Kemeriahan Perayaan Lebaran di Berbagai Negara Sebelum Ada Covid-19
Setiap negara memiliki budaya dan tradisi yang berbeda-beda dalam banyak hal, termasuk cara merayakan Hari Raya Lebaran. Pastinya perayaan Lebaran akan selalu meriah dan berkesan.
Di Indonesia, Lebaran disambut dengan meriah. Tradisi umum yang dilakukan antara lain, mudik, berkumpul bersama keluarga, dan bagi-bagi amplop Tunjangan Hari Raya (THR).
Selain itu, pada momen bahagia tersebut identik dengan ketupat sebagai makanan khas Lebaran. Makanan lain, seperti rendang, opor ayam, dan sambal goreng ati turut hadir di acara santap makan bersama keluarga tercinta pada hari tersebut.
Ini adalah tradisi Lebaran yang ada di Indonesia sebelum pandemi. Ya, virus Covid-19 telah mengubah atau menggeser tradisi yang saban tahun digelar untuk merayakan Idul Fitri.
Sebut saja sholat ied di masjid ditiadakan, halal bihalal boleh dilakukan asal dengan keluarga yang tinggal satu rumah, silaturahmi dari tatap muka jadi online, dan lainnya.
Pun dengan tradisi Lebaran di negara lain. Semua berubah sejak pandemi. Berikut 10 tradisi Lebaran di beberapa negara yang sangat dirindukan sebelum ada Covid-19.
Baca Juga: 5 Dosa Keuangan yang Bisa Bikin Kamu Melarat Usai Lebaran
1. Malaysia
Negara tetangga terdekat dengan Indonesia ini memiliki tradisi merayakan Lebaran yang mirip dengan Indonesia. Hal ini terlihat dari suguhan makanan khas lebaran di Malaysia, seperti ketupat dan rendang.
Di Malaysia dikenal juga konsep mudik ke kampung halaman atau lebih di kenal dengan istilah "balik kampung" oleh masyarakat setempat. Masyarakat Malaysia juga melakukan silaturahmi dengan sanak saudara, di mana yang lebih muda memberikan hormat kepada yang lebih tua.
Ada pula tradisi orang sudah bekerja atau sudah berpenghasilan memberikan hadiah berbentuk uang kepada anak-anak. Selain itu, barulah mereka pergi berziarah ke makam sanak keluarganya.
2. Arab Saudi
Orang di Arab Saudi biasanya merayakan Hari Raya Lebaran dengan mengadakan pertunjukkan seni seperti pagelaran teater, pembacaan puisi, parade musik, tari, dan berbagai macam pertunjukkan seni lainnya. Hal ini bertujuan untuk memeriahkan hari yang sudah ditunggu-tunggu masyarakat selama setahun.
Selain itu, biasanya mereka akan menghiasi rumah mereka dengan hiasan khas Lebaran. Di Arab Saudi, perayaan Lebaran dimulai dengan Shalat Ied, lalu makan bersama keluarga.
Setelahnya, mereka pergi untuk mengunjungi dan bersilaturahmi dengan sanak saudara, serta tetangga. Makanan khas Lebaran yang pasti selalu tersedia di meja makan adalah daging domba yang dicampur dengan nasi, ditambah dengan sayuran tradisional. Mau coba?
3. Turki
Di Turki, Hari Raya Idul Fitri disebut dengan kata “Bayram”. Pada perayaan tersebut, orang-orang akan mengenakan pakaian khas yang dinamakan Bayramlik.
Mereka merayakannya dengan memberikan salam kepada satu sama lain sebagai ucapan Lebaran yang berbunyi, “Bayraminiz Kutlu Olsun”, “Mutlu Bayramlar”, atau “Bayraminiz Mubarek Olsun”. Ketiga salam itu artinya hampir sama, yaitu selamat merayakan Hari Raya Bayram.
