biasanya kalau dolar AS melemah, harga emas akan naik dan sebaliknya. Permintaan dan penawaran pun mempengaruhi harga emas. Permintaan naik, harga emas ikut terkerek.
Cara Investasi Emas
Cara investasi emas yang paling populer adalah membeli emas fisik, baik emas batangan, emas perhiasan, maupun logam mulia. Namun cara tradisional ini membutuhkan tempat penyimpanan, seperti brankas atau tempat aman lainnya.
Zaman now, investasi emas online lagi kekinian. Lebih mudah dan murah dengan modal kurang dari Rp 10 ribu. Menabung emas pada platform investasi emas online besutan Pegadaian dan Antam, maupun lewat situs belanja online.
3. Investasi komoditas energi
Investasi komoditas energi adalah kegiatan penanaman modal pada barang atau produk energi, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Tetapi perlu diingat, harga komoditas hasil tambang ini sangat fluktuatif.
Harga minyak mentah misalnya, dipengaruhi penawaran dan permintaan. Semakin tinggi permintaan, harga cenderung naik. Sebaliknya, bila permintaan berkurang, penawaran tetap, terjadi penurunan harga.
Contoh terjadi lonjakan permintaan batu bara dari China dan India akibat krisis energi. Akibatnya mendorong kenaikan harga batu bara, dan hal ini berdampak positif bagi Indonesia sebagai eksportir batu bara terbesar.
Kondisi geopolitik suatu negara juga berdampak besar pada harga minyak mentah. Seperti ketegangan di negara-negara Timur Tengah sebagai penghasil minyak bumi terbesar di dunia.
Cara Investasi Minyak Mentah
Investasi komoditas minyak mentah secara langsung tidak semudah investasi di komoditas lain. Kamu tidak bisa hanya membeli satu barel minyak saja.
Satu barel sama dengan sekitar 159 liter minyak mentah. Harga minyak mentah saat ini sekitar USD 80 per barel atau Rp 1,12 juta (kurs Rp 14.000 per USD).
Kalau membeli 100 barel minyak, berarti dana yang harus digelontorkan untuk investasi komoditas ini sekitar Rp 112 juta. Belum lagi biaya lain, seperti perizinan, pajak, dan sebagainya.
Paling mudah dengan cara membeli saham perusahaan minyak, atau membeli reksadana saham di sektor energi. Lebih murah dan risikonya juga lebih rendah.
Ikuti Strategi Investasi Komoditas Ini Kalau Mau Luber Cuan
Teringat petuah Lo Kheng Hong, investor yang dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia, berinvestasilah pada saham sektor komoditas. Sebab, keuntungan investasi saham di sektor lain tidak sebesar di komoditas.
Dia menyarankan, agar investor membeli saham dari sektor komoditas saat harga komoditas sedang turun, karena pastinya harga saham ikut murah, lalu simpan.
Begitu harga komoditas naik, diikuti peningkatan harga saham, bisa langsung dijual. Investasi komoditas akan membawa kamu pada kesuksesan bila menggunakan strategi yang tepat.
Baca Juga: Sebelum Investasi, Ketahui Dulu Penyebab Harga Emas Naik Turun