Alasan Tak Kunjung Memulai, Ini Mitos Investasi yang Tak Seharusnya Kamu Percaya

Siapa yang tidak ingin nilai kekayaannya terus bertumbuh seiring waktu hingga akhirnya berhasil meraih tujuan finansial yang telah lama diidam-idamkan? Kenyataannya, hal ini bisa kamu wujudkan dengan lebih optimal melalui investasi dan membiarkan uangmu “bekerja”. 

Sayangnya, tidak sedikit orang yang masih merasa ragu untuk mulai menanam modal karena beragam stigma negatif yang menyelimuti dunia investasi. Mitos investasi ini bahkan dipercaya oleh sebagian orang tanpa mengetahui fakta sebenarnya dan menjadi penghalang untuk mulai berinvestasi. 

Lantas, apa saja mitos investasi yang seharusnya tak lagi kamu percaya agar tak ketinggalan kesempatan mengembangkan aset di masa depan ini? Nah, agar lebih terbuka soal investasi, simak mitos investasi dan fakta sebenarnya yang penting kamu pahami berikut ini. 

Mitos Investasi dan Faktanya

Mitos Investasi

  1. Terbatas untuk Orang Kaya Saja

    Banyak orang mengira jika investasi adalah aktivitas yang hanya bisa dilakukan oleh kalangan ekonomi atas. Dulu, investasi memang hanya terbatas bagi orang kaya saja. Sebab, minimal pembelian instrumen investasi cukup mahal, yakni mulai dari kisaran jutaan rupiah, serta hanya bisa dilakukan melalui lantai bursa. 

    Faktanya, saat ini investasi bisa dilakukan oleh masyarakat dari berbagai kelompok ekonomi. Apalagi semenjak kehadiran reksa dana, investasi bisa dilakukan dengan modal mulai dari 10 ribu rupiah saja, dan dapat diakses secara online melalui platform investasi di smartphone. Jadi, tidak ada alasan tak kunjung berinvestasi karena kamu bisa memulainya dengan modal receh dan terjangkau. 

  2. Punya Risiko Kerugian yang Tinggi

    Ketika berinvestasi, kamu tidak bisa sepenuhnya menghilangkan faktor risiko dalam aktivitasnya. Pasalnya, tak ada instrumen investasi yang sepenuhnya terbebas dari risiko. Walaupun begitu, tak berarti semua aktivitas investasi mempunyai risiko kerugian yang tinggi. 

    Terdapat berbagai pilihan instrumen investasi dengan tingkatan risiko yang berbeda-beda, mulai dari yang tinggi hingga rendah. Contohnya adalah deposito dan reksa dana pasar uang yang memiliki risiko sangat kecil sehingga cocok dipilih oleh investor konservatif atau pemula. Namun, pahami jika memilih instrumen berisiko rendah, potensi imbal hasil yang diberikan juga lebih terbatas sehingga perlu disesuaikan dengan tujuan dan jangka waktu investasi. 

  3. Sulit untuk Dipelajari

    Ketika ingin terjun ke bidang baru, apalagi yang berurusan dengan uang seperti investasi, kamu harus mempelajarinya dengan cermat agar mampu memaksimalkan keuntungan. Tapi, meski memulainya dari nol, mempelajari dunia investasi sejatinya tidak serumit yang dibayangkan banyak orang. 

    Terlebih, saat ini akses untuk belajar berinvestasi terbuka lebar di berbagai platform, seperti media sosial, situs seputar keuangan, dan lain sebagainya. Selain itu, kamu juga bisa mengikuti kelas investasi agar lebih mudah memahami konsep investasi serta strategi terbaik menjalaninya. Jadi, jangan biarkan mitos investasi ini menghambatmu untuk mulai menanam modal dan melewatkan kesempatan meraih cuan di masa depan. 

  4. Harus Ahli Finansial dan Investasi

    Siapa bilang investasi hanya bisa dilakukan oleh ahli finansial dan investasi saja? Kenyataannya, saat ini orang awam dengan berbagai latar pendidikan dan ekonomi juga telah memulai berinvestasi. Bahkan, tidak sedikit di antara mereka yang berhasil meraih keuntungan menggiurkan setelah menanam modal selama beberapa waktu. 

    Ya, investasi sekarang ini terbuka untuk semua orang tanpa ada batasan pendidikan atau keahlian. Asal mau terus belajar, investasi bisa dilakukan oleh siapa saja dan mampu memberi imbal hasil menjanjikan sesuai strategi dan tujuan keuangan yang ingin diraih.

  5. Investasi Ibarat Perjudian

    Mitos lainnya yang salah kaprah dipahami oleh masyarakat awam adalah investasi sama halnya dengan perjudian. Alasannya karena investor dianggap sekadar mempertaruhkan uangnya tanpa ada jaminan keuntungan.

    Nyatanya, investasi dan perjudian adalah hal yang jauh berbeda. Sebab, investasi melibatkan proses penelitian, analisis, serta pengambilan keputusan dari informasi yang tersedia. Sehingga, investor memiliki kehendak penuh terhadap aktivitas investasinya, dan mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan pemahaman dan kemampuannya dalam membaca pasar.

