Kerap Ditemui pada Asuransi, Ini Pengertian Law of Large Numbers, Tujuan, dan Penerapannya
Pengelolaan risiko dalam dunia asuransi adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan, tidak hanya oleh pihak nasabah, tapi juga perusahaan asuransi. Pasalnya, jika salah mempertimbangkan tingkat risiko dalam menyediakan layanan asuransi, bukan tidak mungkin perusahaan asuransi akan mengalami kerugian besar.
Salah satu konsep statistik yang kerap dijadikan sebagai perhitungan tingkat risiko dalam dunia asuransi adalah law of large numbers atau hukum bilangan besar. Secara umum, istilah ini mengacu pada perhitungan jumlah rerata risiko pada populasi. Perhitungan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memprediksi suatu hal tertentu.
Lalu, seperti apa penerapan dari konsep ini dalam konteks asuransi? Jika ingin tahu jawabannya, simak penjelasan tentang apa itu law of large numbers, tujuan, sampai penerapan dan contohnya berikut ini.
Pengertian Law of Large Numbers
Bisa disebut pula sebagai hukum bilangan besar, law of large numbers adalah suatu konsep statistik yang digunakan untuk menghitung jumlah rerata risiko pada populasi dengan tujuan memprediksi sesuatu. Tingkat ketepatan prediksi tersebut menjadi lebih tinggi ketika populasi yang terhitung semakin besar.
Pada konteks asuransi, definisi law of large numbers adalah konsep yang berguna untuk memperkirakan risiko kerugian maupun klaim peserta asuransi. Dengan begitu, perusahaan asuransi bisa menghasilkan perhitungan secara akurat terkait hal tersebut.
Pemahaman tentang law of large numbers adalah hal yang sangat penting, khususnya bagi agen asuransi. Sebab, konsep tersebut mampu memudahkan agen asuransi dalam menjelaskan manfaat asuransi, termasuk memberikan perhitungannya dengan akurat.
Pada prinsip statistik serta teori probabilitas, law of large numbers adalah sebuah teori yang memberi gambaran hasil saat seseorang terus melakukan percobaan dalam kurun waktu tertentu serta dengan intensitas besar. Hukum tersebut menyatakan semakin besar jumlah contoh kejadian, semakin dekat pula hasilnya dengan rerata populasi.
Teori ini pertama kali diperkenalkan Girolamo Cardano, ahli matematika dari Italia di tahun 1501 sampai 1576. Ketika memperkenalkan teori ini, Cardano tak dapat menunjukkan bukti jika akurasi dari statistik empiris memberi kecenderungan hasil lebih baik melalui peningkatan jumlah percobaannya.
Seiring berjalannya waktu, teori ini mempunyai bentuk khusus, yakni random binary variable yang berhasil dibuktikan Jacob Bernoulli. Setelah melakukan pengembangan dan pengumpulan bukti matematis selama 20 tahun, Bernoulli menjelaskan tentang teori khusus tersebut dalam bukunya, Ars Conjectandi Art of Conjecturing di tahun 1713.
Dari konsep hukum bilangan besar ini, rerata hasil yang didapatkan terhadap mayoritas percobaan bisa mendekati angka yang diinginkan. Selain itu, angka tersebut juga cenderung lebih dekat seiring dengan semakin banyak percobaan yang dilakukan. Karenanya, hukum ini penting dipahami guna menjamin perhitungan jangka panjang secara stabil pada rerata peristiwa acak, termasuk untuk diterapkan di dunia asuransi.
Tujuan Dilakukannya Law of Large Numbers
Pada dasarnya, di konteks asuransi, tujuan law of large numbers adalah memudahkan penaksiran atau perkiraan nilai serta frekuensi klaim manfaat yang harus diberikan pada klien. Penentuan nominal premi yang dibayar tak dapat dilakukan dengan sembarangan dan harus diperhitungkan dengan konsep ini.
Melalui penerapan hukum bilangan besar, perusahaan asuransi bisa lebih mudah memperkirakan intensitas dan frekuensi pengajuan klaim nasabahnya. Penerapan teori ini juga bisa membantu perusahaan dalam memperkirakan kerugian saat banyak orang yang mengajukan asuransi. Jadi, pada dasarnya, teori tersebut bertujuan untuk mengatur serta memprediksi nominal kerugian yang mungkin terjadi dan menyesuaikan nominal premi asuransi.
Penerapan dari Law of Large Numbers
Penerapan dari teori ini dilakukan AAJI atau Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia. Hal tersebut bertujuan agar bisa menentukan biaya premi dengan dasar aset dan prediksi kerugian. Teori ini juga membantu pihak tertanggung agar bisa mendapat penjelasan secara detail dan lengkap terkait layanan asuransi yang didapatkannya.
Penerapan hukum bilangan besar pada asuransi artinya membuat kerugian pada waktu mendatang sesuai dengan maupun mendekati risiko kerugian yang sudah diperkirakan. Pasalnya, risiko serta ketidakpastian bakal berkurang, sedangkan jumlah nasabah asuransi bisa terus meningkat.
Makin banyak nasabah asuransi, hal tersebut bisa menjadikan risiko kerugian yang ditanggung asuransi bisa diantisipasi sesuai perkiraan. Hukum ini diaplikasikan guna perusahaan asuransi mampu menentukan tingkat mortalitas dan morbiditas pada nasabah yang mengajukan asuransi.
