Investasi Reksa Dana, Apa Saja yang Perlu Diketahui?
Bagi millennial yang sudah bekerja, gajian merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu. Bagaimana tidak, gaya hidupmu ketika tanggal ini tiba biasanya kembali normal seperti biasa. Kamu bisa nongkrong lagi, belanja, atau beli makan di luar jadi tidak perlu memasak lagi untuk sementara waktu.
Namun, gaya hidup seperti inilah yang sebenarnya perlu diubah kalau kamu ingin finansialmu sejahtera di hari tua. Sebelum dihabiskan, apa salahnya bila sebagian gaji disisihkan untuk rekening investasi. Dari investasi, kamu bisa memperoleh keuntungan yang bisa diakui sebagai penghasilan pasif.
Salah satu instrumen investasi yang bisa dicoba adalah reksa dana. Agar kamu semakin mantap untuk investasi di reksa dana, berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang reksa dana. Yuk, disimak!
1. Modalnya cukup terjangkau
Modal adalah satu hal yang paling banyak dipertanyakan saat memulai investasi. Tenang saja karena modal di reksa dana cukup terjangkau, yaitu Rp 100.000. Jika menurutmu terlalu kecil, kamu bisa sisihkan Rp 500.000 atau Rp 1.000.000 per bulannya.
Uang yang diinvestasikan biasanya akan ditempatkan sesuai dengan jenis reksa dana yang kamu pilih di awal memulai investasi. Apakah itu reksa dana pasar uang, saham, pendapatan tetap, atau campuran.
Setiap bulannya kamu bisa sisihkan uang yang nominalnya sesuai jumlah modal di awal investasi. Jika dari awal kamu sudah menyisihkan Rp 1.000.000, maka konsistenlah sisihkan sebesar ini. Dalam 3 tahun nanti, kamu bisa memperoleh pokok sebesar Rp 36 juta, belum ditambah bunga reksa dana.
Baca Juga: Cara Mencairkan Reksadana di IPOTGO, Tokopedia, Bukalapak, dan Bareksa
2. Tidak dikelola seorang diri
Berbeda dari instrumen investasi lain, dimana kamu selaku pemilik modal lah yang bertanggung jawab penuh untuk mengelola investasi. Di reksa dana, pengelolaan modal akan dibantu oleh seorang Manajer Investasi (MI).
Dengan adanya Manajer Investasi, kamu tidak perlu takut sama yang namanya rugi meskipun kamu belum tahu betul tentang reksa dana. Kerugian yang kamu alami menjadi PR tersendiri bagi manajer investasi karena kejadian ini otomatis mengurangi penghasilannya.
Ya, keuntungan yang diperoleh dari reksa dana tidak sepenuhnya menjadi hak milik pribadi. Masih harus dibagikan kepada manajer investasi dalam persentase tertentu, sesuai jumlah yang ditentukan. Tenang saja karena persentasenya tidak sampai 20% dari total keuntungan, kok.
3. Jangka waktu investasinya
Sama seperti investasi pada umumnya, dimana investor berhak menentukan jangka waktu investasi sesuai kebutuhan. Di reksa dana kamu boleh memilih apakah mau investasi dalam jangka pendek atau panjang. Rentang waktu investasi jangka pendek biasanya 1-3 tahun, sedangkan jangka panjang 5 tahun ke atas.
Jika menginginkan keuntungan maksimal, maka investasikan modal dalam jangka panjang. Dimana nilai pokok investasi juga ikut bertambah kalau kamu menyetorkan dananya secara rutin setiap bulan.
Jika masa berlaku reksa dana sudah habis atau jatuh tempo, baik nilai pokok maupun keuntungannya nanti akan ditransfer ke rekening pribadi. Kamu bisa gunakan ini sebagai modal untuk DP rumah atau mau lanjut diinvestasikan. Apapun pilihanmu, yang terpenting gajimu kelihatan wujudnya.
Baca Juga: Baru Pertama Kali Investasi, Mau Beli Reksa Dana? Pahami Tips Ini Biar Tak Salah Pilih
4. Tingkat risiko reksa dana
Dunia investasi, seperti reksa dana juga berlaku yang namanya risiko. Semakin besar return yang didapatkan, maka semakin tinggi risiko yang harus ditanggung oleh investor. Terlebih lagi bila berinvestasi di reksa dana jenis saham.
Kemunculan risiko di reksa dana bisa terjadi karena kinerja emiten menurun, kondisi ekonomi lokal maupun global sedang bergejolak, terjadi bencana alam, dan pengaruh politik. Terkadang risiko juga muncul karena masalah wanprestasi, dimana emiten tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana yang telah disepakati dalam transaksi reksa dana.
Namun, kamu tidak perlu khawatir karena manajer investasi akan membantumu meminimalisir tingkat risiko yang ada di reksa dana. Pilihlah manajer investasi yang kompeten, yang memiliki jam terbang tinggi di suatu sekuritas.
5. Reksa dana itu cenderung aman
Investasi tidak sepenuhnya dikatakan aman karena investor harus menanggung sejumlah risiko. Namun, bila dibandingkan dengan instrumen investasi lain, reksa dana masuk dalam kategori aman karena tingkat return yang ditawarkan sekuritas masuk akal.
Berbeda dari P2P Lending atau pembiayaan yang tingkat imbal hasilnya dua kali lipat lebih besar. Atau investasi saham yang nilainya bisa turun drastic mengikuti tren pasar.
Tak heran bila millennial yang baru pertama kali terjun ke dunia investasi disarankan mencoba reksa dana sebelum akhirnya menjajal investasi lain. Sebut saja saham, forex, atau valuta asing (valas) yang risikonya jauh lebih tinggi.
Buatkan Rencana Investasi dari Sekarang
Tertarik berinvestasi di reksa dana? Kamu bisa mulai buatkan rencana investasi mulai dari sekarang. Tuliskan apa yang menjadi kebutuhan, tujuan investasi, dan hitung modal yang akan dialokasikan untuk reksa dana.
Kemudian, carilah sekuritas yang terpercaya untuk mengelola investasi reksa dana. Jangan lupa bawa dokumen-dokumen yang dibutuhkan sebagai syarat memulai investasi yang bisa diakses di website sekuritas yang bersangkutan.
Baca Juga: Cari Investasi yang Aman saat Pandemi? Tengok 4 Jenis Reksa Dana Ini