Kerap Jadi Penghalang Niat Tanam Modal, 6 Mitos Investasi Reksa Dana Ini Terbukti Keliru
Memiliki kesempatan untuk mendapatkan imbal hasil tanpa harus aktif bekerja adalah salah satu daya tarik dari berinvestasi. Terlebih, saat ini ada beragam instrumen investasi yang mampu memenuhi kebutuhan kebanyakan orang, contohnya adalah reksa dana.
Bagi mayoritas masyarakat, investasi reksa dana bisa menjadi alternatif ideal untuk menanam modal dengan lebih mudah dan praktis. Pasalnya, menanam modal di instrumen tersebut bisa dilakukan dengan modal terjangkau, tak perlu paham soal finansial, dan beragam keunggulan lain.
Sayangnya, beberapa orang masih percaya terhadap sejumlah mitos investasi reksa dana dan menghalanginya untuk menanam modal hingga sekarang. Padahal, mitos seputar investasi reksa dana tersebut terbukti keliru dan tak seharusnya dipercaya oleh masyarakat.
6 Mitos Seputar Investasi Reksa Dana yang Terbukti Keliru
Nah, untuk tahu lebih jelasnya, berikut 6 mitos investasi reksa dana yang kerap menjadi alasan banyak orang takut menanam modal.
1. Punya Tingkat Risiko yang Tinggi
Mitos investasi reksa dana yang sering dipercaya banyak orang adalah tingkat risikonya yang tinggi. Mitos ini muncul karena anggapan jika semua instrumen investasi pasti memunyai risiko kerugian besar dan mengancam investor, termasuk reksa dana. Terlebih, jika masih awam dan tak memahami soal investasi, risiko ini bisa menjadi sangat menyeramkan.
Memang, di dunia investasi, risiko dan keuntungan adalah 2 hal yang saling berhubungan satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan. Maksudnya, jika ingin meraih keuntungan besar, kamu juga harus berani mengambil risiko yang tak kalah tingginya.
Untungnya, pada konteks reksa dana, kamu bisa menentukan sendiri tingkat risiko investasi secara fleksibel menyesuaikan keinginan dan profil risiko. Misalnya, jika ingin investasi berisiko rendah, ada opsi reksa dana pasar uang. Untuk risiko sedang, kamu bisa menanam modal di produk reksa dana pendapatan tetap, dan untuk risiko tinggi terdapat pilihan reksa dana saham.
Yang terpenting, pahami dulu profil risiko diri dan jangka waktu investasi agar bisa menentukan produk reksa dana mana yang terbaik untuk dipilih. Jadi, buang jauh-jauh mitos tentang risiko investasi reksa dana yang tinggi ini karena kamu bisa mengantisipasinya dengan memilih jenis produk yang tepat.
2. Bayang-Bayang Kehilangan Semua Modal
Mitos lain yang membuat orang takut untuk investasi reksa dana adalah bayang-bayang kehilangan seluruh modal yang telah ditanam. Ketakutan ini biasanya muncul dari cerita orang lain yang merugi ketika berinvestasi dan tak bisa mencairkan dananya saat dibutuhkan.
Padahal, kisah suram tentang investasi tersebut tak seharusnya dipukul rata terjadi kepada semua investor. Sebaliknya, ada banyak cerita inspiratif di mana investor berhasil meraih kesuksesan dan mensejahterakan kondisi keuangannya berkat investasi reksa dana.
Ingat jika segala sesuatu pasti memiliki 2 sisi yang berbeda, termasuk investasi. Ada kalanya investor mengalami kerugian, tapi ada pula momen di mana mereka berhasil mendulang keuntungan secara menjanjikan. Yang terpenting, sesuaikan strategi dan pilihan reksa dana dengan kebutuhan serta tujuan keuangan agar bisa memberi imbal hasil sesuai ekspektasi.
3. Jebakan Investasi Bodong
Berita tentang investasi bodong sejak lama terus bermunculan dan memunculkan stigma negatif di masyarakat. Ternyata, stigma negatif tersebut memunculkan mitos jika investasi reksa dana merupakan modus penipuan alias investasi bodong. Tentunya, hal ini hanyalah mitos belaka.
Untuk menyiasatinya, pastikan jika Manajer Investasi yang mengelola reksa dana terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Hal ini penting dilakukan agar terhindar dari risiko penipuan investasi bodong dan kamu bisa memastikan jika aktivitas investasi yang dilakukan di instrumen ini aman dan menguntungkan.