Di samping itu, pada penerapan praktisnya, teori ini mampu mempermudah perusahaan asuransi dalam menetapkan nominal premi secara akurat. Jadi, tingkat eksposur risiko pada perusahaannya bisa dikurangi karena banyaknya klaim manfaat yang harus diberikan.
Contoh Pengaplikasian Law of Large Numbers
Agar lebih mudah memahami law of large numbers, ada baiknya kamu mencermati contohnya berikut ini.
Anggap saja sebuah perusahaan asuransi kesehatan mengetahui fakta bahwa ada 5 dari 150 orang berpotensi mengalami cedera serius serta memerlukan biaya tinggi selama 1 tahun penuh. Apabila perusahaan asuransi tersebut hanya memberi asuransi pada 10 sampai 25 orang saja, artinya perusahaan asuransi bakal merugi.
Idealnya, perusahaan asuransi harus bisa mendapatkan 100 sampai 120 nasabah asuransi, atau bahkan 150 orang. Dengan begitu, risiko kerugian yang dialami perusahaan menjadi lebih terkontrol dan sesuai perkiraannya. Oleh karena itu, jika dalam 1 tahun benar ada 5 orang mengalami cedera yang serius, biaya klaimnya bisa ditangani dengan optimal oleh perusahaan asuransi.
Tingkatan dalam Law of Large Numbers
Pada teori law of large numbers dikenal pula 2 tingkatan yang bisa dibentuk oleh perusahaan asuransi, yaitu tingkat mortalitas dan tingkat morbiditas. Berikut adalah penjelasan dari kedua tingkatan hukum bilangan besar tersebut.
-
Tingkat Mortalitas
Tingkat mortalitas adalah jumlah atau frekuensi angka kematian dan berhubungan dengan produk asuransi jiwa. Karenanya, tingkat mortalitas menjadi dasar penting pada penentuan dari premi asuransi tersebut dan kerap muncul pada penerapan teori ini.
-
Tingkat Morbiditas
Sementara untuk tingkat morbiditas adalah jumlah atau frekuensi sakit, cedera, cacat maupun peristiwa yang sudah diasuransikan. Selayaknya tingkat mortalitas, tingkat morbiditas juga kerap menjadi dasar pada penentuan biaya premi asuransi yang dibebankan pada nasabah.
Probabilitas dari Law of Large Numbers
Pembahasan tentang law of large numbers tidak bisa lepas dari teori probabilitas atau kemungkinan. Pada dasarnya, probabilitas atau probability adalah kemungkinan yang kerap ditemui pada kehidupan harian dan bisa diaplikasikan pada sejumlah hal, termasuk asuransi. Berikut adalah jenis-jenis probabilitas yang melekat pada asuransi dan penting untuk diketahui.
-
Priory Probability
Jenis probabilitas ini mengacu pada suatu kejadian yang sudah diketahui sebelumnya serta bisa diprediksi. Contohnya adalah seseorang dengan usia senja yang mengajukan asuransi jiwa. Karena usia senja rentan mempunyai riwayat penyakit kemungkinan atau risiko asuransi bisa diperkirakan, di mana asuransi biasanya akan membebankan biaya premi lebih besar pada kelompok nasabah tersebut.
-
Empirical Probability
Jenis yang kedua adalah empirical probability, yakni kemungkinan dengan dasar pengalaman atau empiris. Jenis probabilitas ini merujuk pada situasi yang dapat diketahui dari aktivitas harian atau pengalaman yang dimiliki seseorang. Misalnya pekerja pabrik yang memiliki risiko cukup besar dalam mengalami kecelakaan kerja.
Dari banyaknya buruh pabrik, diprediksi ada beberapa persen di antaranya yang terkena kecelakaan kerja setiap tahunnya. Perkiraan tersebut bisa menjadi dasar dari penerapan empirical probability.
Jenis probabilitas ini sendiri sering diterapkan perusahaan asuransi, khususnya asuransi jiwa. Sebagai contoh, anggap saja dari seribu orang dengan usia 20 tahun, berapa banyak orang yang meraih umur 21 tahun. Dari data tersebut lalu dikumpulkan serta diolah melalui data statistik dan penerapan hukum bilangan besar.
Pengaplikasian dari kedua jenis probabilitas ini amat penting pada asuransi, khususnya asuransi jiwa. Sebab, keduanya mampu membantu asuransi dalam menaksir potensi kerugian yang mungkin dialami dan bisa menjadi dasar penentuan premi asuransi. Karenanya, teori probability ini juga penting untuk dipahami ketika membahas law of large numbers.
Penerapan Law of Large Numbers Bisa Tentukan Potensi Kesuksesan Bisnis Asuransi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, law of large numbers adalah salah satu hal yang menjadi dasar dalam menentukan beragam hal penting dalam asuransi, seperti biaya premi dan tingkat risiko. Karenanya, teori ini perlu diterapkan agar bisa meningkatkan peluang kesuksesan bisnis asuransi. Walaupun begitu, penerapan hukum bilangan besar bukan satu-satunya hal yang mampu menjamin kesuksesan bisnis asuransi sehingga aspek lain yang tak kalah penting tetap harus diperhatikan, seperti efisiensi operasional dan menjaga hubungan dengan nasabah.