Sama dengan Indonesia, yang lebih muda akan memberikan hormat kepada yang lebih tua dengan cara mencium tangan atau bersujud di hadapan mereka. Lalu mereka juga akan berkeliling dari rumah ke rumah untuk memberikan salam Bayram dan doa.
Sebagai balasannya, mereka akan diberikan hadiah berupa coklat, permen, uang koin, atau makanan tradisional Turki seperti Lokum dan Baklava. Ada satu hal yang unik pada perayaan Lebaran di Turki, yaitu hanya kaum pria saja yang akan pergi ke masjid untuk melakukan Shalat Ied, sedangkan kaum perempuan berdiam di rumah.
4. China
Di China, kemeriahan perayaan Hari Raya Idul Fitri yang paling terasa ada di daerah Xinjiang dan Yunnan. Kedua wilayah ini dihuni oleh masyarakat yang mayoritas beragama Islam.
Seperti biasa, setelah Shalat Ied, umat Muslim di China akan bersilaturahmi dan makan bersama dengan keluarga dan tetangga terdekat. Seusai bersilaturahmi, mereka akan mengunjungi makam leluhur atau makam tokoh Muslim setempat untuk berziarah dan membersihkan, sembari membacakan doa kepada mereka.
Doa tersebut juga ditujukan untuk umat Muslim yang meninggal pada masa pemerintahan Dinasti Qing dan Revolusi Kebudayaan. Pada hari raya, mereka akan mengenakan baju khas Lebaran, yaitu bagi kaum pria akan mengenakan jas yang khas dan kopiah berwarna putih.
Sedangkan kaum wanita akan menggunakan baju hangat dan kerudung. Asal tahu saja bahwa baju koko adalah baju muslim dari China.
Baca Juga: 6 Tips Mengajarkan Anak Berpuasa Tanpa Memaksa
5. Australia
Masyarakat yang memeluk agama Islam di Australia memang tergolong kaum minoritas, namun mereka bebas dalam melakukan perayaan pada Hari Raya Lebaran tersebut. Banyak perusahaan yang memberikan hari libur kepada karyawannya yang menganut agama Islam agar bisa merayakan Lebaran dengan beribadah dan berkumpul dengan sanak keluarganya.
Tak hanya itu, Lebaran di Australia akan dimeriahkan dengan festival multi kultur. Festival tersebut tidak hanya melibatkan umat Muslim, tapi juga umat beragama lain untuk ikut serta memeriahkan acara tersebut.
Acara ini terbuka untuk umum, bahkan pejabat sekalipun mau datang ke festival tersebut. Itulah indahnya perbedaan.
6. Nigeria
Seperti yang sudah diketahui, masyarakat di Nigeria mayoritas terdiri dari masyarakat beragama Islam dan Kristen. Meskipun berbeda, keduanya hidup berdampingan dengan damai karena saling menghormati satu sama lain.
Hal ini karena sikap toleransi yang tinggi dari masyarakat setempat. Nah, pada saat perayaan Lebaran, banyak umat Kristen yang turut membantu berpartisipasi dalam acara terkait hari raya Lebaran.
Di Nigeria, Idul Fitri dikenal dengan nama “Sallah Kecil”. Pada hari itu, mereka akan saling mengucapkan salam satu sama lain yang berbunyi, “Barka Da Sallah” artinya adalah Salam Sejahtera di Hari Raya.
7. Suriname
Lebaran di Suriname via amongguru.com
Negara yang satu ini memiliki kedekatan tersendiri dengan Indonesia karena sebagian penduduk asli Suriname adalah orang yang berasal dari suku Jawa. Kenapa bisa begitu? Hal ini terjadi karena pada zaman penjajahan Belanda dahulu, banyak orang bersuku Jawa yang dikirim ke Suriname untuk menjadi kuli kontrak dan kemudian menetap di sana.
Ada satu hal yang unik tentang Lebaran di Suriname. Penanggalan Hari Raya Idul Fitri di negara ini dilakukan dengan cara perhitungan sendiri yang didasarkan pada perhitungan ala primbon, peninggalan nenek moyang dari Jawa sejak ratusan tahun lalu.
