Apa Saja Peran Wanita dalam Manajemen Keuangan Keluarganya?
Peran wanita dalam manajemen keuangan keluarga tak bisa dipandang sebelah mata. Faktanya, wanita memegang peranan vital dalam hal tersebut. Boleh jadi, pria adalah kepala rumah tangga, namun wanita ialah lehernya.
Bahkan tak jarang dewasa ini ditemukan, wanita tak hanya sekadar berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga. Mereka juga ikut mencari nafkah demi menghasilkan dana tambahan bagi keluarganya.
Layaknya direktur keuangan keluarga, peranan penting ini perlu dijalankan dengan terampil, cerdas, dan bijak. Dengan begitu, tujuan keuangan atau cita-cita tertentu di masa depan bisa segera diwujudkan.
Mari periksa dulu apakah manajemen keuangan keluargamu sudah sehat dan optimal atau belum.
Ciri-Ciri Manajemen Keuangan Keluarga yang Sudah Sehat
-
Mempunyai Tujuan Keuangan yang Jelas dan Terarah
Apa saja tujuan jangka pendek dan jangka panjang keuangan pribadi dan keluargamu? Tentukan dan catat dengan cermat dan terperinci. Kemudian perhitungkan juga dengan cara apa dan dari sumber keuangan mana saja semua itu bisa dicapai, langkah apa saja yang akan dilakukan guna mewujudkannya, dst.
Misal, untuk tujuan keuangan jangka panjang bisa terdiri dari persiapan biaya pendidikan untuk si kecil, dana liburan keluarga ke luar negeri, cicilan atau renovasi rumah, kredit kendaraan bermotor, membangun bisnis, membentuk dana kesehatan, dana darurat, dana pensiun, dan lain-lain.
Adapun untuk tujuan keuangan jangka pendek mencakup pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, per minggu, dan setiap bulannya. Tipsnya, jika itu berkenaan dengan tujuan keuangan keluarga, komunikasikan secara transparan dengan pasangan, mengingat hal ini merupakan tanggung jawab bersama.
-
Memiliki Catatan Anggaran Keuangan
Melakukan pencatatan anggaran pengeluaran bisa membantu keuangan tetap sehat dan terhindar dari pemborosan yang tak perlu. Pencatatan anggaran bisa mencakup daftar pemasukan dan pengeluaran harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
Pencatatan anggaran yang cermat akan mempermudah pemeriksaan dan evaluasi keuangan agar semakin sehat sejahtera. Salah satunya seperti, adakah biaya tak perlu yang bisa dipangkas agar lebih hemat? Jika ada, maka dana yang tersedia bisa dialokasikan ke pos lain yang lebih bermanfaat.
Ciri manajemen keuangan yang sehat juga mencakup pencatatan daftar utang dan aset/harta kekayaan yang dimiliki keluarga. Pencatatan ini bisa mempermudah setiap anggota keluarga untuk menjaga kesehatan keuangan agar tetap aman terkendali, bahkan bisa juga ikut andil menambah income serta aset/harta kekayaan keluarga.
-
Mempunyai Pos Anggaran Keuangan
Anggarkan dulu dana yang tersedia setiap bulan berdasarkan skala kebutuhan dan prioritas. Utamakan pos pengeluaran yang paling pokok dan utama, seperti, uang bulanan untuk belanja bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga, listrik, air, transportasi, uang jajan anak di sekolah, cicilan, serta tagihan bulanan.
Kamu bisa menggunakan metode amplop untuk memisahkan dana yang ada. Metode amplop ialah cara untuk menganggarkan pengeluaran dengan menyisihkan uang tunai berdasarkan sejumlah pos kebutuhan.
Cara ini dinilai efektif untuk mengatur pengeluaran cash setiap bulan, yaitu dengan membagi dan meletakkan uang ke beberapa amplop yang mewakili kategori kebutuhan dalam satu keluarga.