4. Membutuhkan Modal Besar untuk Memulai
Tidak sedikit orang mengira jika investasi reksa dana membutuhkan modal besar untuk memulainya. Mitos ini tentu saja hanya kebohongan yang seharusnya tak lagi dipercaya. Pasalnya, reksa dana hadir sebagai jawaban dari keluh kesah masyarakat yang selama ini tak bisa berinvestasi karena terhalang masalah budget atau modal.
Untuk berinvestasi di instrumen ini, kamu hanya memerlukan modal mulai dari 10 ribu rupiah saja. Dengan nominal receh tersebut, kamu bisa menanam modal dan mempersiapkan kondisi keuangan atau meraih tujuan investasi di masa depan. Jadi, meski merasa gaji pas-pasan, kamu tetap bisa berinvestasi reksa dana dengan budget seadanya.
Asal dilakukan dengan disiplin dan konsisten, lambat laun aktivitas investasimu pasti akan memberikan hasil yang melimpah di kemudian hari. Sesuai pepatah sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit, kamu bisa menikmati keuntungan investasi reksa dana di masa depan sesuai dengan harapan dan jangka waktu yang diinginkan.
5. Harus Rajin Analisis dan Membaca Pasar
Anggapan lain seputar investasi reksa dana yang salah kaprah dipahami oleh beberapa orang adalah aktivitas menanam modal di instrumen tersebut menyita banyak waktu. Kamu harus rajin menganalisis produk, membaca pasar, dan menentukan strategi terbaik agar bisa meraih keuntungan secara maksimal.
Walaupun tidak sepenuhnya keliru, investasi memang memerlukan kemampuan analisis dari investornya agar bisa mendulang imbal hasil optimal. Namun, untuk kasus reksa dana, pengelolaan dananya pada dasarnya dilakukan oleh pihak profesional yang disebut Manajer Investasi.
Manajer Investasi ini bertugas untuk mengelola, menganalisis, dan mengalokasikan dana investasi dari para investor selaku kliennya. Dalam kata lain, kamu hanya perlu duduk bersantai sembari sesekali memantau perkembangan dana yang ditanam di produk reksa dana.
Tugasmu hanya menentukan apakah kinerja reksa dana dan keuntungan yang didapatkan telah sesuai dengan harapan atau tidak. Jika tidak, kamu bisa mengalihkan dana investasi ke produk reksa dana lain yang lebih prospek demi berhasil meraih tujuan keuangan secara optimal.
6. Prosedur yang Rumit untuk Dipahami
Mitos investasi reksa dana terakhir yang terbukti keliru dan masih sering dipercaya masyarakat adalah prosedur menanam modalnya yang rumit dan sulit dipahami. Mulai dari persyaratan dokumen, proses pendaftaran, hingga pengelolaan dana investasi reksa dana kerap dianggap menyulitkan untuk dilakukan.
Tapi, tahukah kamu jika investasi reksa dana ini bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja melalui aplikasi gratis di smartphone? Ya, keunggulan investasi di instrumen ini adalah kamu tak perlu menghabiskan banyak waktu untuk memulainya.
Syarat pendaftarannya pun cukup simpel, yaitu kamu hanya perlu melampirkan dokumen yang diminta dan melakukan seluruh prosedurnya secara online. Lalu, pembelian reksa dana juga bisa dilakukan dengan memilih produk yang diinginkan dan melakukan transfer dana melalui mobile banking atau internet banking. Proses penjualannya pun bisa diproses dalam waktu 3 hari sampai 7 hari saja yang membuatnya cukup likuid sebagai instrumen investasi.
Tak berhenti sampai disitu, segala informasi seputar investasi, seperti imbal hasil yang telah diperoleh, pergerakan nilai investasi, hingga berita seputar pasar modal bisa diakses melalui aplikasi. Jadi, jangan lagi percaya jika ada orang bilang investasi reksa dana rumit dilakukan karena mitos tersebut telah terpatahkan.
Mitosnya Telah Dibungkam, Rugi Jika Masih Ragu Berinvestasi Reksa Dana
Sering kali menjadi penghalang untuk mulai menanam modal, banyak orang masih percaya dengan mitos investasi reksa dana yang sebenarnya salah. Sebagai instrumen investasi, reksa dana sejatinya memiliki keunggulan yang menjawab keraguan dan ketakutan masyarakat untuk menanam modal, seperti kebutuhan modal yang besar, pengelolaan rumit, sampai risiko kerugian yang tinggi. Nah, setelah mengetahui jika mitos yang menyelimutinya keliru, apakah kamu masih ragu berinvestasi reksa dana?