  6. Cuma untuk Jangka Panjang

    Investasi hanya dilakukan untuk jangka waktu yang panjang saja. Jika dilakukan untuk jangka pendek, investasi tidak akan bisa memberi keuntungan sesuai harapan atau bahkan bisa dipastikan merugi. Begitulah kira-kira anggapan sebagian orang yang kurang memahami seputar aktivitas menanam modal. 

    Tapi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, instrumen investasi ada beragam dan kamu bisa memilih sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko investornya. Misalnya, jika ingin berinvestasi jangka pendek, kamu bisa menanam modal di instrumen pasar uang yang memiliki risiko rendah. 

    Sementara itu, untuk investasi jangka panjang bisa dilakukan dengan membeli saham yang berisiko tinggi. Jadi, kamu pada dasarnya bisa menentukan sendiri tingkat risiko selama berinvestasi dan tak sekadar bertaruh untuk mendapatkan untung. 

  7. Tak Perlu Perencanaan untuk Sukses

    Karena tergiur dengan potensi keuntungannya, tidak sedikit orang yang percaya pada mitos jika investasi bisa dilakukan tanpa perencanaan matang dan spontan. Karena pemahaman yang tak memadai seputar investasi dan sekadar FOMO atau ikutan tren, banyak orang akhirnya terjerumus dan mengalami kerugian ketika berinvestasi. 

    Dalam investasi, perencanaan matang dan sesuai kebutuhan adalah kunci sukses terpenting yang harus diketahui. Sebab, melalui perencanaan tersebut, kamu bisa menentukan instrumen dan strategi investasi apa yang terbaik untuk diambil. Hal tersebut bergantung dari profil risiko, kondisi keuangan, serta tujuan investasi yang kamu miliki. 

Mitos Investasi di Tiap Instrumen 

Selain mitos investasi di atas, beberapa orang juga mempercayai beberapa mitos spesifik di instrumen tertentu, seperti saham, emas, dan reksa dana. Berikut beberapa mitos investasi di tiap instrumennya yang penting untuk diketahui. 

  1. Mitos Investasi Saham

    Mitos investasi saham yang banyak dipercaya orang adalah risikonya yang tinggi dan mampu memberi kerugian selangit. Tapi, risiko tersebut sebenarnya bisa diantisipasi oleh investor melalui riset serta analisis cermat sebelum menanam modal. Mulai dari analisis teknikal dan analisis fundamental, ada banyak metode yang mampu meminimalkan risiko investasi saham serta mampu memaksimalkan potensi imbal hasilnya. 

    Selain itu, ada pula orang yang mengira jika membeli saham membutuhkan modal besar. Pada kenyataannya, investasi saham relatif terjangkau dan mampu diakses semua kalangan. Cukup bermodalkan Rp100 ribu saja, kamu bisa berinvestasi saham dan meraih keuntungan. 

  2. Mitos Investasi Emas

    Walaupun populer, investasi emas juga memiliki beberapa mitos yang salah dipahami oleh sebagian orang. Contohnya adalah emas sulit ditransaksikan dan tidak cocok dijadikan sebagai aset untuk melindungi nilai kekayaan. Padahal, jual beli emas bisa dilakukan dengan mudah melalui toko emas resmi, bahkan bisa dilakukan secara online yang mampu dicairkan dengan waktu singkat ketika dibutuhkan. 

  3. Mitos Investasi Reksa Dana

    Meski tergolong baru sebagai instrumen investasi, ada beberapa mitos seputar reksa dana yang kerap dianggap benar oleh beberapa orang. Salah satunya adalah terkait keamanan yang sering kali diragukan. Anggapan ini tentu saja tidak tepat karena reksa dana adalah instrumen investasi resmi yang pengelolaannya dilakukan oleh Manajer Investasi profesional dan diawasi oleh OJK atau Otoritas Jasa Keuangan. 

    Mitos keliru lainnya soal reksa dana adalah investor tidak bisa mencairkan dananya dengan cepat dan ada beban biaya besar pada proses penjualannya. Faktanya, pencairan reksa dana hanya membutuhkan waktu 3 sampai 7 hari kerja untuk sampai ke rekening investor serta bisa membebaskan biaya penjualan di layanan tertentu. Jadi, investasi di instrumen ini memiliki risiko likuiditas yang terbilang kecil karena bisa dicairkan dalam waktu relatif singkat.

Cari Tahu Dulu Faktanya agar Tak Langsung Percaya Mitos Investasi

Karena tidak dipahami dengan benar, beberapa orang sering terjerumus dengan mitos investasi yang salah kaprah dan tak sesuai fakta. Alhasil, mereka tak kunjung menanam modal dan melewatkan kesempatan mendapatkan keuntungan di masa depan. Jadi, pastikan untuk mempelajari dengan betul dunia investasi agar tak tertipu dan langsung memercayai mitosnya.