Kamu bisa juga menggunakan akun rekening khusus yang terpisah dari rekening utama untuk pos tertentu, misalnya akun rekening untuk menabung cicilan rumah/kendaraan/pendidikan anak/tabungan ibadah umrah dan naik haji dan masih banyak lagi.
Saat mengatur pos anggaran keuangan, ingatlah untuk menetapkan jumlah tabungan dan investasi. Berapa pun jumlah yang disisihkan tentunya akan sangat bermanfaat untuk jangka panjang dan masa depan.
-
Memilih Produk Finansial yang Cocok Sesuai Kebutuhan
Sudahkah kamu memastikan memilih produk dan layanan keuangan terbaik sesuai kebutuhan keluarga? Beberapa produk dan layanan keuangan terpenting mencakup investasi (deposito, reksa dana, emas, dll), asuransi kesehatan, asuransi pendidikan anak, hingga asuransi kendaraan.
Analisis, rencanakan, lalu pilihlah produk finansial yang dapat mengantisipasi kerugian di masa depan. Seperti asuransi kesehatan, misalnya. Produk asuransi kesehatan akan sangat terasa manfaatnya ketika ada anggota keluarga yang sakit dan membutuhkan biaya besar untuk mendapat fasilitas kesehatan.
-
Selalu Logis dalam Berinvestasi dan Berutang
Berhati-hatilah dalam berinvestasi dan meminjam dana. Kedua hal ini harus disikapi dengan bijak dan cerdas. Pasalnya, belakangan ini makin marak terjadi kasus penipuan investasi bodong dan juga pinjaman online ilegal.
Banyak pihak tertipu lantaran minimnya pengetahuan dan kurangnya informasi keuangan. Alhasil, para korban pun terbuai oleh iming-iming imbal balik/keuntungan investasi yang besar dalam waktu cepat, atau proses peminjaman yang terlalu mudah.
Padahal, berinvestasi dan berutang dengan sehat sebenarnya bisa menguntungkan dan mendukung kesehatan finansial keluarga. Namun tindakan ini pun perlu dilakukan dengan hati-hati, waspada, dan tetap berdasarkan perhitungan logika.
Sertai juga dengan pengetahuan literasi keuangan yang mumpuni agar keuntungan diraih sesuai harapan, dan terhindar dari penipuan ataupun kerugian. Sebelum berinvestasi atau melakukan peminjaman uang, pastikan legalitas perusahaan telah diizinkan dan diawasi OJK.
Tak kalah penting, dalam berinvestasi, pastikan besaran keuntungan/imbal balik/bunga yang diberikan masih dalam batas wajar dan logis, diinfokan dengan jelas, serta transparan. Hindari tawaran yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat dan cepat. Karena kemungkinan besarnya, itu hanyalah penipuan yang menggunakan skema Ponzi.
-
Memperkaya Diri dengan Edukasi dan Literasi Keuangan
Faktanya, meningkatkan edukasi dan literasi keuangan bisa membuatmu lebih cepat kaya dan meraih kebebasan finansial. Semua perubahan bisa dimulai dari mindset yang tepat, termasuk mencapai kesejahteraan finansial keluarga di masa depan.
Mengedukasi diri dengan literasi finansial bisa membuatmu lebih cakap dalam menyikapi uang. Semakin baik pemahamanmu terkait keterampilan mengelola uang, akan semakin sehat dan sejahtera juga kondisi keuanganmu.
Kamu pun bisa menjadi lebih andal dan piawai bukan hanya dalam mengambil keputusan keuangan, tapi juga dalam pengelolaannya. Kamu akan memilih instrumen dan produk finansial dengan lebih tepat, karena kamu sudah menguasai pemahaman finansial yang mendalam.
Alhasil, kamu dan keluarga pun bisa menyusun perencanaan keuangan dengan taktik dan strategi yang lebih baik lagi, demi terwujudnya kesejahteraan di masa depan.
Sudah Coba Metode Kakeibo?
