4 Mitos Asuransi Keliru yang Sering Menjerumuskan Nasabahnya, Apa Saja?

Mampu memberi jaminan proteksi terhadap risiko masalah yang mungkin terjadi di masa depan merupakan salah satu manfaat utama dari memiliki asuransi. Akan tetapi, meski menawarkan manfaat yang begitu penting, tidak sedikit orang yang meremehkan asuransi dan melewatkan perlindungannya. 

Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah terhadap asuransi ini dibuktikan dengan rendahnya penetrasi terhadap industri tersebut. Penyebabnya pun beragam, misalnya percaya dengan mitos asuransi yang sebenarnya tidak sesuai fakta dan kerap menjerumuskan masyarakat maupun nasabahnya. 

Yang menjadi pertanyaan, apa saja mitos seputar asuransi yang keliru tapi sering kali dipercaya oleh masyarakat? Nah, untuk mengetahuinya, simak 4 mitos asuransi dan fakta sebenarnya di balik mitos-mitos tersebut berikut ini. 

  1. Premi Asuransi Pasti Mahal

    Mitos asuransi pertama yang salah kaprah namun sering dianggap benar oleh masyarakat adalah biaya premi atau tarifnya pasti mahal. Mitos ini tentu membuat mayoritas masyarakat ragu untuk mengajukan asuransi karena takut biaya preminya terlalu berat membebani keuangan. 

    Faktanya, nominal premi asuransi bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan. Misalnya, kamu bisa saja mengajukan asuransi dengan biaya premi yang terjangkau, misalnya puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah saja per bulannya. Tapi, karena biaya preminya yang rendah, perusahaan asuransi memberi manfaat perlindungan yang lebih terbatas menyesuaikan perhitungan dan kebutuhan nasabah. 

    Di samping itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi besaran premi asuransi, seperti objek asuransi, cakupan proteksi yang diberikan, tingkat risiko yang ditanggung, dan sebagainya. Semua aspek tersebut akan diperhitungkan oleh pihak asuransi dalam menentukan biaya premi yang harus ditanggung oleh nasabah. Tentunya, kamu bisa bernegosiasi dengan pihak penyedia asuransi dalam menentukan nominal premi ini dengan menyesuaikan manfaat perlindungan yang diberikan.  

  2. Asuransi Hanya Dibutuhkan Orang Tua

    Mitos lainnya adalah pemikiran jika manfaat perlindungan dari asuransi hanya dibutuhkan oleh orang tua yang berusia lanjut dan mempunyai risiko kesehatan besar. Padahal, proteksi yang disediakan oleh asuransi ini pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang, baik orang tua, dewasa muda, hingga anak kecil sekalipun. 

    Malahan, jika mengajukan asuransi ketika masih berusia muda, kamu berkesempatan untuk mendapatkan manfaat proteksi dengan biaya premi yang lebih terjangkau. Alasannya karena risiko yang ditanggung asuransi dalam waktu dekat masih sangat rendah. 

    Oleh karena itu, sebelum terlambat, ajukan asuransi mumpung masih muda agar bisa segera mendapatkan manfaat perlindungan dengan biaya premi yang lebih terjangkau. Dalam catatan, pilih jenis asuransi yang manfaat proteksinya dibutuhkan, misalnya asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan asuransi kendaraan. Dengan begitu, kamu tak sekadar menanggung biaya premi tanpa merasakan manfaat dari memiliki asuransi. 

  3. Klaim Manfaat Asuransi Ribet dan Menyulitkan

    Mitos asuransi lain yang memunculkan stigma negatif di masyarakat adalah banyak orang meragukan manfaat atau keuntungan dari perlindungan asuransi. Bahkan, tidak sedikit di antaranya yang menganggap jika proses pengajuan klaim perlindungan asuransi pasti dipersulit dan berujung penolakan dari perusahaan.

    Yang perlu digarisbawahi, pengajuan klaim proteksi asuransi tidak akan ditolak asal memenuhi ketentuan dan syarat yang tertulis pada polis. Jika klaim manfaat asuransi yang diajukan oleh nasabah tak sesuai dengan yang tertera pada polis, pihak perusahaan asuransi berhak untuk menolaknya. 

    Oleh karena itu, ketika mengajukan asuransi, kamu wajib membaca dan memahami seluruh klausa dan poin yang tertulis pada polis. Kamu juga diberi waktu hingga 7 hari untuk mempelajari isi polis asuransi pasca pengajuan untuk mempertimbangkan manfaatnya lebih lanjut. 

    Jika memang ada poin yang membingungkan, jangan ragu untuk menanyakannya hingga jelas ke pihak penyedia asuransi. Contohnya, pada asuransi kesehatan, terdapat ketentuan yang disebut pre-existing condition di mana manfaat perlindungannya tidak bisa diajukan pada penyakit yang telah diidap pihak tertanggung sebelum mengajukan asuransi. Nah, aturan-aturan seperti penting untuk kamu cermati agar tak merasa dirugikan ketika mengajukan asuransi. 

  4. Lebih Baik Menabung daripada Terlindungi Asuransi

    Mitos yang terakhir, beberapa orang percaya jika menabung di rekening khusus atau dana darurat lebih baik dibanding menyisihkan uang untuk membayar premi asuransi. Mitos ini membuat banyak orang menganggap jika sudah memiliki tabungan, perlindungan asuransi tak lagi dibutuhkan. 

    Pada kenyataannya, walaupun sama-sama penting untuk menjamin kesehatan finansial, fungsi tabungan dan asuransi ini berbeda. Peran asuransi pada dasarnya adalah memberi perlindungan finansial ketika kamu diterpa masalah sesuai dengan ketetapan pada polis. Dengan manfaat proteksi yang lebih terjamin tersebut, asuransi membebankan biaya premi dengan nominal tertentu yang wajib dibayarkan oleh nasabah.

    Sementara tabungan adalah sarana untuk meraih tujuan finansial tertentu dengan nominal sesuai keinginan dan dananya bisa digunakan kapan saja ketika dibutuhkan. Meski manfaat tabungan lebih fleksibel, tapi proteksi asuransi ibarat memberi nyawa kedua bagi keuangan ketika diterpa masalah tidak terduga, seperti biaya rumah sakit, hingga tulang punggung keluarga meninggal dunia. 

Cari Tahu Fakta di Balik Mitos Asuransi agar Tak Keliru Memahami Manfaatnya

Dari 4 mitos asuransi di atas, beberapa di antaranya mungkin masih sering kamu anggap benar hingga saat ini. Nah, setelah mengetahui fakta di balik mitos-mitos tersebut, kamu pasti menyadari jika asuransi adalah produk keuangan dengan manfaat yang penting didapatkan. Yang terpenting, pahami jenis asuransi dan manfaat perlindungan yang diberikan, lalu pilih produk yang memang dibutuhkan dan mampu memberi proteksi maksimal bagi kondisi keuangan.