Keuangan Sebelum dan Sesudah Menikah, Ekspekstasi Tak Seindah Realita
Kondisi keuangan sebelum dan setelah menikah tentu berubah. Jika sebelum menikah dulu sangat mudah mengeluarkan uang, lainnya sesudah menikah.
Pastinya harus mempertimbangkan pasangan dan kebutuhan yang lebih penting, seperti memikirkan masa depan pendidikan anak, dan lainnya.
Kepemilikan uang pun demikian. Dari yang tadinya milik sendiri, menjadi milik bersama. Jadi, tidak boleh ada pikiran ingin menguasai sepenuhnya uang punya suami atau istri.
Kondisi keuangan kamu antara ekspektasi dan realitanya jelas berbeda setelah menikah. Berikut poin-poinnya.
Baca Juga: Persiapan dan Cara Lapor SPT Tahunan Pribadi Terbaru 2021
1. Tentang biaya pernikahan
Biaya pernikahan
Khusus bagi perempuan, kamu mungkin beranggapan kalau biaya pernikahan semuanya menjadi tanggung jawab suami. Atau mungkin sebagian biayanya dikover orangtua.
Itu ekspektasimu. Tetapi faktanya, kamu juga harus ikut mengeluarkan uang untuk membiayai pernikahan. Biaya pernikahan bisa ditanggung bersama.
Sebab, pernikahan ini antara kamu dan pasangan. Kalau bisa jangan sampai merepotkan orangtua. Belajar untuk menyisihkan uang, menabung untuk biaya pernikahan kalian.
Sebelumnya hitung biaya pernikahan dengan detail. Mulai dari pendaftaran di KUA, resepsi pernikahan seperti sewa gedung, katering, baju dan rias pengantin, dekorasi, fotografi dan video, dan lainnya.
Dengan mengetahui rincian biayanya, kamu dan pasangan dapat mulai menabung dan berhemat demi pernikahan berjalan lancar.
2. Tentang siapa yang akan bekerja
Maunya sih yang bekerja cuma suami saja, sedangkan istri di rumah. Mengurus suami, rumah, dan anak-anak kelak. Ini biasanya ekspektasi banyak kaum hawa.
Namun realitanya berbeda. Tidak semua orang seberuntung itu. Kenyataannya, kamu tetap harus bekerja demi membantu perekonomian keluarga. Umumnya karena gaji suami pas-pasan.
Apalagi ketika belum punya momongan, bekerja adalah pilihan terbaik supaya bisa mengumpulkan uang lebih banyak. Jadi, kondisi keuangan keluarga saat buah hati lahir tetap stabil.
Hal seperti ini sebaiknya didiskusikan bersama pasangan. Kalau memang istri tidak bekerja, pastikan suami memberikan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sekaligus menabung.
Baca Juga: Kelebihan Beli Pulsa Secara Online vs Offline
3. Tentang siapa yang mengatur keuangan keluarga
Siapa yang mengatur keuangan
Ekspektasinya istri yang akan mengelola seluruh keuangan rumah tangga setelah menikah. Tetapi realitanya tidak semua suami pasrah begitu saja bila keuangan rumah tangga dikelola ditangani istri. Apalagi kalau istrinya punya sifat boros.
Ada suami yang juga ikut ambil bagian dalam mengelola keuangan rumah tangga. Tujuannya untuk memonitor apakah uang yang diberikan benar-benar digunakan untuk hal berguna atau dihamburkan begitu saja.
Sebelum menikah, ada baiknya bicarakan siapa yang nantinya akan mengelola keuangan. Baik suami maupun istri, sejatihnya punya tanggung jawab yang sama dalam mengelola keuangan. Sebab, dampak dari pengelolaan uang ini akan ditanggung bersama nantinya.
4. Istri agak perhitungan soal uang
Ekspektasi suami, sang istri gak pelit-pelit amat soal uang. Pada kenyataannya justru sebaliknya. Istri biasanya agak perhitungan tentang uang karena punya kalkulasi yang baik tentang pengeluaran setiap bulan.
Istri cenderung memikirkan hari esok, sedangkan suami biasanya hanya fokus pada kesenangan atau kebutuhan hari ini. Maka dari itu, punya istri yang akan perhitungan itu sebenarnya menguntungkan karena keuangan keluarga menjadi lebih terjamin.
Perhitungan di sini tentu dalam arti positif, ya! Di mana istri berusaha menghemat kas keluar agar bisa dialokasikan ke pos keuangan lainnya, seperti tabungan maupun investasi.
Baca Juga: Penyebab Salah Investasi yang Bikin Bangkrut dan Cara Memperbaikinya
5. Jujur soal keuangan
Banyak orang yang berekspektasi kalau pasangannya akan jujur terhadap kondisi keuangannya. Tentang gaji yang didapatkan, bonus, tunjangan, dan pengeluaran sehari-hari untuk bekerja.
Tetapi realitanya justru berkata lain. Ada saja orang yang berusaha menyembunyikan gaji yang diperoleh, karena tidak rela kalau itu menjadi hak pasangannya. Padahal seharusnya memang menjadi hak berdua, kan?
Sikap egois seperti inilah yang dapat menyebabkan pertengkaran dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya segera diskusikan agar masalah ini tidak merusak keharmonisan keluargamu.
6. Kamu dapat membuat pasangan hemat
Kamu dapat membuat pasangan hemat
Masih banyak orang yang percaya kalau kehadiran kamu, dapat membuat pasanganmu lebih hemat. Atau sebaliknya. Benarkah demikian? Ini cuma bagian dari ekspektasi kamu di awal pernikahan, tapi realitanya tidak.
Suami atau istri yang boros akan tetap boros sekalipun kamu sudah berusaha untuk mengajarkan pola hidup hemat. Sifat tersebut bisa berubah jikalau diri sendiri yang niat berubah. Jadi tidak bisa dipaksakan begitu saja.
Jangan Halu Berlebihan, Nanti Kecewa
Kamu boleh memiliki ekspektasi terhadap sebuah pernikahanmu, terutama dalam keuangan. Namun jangan berlebihan atau terlalu tinggi.
Jika ekspektasi tidak sesuai dengan kenyataan, kamu atau pasangan sendiri yang akan kecewa nantinya.
Walaupun demikian, jika sudah menikah, kamu dan pasangan harus saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Itu sudah menjadi pilihan hidup.
Bila ada masalah dalam rumah tangga adalah wajar. Bumbu agar pernikahan tidak hambar dan yang akan membuat kalian saling menguatkan serta makin mencintai.
Baca Juga: Pinjaman Modal Usaha Terbaik 2021 dan Cara Mendapatkannya