Pentingnya Rekonsiliasi Bank dalam Menjaga Keterbukaan Finansial Perusahaan
Bukan rahasia umum jika sebuah perusahaan akan menyimpan dana atau kas yang dimiliki di sebuah bank. Alasannya tak lain karena metode penyimpanan uang di lembaga keuangan tersebut dirasa lebih aman ketimbang menyimpannya di tempat lain, seperti brankas dan lain-lain.
Tentunya, agar catatan keuangan dari pihak perusahaan dan bank sesuai, diperlukan sebuah upaya untuk menyamakan laporan keuangan dari kedua pihak tersebut. Biasanya, perusahaan dan bank akan melakukan pengecekan pada rekening kas dengan catatan kredit bank yang dapat dilihat pada laporan bank di kolom penerimaan serta kredit rekening.
Membandingkan catatan keuangan dari pihak bank dan perusahaan juga dapat dilakukan dengan cara mendebet catatan milik bank di kolom pengeluaran yang tercantum pada laporan bank. Hal ini nyatanya perlu dilakukan agar tidak ada salah paham yang mungkin saja terjadi di antara pihak bank dan perusahaan.
Atas dasar ini pulalah dibentuk rekonsiliasi bank agar perusahaan dapat mengetahui perbedaan catatan keuangan dengan pihak bank. Melihat pentingnya fungsi dari aktivitas rekonsiliasi bank tersebut, Anda tentu perlu memahaminya dengan lebih terperinci.
Untuk itu, simak penjelasan mengenai rekonsiliasi bank beserta alasan mengapa aktivitas tersebut penting untuk dilakukan.
Pengertian Rekonsiliasi Bank
Pada dasarnya, yang dimaksud rekonsiliasi bank adalah suatu proses penyesuaian atas informasi catatan transaksi atau kas. Proses penyesuaian tersebut dilakukan pada catatan kas milik sebuah perusahaan yang dibandingkan dengan catatan kas milik bank.
Rekonsiliasi bank juga dapat berarti sebagai aktivitas yang merinci kemungkinan adanya perbedaan pada catatan kas milik bank dengan perusahaan. Catatan dari bank yang berperan sebagai pengelola transaksi akan dibandingkan dengan catatan milik sebuah perusahaan. Catatan yang dibandingkan tersebut berupa bank statement atau yang biasa disebut sebagai rekening koran.
Melansir penjelasan dari Haryono Jusup, rekonsiliasi bank adalah proses untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan antara catatan transaksi perusahaan dengan laporan keuangan milik bank yang bersangkutan. Rekonsiliasi bank juga bertujuan untuk menentukan jumlah sesungguhnya dari saldo rekening giro dalam kurun waktu tertentu.
Selaras dengan penjelasan Haryono Jusup, Munandar juga menjelaskan bahwa rekonsiliasi bank merupakan upaya perusahaan dalam mencari penyebab mengapa saldo simpanan dari catatan perusahaan dan bank memiliki perbedaan. Menurut Munandar, proses rekonsiliasi bank ini wajib untuk dilakukan jika terdapat perbedaan dari catatan keuangan kedua belah pihak.
Saat melakukan rekonsiliasi bank, keseluruhan transaksi yang terjadi pada suatu periode tertentu akan diperlihatkan. Jika dalam proses rekonsiliasi bank ditemukan perbedaan jumlah saldo, maka akuntan perlu menyusun jurnal penyesuaian berdasarkan temuan tersebut yang dianggap valid dan kredibel.
Tentunya, seorang akuntan yang melakukan penyusunan jurnal penyesuaian dari proses rekonsiliasi bank memiliki peran sangat penting agar informasi laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, ketelitian dan kecermatan dari akuntan diuji dalam proses rekonsiliasi bank ini.
Baca Juga: Jurnal Penyesuaian, Hal Krusial dalam Proses Pembuatan Laporan Keuangan
Penyebab Rekonsiliasi Bank Perlu untuk Dilakukan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, rekonsiliasi bank merupakan salah satu proses akuntansi yang penting untuk dilakukan perusahaan. Secara umum, ada beberapa kondisi yang mengharuskan perusahaan untuk segera melakukan rekonsiliasi bank dan memeriksa penyebab adanya perbedaan jumlah saldo.
1. Saat Bank Melakukan Penagihan
Kondisi pertama yang menyebabkan perlunya melakukan rekonsiliasi bank adalah ketika bank melakukan penagihan untuk kepentingan dari nasabah. Namun, nasabah tidak mengetahui aktivitas pihak bank tersebut hingga saat rekening koran diterima. Saat hal ini terjadi, rekonsiliasi bank perlu untuk dilakukan.
2. Saat Melakukan Setoran
Rekonsiliasi bank juga perlu dilakukan saat melakukan setoran dalam perjalanan. Maksudnya adalah saat bank menerima dan mencatat setoran keuangan akhir bulan di buku penyetor dalam jangka waktu satu bulan.
3. Catatan Beban yang Tidak Disadari
Selanjutnya, rekonsiliasi bank akan dilakukan saat tidak disadarinya catatan beban dari pihak bank dengan saldo dari pos-pos yang dimiliki oleh nasabah. Contoh dari pos-pos tersebut adalah penulisan cek dan biaya pelayanan.
4. Kesalahan Pencatatan
Penyebab dilakukannya rekonsiliasi bank lainnya adalah ketika pihak nasabah atau bank melakukan kesalahan pencatatan. Karena adanya kesalahan pencatatan tersebut, pihak bank dan nasabah memiliki saldo yang berbeda. Jadi, saat hal tersebut terjadi, rekonsiliasi bank perlu untuk dilakukan agar kesalahan tersebut dapat dihilangkan.
