Kebutuhan Asuransi Berdasarkan Fase Kehidupan
Melakukan manajemen atas risiko keuangan sangat penting untuk mewujudkan kesuksesan finansial. Tanpa manajemen, seseorang tidak tahu arus kas keluar yang membuatnya sulit memenuhi kebutuhan hidup.
Salah satu cara meminimalisir resiko tersebut adalah dengan memiliki produk asuransi. Tentu, setiap produk memiliki tingkatan tertentu berdasarkan fase kehidupan. Contoh sederhana, antara yang menikah dan masih lajang, asuransi yang dibutuhkan keduanya pasti berbeda.
Kalau Anda kebutuhan asuransinya seperti apa? Simak dalam poin berikut, yuk!
1. Baru Bekerja dan Masih Lajang
Pastinya senang dong karena sudah gak menjadi tanggungan orang tua? Meski begitu, jangan lupa kalau penghasilan saat masih pertama kali bekerja masih minim. Range gajinya masih UMR atau lebih tinggi sedikit.
Tak heran kalau asuransi pilihannya masih yang berpremi rendah. Intinya, punya asuransi dan bisa meminimalisir risiko finansial karena gajinya masih sebatas cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja.
Produk asuransi yang paling diminati adalah asuransi kesehatan. Apalagi anak muda zaman sekarang, dedikasi kerjanya sangat tinggi. Sering lembur malah, sehingga risiko terkena penyakit sangatlah besar.
2. Sudah Menikah dan Punya Anak
Ketika sudah menikah, produk asuransi yang dipilih tentunya yang punya manfaat luas. Tidak hanya menanggung biaya kesehatan, tapi juga jiwa baik untuk diri sendiri maupun keluarga.
Nama yang didaftarkan sebagai polis asuransi biasanya si pencari nafkah. Ketika pencari nafkah tidak mampu bekerja lagi, maka asuransi akan memberikan uang pertanggungan kepada ahli waris yang bisa digunakan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mengingat jenjang karir sudah lebih bagus, Anda tentu mengharapkan uang pertanggungan yang lebih tinggi. Hal ini akan mempengaruhi biaya premi bulanan yang pasti lebih besar dibandingkan saat masih lajang.
3. Masa Pensiun
Asuransi bukan hanya melindungi kesehatan, jiwa, tapi juga menjamin kehidupan seseorang di masa tuanya. Kenapa demikian? Kepemilikan asuransi secara tidak langsung melindungi aset seseorang dari pengeluaran yang tidak diinginkan.
Semakin umur bertambah, maka semakin tinggi risiko penyakitnya. Dan ketika jatuh sakit saat tua, biaya pengobatannya pasti mahal karena proses penyembuhan cenderung lebih lama daripada anak muda.
Dengan masuk asuransi sejak muda, bisa dipastikan masa pensiun lebih aman. Kalaupun uang preminya naik, besarnya tidak sebanyak saat memakai asuransi saat usia tua.
Baca Juga: Tips Memilih Asuransi Melahirkan Terbaik Sesuai Kondisi Keuangan
Tips Mengatur Keuangan kala Punya Asuransi
Memiliki asuransi secara otomatis menambah pengeluaran bulanan. Tadinya Rp 5 juta per bulan untuk diri sendiri, menjadi Rp 6 juta. Maka sebelum masuk asuransi, penting untuk mengatur keuangan sebaik mungkin agar nantinya tidak sampai boncos.
1. Memangkas Budget Bulanan
Jika penghasilan masuk dalam kategori pas-pasan, tapi ingin punya asuransi untuk memproteksi diri, maka pangkas budget bulanan. Caranya dengan mengurangi budget untuk masing-masing pos. Misalnya Anda punya 10 pos pengeluaran rutin setiap bulan, maka bisa kurangi Rp 50.000 dari setiap pos.
Jika diakumulasi, penghematannya sudah Rp 500.000. Jumlah yang cukup untuk bayar premi asuransi.
Anggaran bulanan otomatis berubah setelah adanya pemangkasan budget. Makanya, kelola keuangan dengan baik agar gaji cukup sampai tanggal gajian berikutnya tiba.
2. Buat Sistem Autodebet
Untuk setiap transaksi yang terjadi secara rutin, misalnya cicilan, tagihan pascabayar, dan lain-lain, sebaiknya dibuatkan sistem autodebet. Gunanya untuk menghindari keterlambatan atau gagal bayar yang nantinya dapat menimbulkan denda.
Jika sudah punya asuransi pun, sebaiknya pakai sistem autodebet ini. Ketika tanggal jatuh tempo pembayaran tiba, maka sistem otomatis memotong dana dari rekening yang didaftarkan, lalu ditransfer ke perusahaan asuransi.
Sistem autodebet membuat keuangan lebih tertata. Bagi yang belum coba, bisa dicoba sekarang ya!
3. Rutin Membayar Asuransi
Sudah punya asuransi, masa iya dianggurin begitu saja? Jangan lupa bayar preminya agar polis asuransi tetap aktif. Jika pembayaran tak kunjung dilakukan selama masa tenggang, maka status asuransi akan dinonaktifkan.
Akibatnya, Anda tidak bisa menikmati manfaat yang asuransi berikan. Memang, asuransi tersebut bisa diaktifkan kembali, tapi harus membayar tagihan yang menunggak pada bulan sebelumnya.
Bisa kalau mau buat polis baru, tapi preminya kemungkinan lebih besar daripada sebelumnya. Sebab, risiko kesehatannya lebih besar.
4. Premi yang Aman di Kantong
Mau premi murah atau mahal, tidak ada masalah selagi itu mengcover kebutuhan proteksi Anda. Pilihlah yang aman di kantong untuk menghindari terlambat bayar atau penutupan polis.
Anda bisa perluas manfaatnya di kemudian hari kalau merasa finansial sudah cukup baik daripada sebelumnya. Jauh lebih menguntungkan karena kenaikan preminya mungkin tidak terlalu signifikan.
Baca Juga: 7 Tips Agar Tidak Menjadi Korban Penipuan Asuransi
Kontrol Pengeluaran Agar Bisa Punya Asuransi
Asuransi memiliki segudang manfaat yang tidak ditawarkan oleh produk keuangan lainnya. Sebaiknya kontrol pengeluaran dari sekarang, jadi satu atau dua bulan kemudian bisa daftar asuransi. Dengan demikian, diri Anda semakin terproteksi dengan produk yang tepat.
Baca Juga: Ini Dia Risiko Bila Menunda Membeli Asuransi