8. India
Lebaran di India via blogspot.com
Pada saat Idul Fitri tiba, masyarakat Muslim di India akan melakukan Shalat Ied di masjid yang menjadi pusat berkumpul pada Idul Fitri di New Delhi. Mereka akan melakukan Shalat Ied bersama-sama, setelah itu barulah mereka berbincang-bincang sambil memakan hidangan khas Lebaran daerah tersebut.
Berbeda dengan Indonesia yang makanan khasnya terdiri dari ketupat dan pelengkap lainnya, India memiliki makanan khas yang bernama Siwaiyaan. Adalah campuran bihun manis yang disajikan dengan susu dan buah-buahan kering. Ini adalah makanan yang wajib ada pada saat Lebaran di India.
9. Mesir
Sama dengan tradisi merayakan Lebaran di negara lain, masyarakat Mesir juga merayakannya dengan bersilaturahmi. Namun bedanya di Mesir, mereka hanya melakukan silaturahmi dengan keluarga saja, tidak dengan tetangga di sekitar tempat tinggal mereka.
Biasanya mereka akan berkumpul bersama keluarganya di taman sambil menikmati hidangan khas Lebaran di Mesir, yaitu Ranja, makanan yang terbuat dari ikan asin dan acar.
Baca Juga: Ibu Hamil Mau Bayar Fidyah Puasa? Ini Ketentuannya
10. Amerika Serikat
Di Amerika Serikat yang mayoritas penduduknya beragama non-Muslim pun, perayaan Hari Raya Idul Fitri tetap meriah. Biasanya mereka akan merayakannya dengan khusuk dan saling memberi kabar satu sama lain tentang datangnya hari bahagia tersebut melalui internet serta telepon.
Untuk umat Islam di Amerika Serikat, Shalat Ied adalah hal yang paling penting dalam Idul Fitri. Mereka akan berdoa memohon ampun dan mendapatkan nasehat untuk saling memaafkan dan hidup berdamai dengan orang lain.
Setelah shalat usai dijalankan, mereka biasanya akan saling berpelukan dan menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri. Pakaian yang mereka gunakan sangat bervariatif, mengingat kebanyakan umat Muslim yang ada di negara ini adalah imigran, jadi mereka menggunakan pakaian khas daerahnya masing-masing.
11. Jepang
Lebaran di Jepang via boombastis.com
Saat Hari Raya Idul Fitri di Jepang, umat muslim di sana merayakan Lebaran dengan Shalat Ied terlebih dulu. Untuk yang berada di wilayah Tokyo dan sekitarnya, mereka akan berbondong-bondong pergi ke Masjid Camii untuk shalat berjamaah. Setelah itu, saling bersilaturahmi dan menikmati makanan lezat yang disediakan panitia masjid.
12. Rusia
Lebaran di Rusia via kompasiana.com
Umat Muslim di Rusia merayakan Hari Raya Idul Fitri di rumah masing-masing bukan cuma sehari atau dua hari, tapi tiga hari berturut-turut. Setelah Shalat Ied, mereka akan menikmati santapan makanan khas dengan bahan utama daging kambing. Makannya ditemani salad dan sup yang akan menambah kenikmatannya.
Mempererat Tali Silahturahmi
Memang setiap negara memiliki tradisinya masing-masing dalam merayakan Lebaran. Namun jika diperhatikan, ada kesamaan mencolok dari semua tradisi di atas, yaitu tradisi bersilaturahmi dengan sanak keluarga.
Jadi bisa dikatakan bahwa kehangatan bersama sanak saudara yang paling ditekankan pada hari raya Lebaran, di samping beragamnya makanan khas Lebaran untuk disantap bersama.
Baca Juga: Tips Menabung Jutaan Rupiah Dalam Waktu 30 Hari di Bulan Puasa