Pemimpin Wajib Tahu! Begini Cara Menghadapi Konflik Internal dalam Perusahaan
Semua perusahaan pasti pernah mengalami berbagai macam konflik di dalamnya. Masalah seperti adu argumen di ruang rapat, hasil kinerja karyawan, hingga mungkin gaya kepemimpinan seorang atasan. Semua hal ini bisa dibilang lumrah terjadi di perusahaan manapun saat mengemban beban kerja yang tinggi, mendapat tekanan kerja dari atasan, hingga deadline yang semakin dekat.
Hal ini biasanya disebut dengan konflik internal. Masalah-masalah tersebut bisa terselesaikan apabila pihak-pihak terkait dapat bersikap profesional. Tetapi, ada juga pihak yang malah membuat masalah menjadi lebih besar.
Serangkaian masalah tersebut akan berdampak buruk bagi perusahaan jika dibiarkan berlarut-larut. Dampak buruk yang mungkin terjadi yaitu karyawan menjadi malas masuk kantor, kinerja karyawan menjadi turun, dan berujung perusahaan akan menderita kerugian yang cukup signifikan.
Konflik internal itu sendiri bisa disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa contoh diantaranya yaitu kurang baiknya komunikasi antar karyawan, job description yang tidak jelas, atau mungkin tidak ada manajemen konflik dari pihak HR ataupun pimpinan perusahaan.
Segala konflik yang terjadi di perusahaan harus segera diselesaikan sebelum berdampak pada produktivitas dan kinerja karyawan. Lalu, bagaimana cara menghadapi konflik internal dalam perusahaan:
1. Perbaiki komunikasi antar karyawan
Hal paling dasar yang dapat memicu konflik adalah kurangnya komunikasi dalam tim atau komunikasi antar karyawan. Untuk mencegah konflik tersebut terjadi, pertama-tama bisa dibangun standar komunikasi yang jelas dalam atau antar tim dan membiasakan untuk selalu mengkomunikasikan segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan dengan cara yang baik dan benar.
Komunikasi itu sendiri sebaiknya bisa dalam bentuk e-mail atau memo yang tercatat dengan jelas dan dapat diakses oleh kedua belah pihak. Hal ini dilakukan agar ketika terjadi kesalahpahaman, ada sesuatu yang bisa dijadikan acuan untuk menyelesaikan kesalahpahaman itu sendiri.
Ketika sudah ada konflik yang timbul karena miskomunikasi, pihak pimpinan bisa melakukan konseling kepada pihak yang terlibat untuk membantu mencari akar permasalahan dan mencari jalan keluar untuk menyelesaikan konflik tersebut karena dasarnya miskomunikasi bisa diluruskan dengan penyamaan persepsi dari kedua belah pihak.
Baca Juga: Cepat Sukses di Tempat Kerja dengan 4 Tips Komunikasi Efektif Berikut
2. Bekerja sesuai tanggung jawab
Setiap karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan, pasti memiliki gambaran pekerjaan dan tanggung jawab atas posisinya tersebut. Jobdesk adalah gambaran tentang apa yang harus dilakukan pada suatu jabatan/tugas.
Ketika melamar sebuah pekerjaan, sebuah perusahaan akan menjabarkan job desc dari posisi yang sedang diiklankan. Biasanya para karyawan akan menjalankan pekerjaan berdasarkan deskripsi pekerjaan yang telah diinformasikan.
Ada beberapa perusahaan yang meskipun sudah menjelaskan gambaran pekerjaan dari sebuah posisi pekerjaan, tapi masih mengharapkan karyawannya untuk melakukan pekerjaan diluar job desc. Beberapa posisi pekerjaan juga melakukan tanggung jawab yang membutuhkan bantuan dari pihak atau divisi lain, tetapi mungkin memiliki cara kerja yang berbeda.
Hal-hal berikut terkadang akan menyebabkan konflik di sebuah perusahaan. Untuk mencegah konflik itu terjadi, selalu mengusahakan untuk melakukan pekerjaan sesuai porsi yang seharusnya. Pihak perusahaan pun harus membuat garis batas mengenai deskripsi pekerjaan yang harus dilakukan dan yang tidak perlu dilakukan, agar tidak ada benturan antar divisi atau pihak lain.
Baca Juga: Baru Kenal, Pilih Obrolan ini Biar Suasana Cair di Kantor
3. Manajemen konflik perusahaan
Manajemen konflik adalah salah satu pendekatan untuk menyelesaikan berbagai masalah dengan dampak besar sehingga semuanya dapat terselesaikan. Untuk menyelesaikan masalah atau konflik yang terjadi, diperlukan tatanan peraturan yang mengatur berbagai hal dalam perusahaan.
Banyak perusahaan yang tidak menganggap penting untuk membuat peraturan yang jelas. Padahal dengan adanya peraturan jelas dan tertulis, perusahaan akan mudah mengatur, menyelesaikan, dan mencegah hal-hal buruk yang akan menurunkan produktivitas perusahaan.
Sebelum konflik terjadi, setiap perusahaan harus memiliki peraturan yang jelas untuk mengelola dan menyelesaikan konflik tersebut. Peraturan tersebut bisa berupa memo atau SOP yang berisi tata cara mengelola konflik yang akan terjadi di sebuah perusahaan.
Dengan adanya peraturan tersebut diharapkan dapat mencegah konflik yang berakibat destruktif atau merusak fasilitas kantor, dapat membangun komunikasi efektif di dalam perusahaan, dapat menerapkan aturan baku yang ada, dan dapat menciptakan suasana kerja yang harmonis. Perusahaan akhirnya dapat membantu pihak terkait untuk menyelesaikan konflik internal tanpa waktu yang lama.
Konflik Tidak Selalu Merupakan Hal yang Buruk
Beberapa cara diatas mungkin tidak akan selalu berhasil untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Oleh karena itu, tetap berusaha menjaga komunikasi kepada semua pihak karena kunci awal keberhasilan dalam menangani konflik adalah komunikasi yang baik di dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bersama.
Konflik yang terjadi dalam perusahaan pada akhirnya akan menghasilkan manfaat yang dapat diambil. Setiap perusahaan yang berhasil menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi biasanya akan mendapatkan kinerja karyawan yang lebih optimal. Konflik tidak akan bisa dihindari, tetapi bisa disikapi dengan bijaksana dan diambil sebagai pelajaran dan motivasi untuk kemajuan di masa depan.
Baca Juga: Rekan Kerja Diangkat Menjadi Atasan? Beginilah Cara Untuk Menyikapinya