5. Cek yang Ditulis Penyetor Masih Beredar
Terakhir, rekonsiliasi bank dilakukan ketika cek yang ditulis penyetor masih beredar. Biasanya, penyebab dari masalah ini adalah pihak bank yang belum mencatat atau menjelaskan cek yang dibuat oleh pihak penyetor tersebut hingga masuk periode waktu di bulan selanjutnya.
Tidak menutup kemungkinan jika rekonsiliasi bank perlu dilakukan diluar kondisi yang telah disebutkan di atas.
Pada intinya, rekonsiliasi bank perlu untuk dilakukan saat pihak bank dan perusahaan atau nasabah memiliki catatan transaksi yang berbeda. Jadi, diperlukan proses perbandingan catatan transaksi dari pihak bank dan nasabah agar saldonya bernilai sama.
Tujuan Utama dari Proses Rekonsiliasi Bank
Dalam melakukan proses rekonsiliasi bank, terdapat beberapa tujuan utama yang perlu didapatkan. Jika tujuan tersebut tidak didapatkan, maka bukan tidak mungkin proses rekonsiliasi bank harus diulang hingga tujuan utama tersebut tercapai.
1. Mencegah Penyelewengan Dana
Tujuan utama dari melakukan rekonsiliasi bank adalah mencegah terjadinya kegiatan penyelewengan dana oleh kedua pihak yang bersangkutan, yakni bank dan nasabah. Bentuk dari penyelewengan dana dapat berupa transaksi fiktif atau semacamnya yang sebenarnya tidak pernah terjadi.
Jadi, melalui proses rekonsiliasi bank, kedua belah pihak dapat memastikan bahwa seluruh proses transaksi atau pembayaran telah melalui proses pengecekan dan telah disetor ke pihak bank.
2. Mengoreksi Proses Pencatatan
Selain itu, tujuan dari rekonsiliasi bank adalah untuk mengoreksi proses pencatatan saat diketahui terdapat kesalahan atau perbedaan nominal saldo. Melalui proses rekonsiliasi tersebut, jumlah kas masuk dan keluar yang mungkin keliru atau belum tercatat akan diketahui dan dapat dikoreksi dengan membuat jurnal penyesuaian.
Dengan begitu, jumlah saldo yang awalnya berselisih dapat diketahui nominal aslinya.
Baca Juga: Siklus Akuntansi, Kenali Tahapan Utama hingga Cara Membuatnya
Jenis Transaksi yang Seringkali Membuat Rekonsiliasi Bank Diperlukan
Agar kesalahan pencatatan kas dapat segera diketahui, ada baiknya seorang akuntan melakukan rekonsiliasi bank sekali dalam sebulan. Hal ini tentu akan memperkecil kemungkinan terjadinya kekeliruan saat menyusun laporan keuangan atau laporan lainnya yang berkaitan.
Secara umum, ada beberapa jenis transaksi yang memiliki risiko besar dalam menimbulkan masalah kesalahan pencatatan. Jenis-jenis transaksi tersebut seringkali membuat rekonsiliasi bank perlu untuk dilakukan agar selisih saldo dalam pencatatan transaksi dapat segera diketahui.
Salah satu jenis transaksi yang perlu dicermati oleh akuntan dalam melakukan rekonsiliasi bank adalah setoran dalam perjalanan dan cek beredar. Adanya cek kosong, jasa giro, serta piutang wesel juga memiliki potensi cukup besar yang memungkinkan catatan saldo dari pihak bank dan nasabah berbeda.
Jenis transaksi jasa giro seringkali membuat rekonsiliasi bank diperlukan karena perusahaan yang belum mencatat perhitungan bunga yang telah dilakukan oleh pihak bank. Hal inilah yang membuat pihak perusahaan atau nasabah memiliki nilai saldo dengan pihak bank dan akuntan perlu melakukan proses rekonsiliasi.
Selanjutnya adalah jenis transaksi cek kosong yang merupakan kebalikan dari cek beredar. Arti dari jenis transaksi cek kosong ini adalah perusahaan yang mencatat pengeluaran cek yang sebenarnya belum dicairkan oleh pihak bank. Penyebabnya bisa berupa kekurangan dana yang disetor oleh perusahaan.
Sedangkan untuk jenis transaksi piutang wesel, rekonsiliasi bank diperlukan untuk menyelesaikan adanya masalah kesalahpahaman dari pihak bank dan perusahaan. Piutang wesel terjadi saat pihak bank telah mencatat suatu transaksi, akan tetapi pihak perusahaan belum mencatat transaksi tersebut.
Dengan begitu, nilai saldo dari kedua belah pihak tersebut akan menjadi berbeda dan memerlukan kegiatan rekonsiliasi bank.
Baca Juga: Jurnal Umum Perusahaan, Mantapkan Kinerja Bisnis dan Ketahui Cara Membuatnya
Rekonsiliasi Bank Wajib untuk Dilakukan saat Diketahui Ada Kesalahan dalam Proses Pencatatan
Menilik dari tujuannya, rekonsiliasi bank adalah hal yang wajib dilakukan saat diketahui proses pencatatan dari pihak bank dan perusahaan memiliki perbedaan. Dengan melakukan proses rekonsiliasi bank, kesalahan pencatatan yang mungkin memicu terjadinya kesalahpahaman dapat dikoreksi.
Setelah melakukan rekonsiliasi bank, akuntan dapat menyusun jurnal penyesuaian dengan data yang kredibel yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam membuat laporan keuangan. Dengan begitu, laporan keuangan yang dibuat memiliki isi yang sebenar-benarnya dan dapat dipertanggungjawabkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Dan semoga contoh rekonsiliasi bank paling tepat dilakukan pada saat apa, dapat semakin memberikan gambaran bagi Anda.