Untuk meningkatkan keterampilan finansial, kamu bisa menerapkan metode menabung Kakeibo yang kerap digunakan orang Jepang. Metode Kakeibo ditemukan pada 1904 oleh jurnalis Motoko Hani dan telah membantu banyak orang mengurangi pengeluarannya hingga 25%.
Kakeibo secara harfiah berarti “catatan keuangan rumah tangga”. Metode ini efektif digunakan dalam pencatatan dan perencanaan keuangan keluarga untuk mencapai suatu tujuan finansial yang ditargetkan.
Pencatatan keuangan berdasarkan metode ini dilakukan secara manual dengan menggunakan pena dan kertas, bukan aplikasi. Dan, faktanya rencana keuangan yang dicatat dengan manual memiliki kemungkinan lebih besar untuk dicapai. Mengapa? Karena mencatat manual secara rutin dapat melatih alam bawah sadar untuk lebih berdisiplin, mengutamakan prioritas keuangan terpenting, dan cermat menimbang sebelum menggunakan uang.
Untuk diri dan keluarga yang lebih cerdas berbelanja lagi cakap keuangan, ada empat pertanyaan kunci yang bisa dijadikan panduan dari Kakeibo:
- Berapa banyak uang yang aku punya?
- Berapa banyak uang yang akan disimpan?
- Berapa banyak uang yang bisa dibelanjakan?
- Bagaimana caranya meningkatkan uang yang ditabungkan?
Daftar pertanyaan tersebut akan melatih keahlian manajemen keuanganmu agar semakin jelas dan terarah untuk mencapai kesejahteraan di masa depan.
Ikuti Saran Manajemen Keuangan yang Optimal dari Pakar Ekonomi
Agar keuangan tetap terjaga dan senantiasa sejahtera, dana yang tersedia mesti dikelola dengan baik dan optimal. Untuk itu, pastikan kamu dan keluarga selalu menyiapkan anggaran finansial agar arah keuangan lebih terencana dan terhindar dari menghambur-hamburkan uang.
Seperti diungkapkan para pakar ekonomi, belajarlah untuk menabung serta menghindari utang. Kalaupun harus berutang, pastikan jumlahnya tidak lebih dari 35% penghasilan agar keuangan keluargamu bisa tetap sehat.
Buatlah catatan keuangan yang rutin dan teratur untuk pengelolaan uang yang lebih baik. Kemudian atur anggaran sesuai dengan prioritas kebutuhan, bukan keinginan. Lakukan evaluasi secara berkala.
Visualisasikan gambaran kehidupan yang ideal di masa depan dari setiap aspek, khususnya secara materi dan finansial. Lalu mulailah mengambil langkah seperti menabung, berinvestasi, membuka bisnis baru, mendapatkan passive income atau pemasukan ekstra untuk mewujudkannya.
Keuangan yang Sejahtera Dimulai dari Kecakapan Finansial
Seorang ibu kerap menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya. Di balik sosok pria yang hebat, biasanya terdapat seorang wanita yang kuat.
Mendidik diri dengan asupan literasi keuangan adalah bentuk sederhana dari berinvestasi. Pasalnya, pemahaman literasi keuangan seseorang akan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup dan kondisi ekonominya. Jika kamu sudah lebih cakap finansial, maka keuangan yang lebih sejahtera pun bisa lebih mudah tercapai.
“Siapa yang mendidik satu laki-laki berarti telah mendidik satu manusia, sedangkan siapa yang mendidik satu perempuan berarti sedang mendidik satu generasi”, demikian seperti yang pernah dituturkan oleh Bung Hatta (Negarawan, Ekonom dan Mantan Wakil Presiden Indonesia).
Jadi, upgrade terus kemampuan manajemen keuanganmu. Jangan lelah menjadi wanita yang terus level up dalam hal kecakapan pengaturan keuangan.
Yuk bangun masa depan yang lebih bahagia dan sejahtera dengan manajemen keuangan yang cakap dan cerdas. Dengan begitu, niscaya stabilitas dan keamanan finansial keluarga pun dapat terjaga, bahkan bertambah nilai aset dan kekayaannya.