Jenis-jenis Profesi Akuntansi yang Perlu Kamu Ketahui
Accountant atau akuntan merupakan salah satu profesi yang menjanjikan. Alasannya karena semua perusahaan membutuhkan seseorang untuk mencatat, menghitung, menganalisis, dan mengontrol keuangan perusahaan. Seorang akuntan jugalah yang nantinya akan membuat laporan keuangan.
Tertarik berkarir pada profesi yang satu ini? Pastikan kamu adalah seorang lulusan akuntansi, ya! Mengenai apa itu akuntan, keahlian yang harus dimiliki, hingga tips berkarir menjadi akuntan akan dibahas pada artikel berikut.
Tugas dan Tanggung Jawab seorang Akuntan
Akuntan adalah sebutan bagi seseorang yang menapaki pendidikan di jurusan akuntansi. Tugas dan tanggung jawabnya besar, karena berkaitan dengan keuangan perusahaan. Makanya profesi ini menuntut ketelitian yang tinggi guna meminimalisir kesalahan pencatatan yang berdampak bagi perusahaan.
Adapun tugas dan tanggung jawab seorang akuntan adalah sebagai berikut.
1. Mencatat Transaksi Keuangan
Pencatatan transaksi keuangan dilakukan oleh seorang akuntan. Mulai dari uang masuk, uang keluar, hingga perpindahan uang antar rekening di perusahaan. Semua dicatat oleh akuntan, baik secara manual maupun menggunakan sistem.Hasil pencatatan ini menjadi alat untuk menyusun laporan keuangan, baik bulanan maupun tahunan.
2. Mengevaluasi Anggaran
Apakah pengeluaran perusahaan bulan ini sesuai atau melebih anggaran? Akuntan yang akan mengevaluasinya secara teliti. Jika pengeluaran terlalu besar, kemungkinan akan ada cutting cost atau pengurangan anggaran pada pos-pos tertentu atau penghapusan anggaran. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan keuangan di perusahaan.
3. Mengatur Pembayaran Pajak
Seorang akuntan juga akan membuat laporan pajak perusahaan, lho! Untuk bidang akuntansi yang satu ini, diperlukan ilmu perpajakan agar akuntan mampu menghitung pajak yang dibayarkan perusahaan secara efisien. Akuntan juga harus selalu up to date atas peraturan perpajakan, seperti adanya perubahan tarif pembayaran, sehingga perusahaan taat pajak.
4. Mengontrol Keuangan di Perusahaan
Kestabilan keuangan di perusahaan dikontrol oleh seorang akuntan. Jangan heran untuk setiap proyek yang ada kaitannya dengan uang, harus diserahkan kepada akuntan terlebih dahulu. Tujuannya agar anggaran terkontrol, tidak berlebihan yang membuat perusahaan terkesan foya-foya. Karena bagaimanapun juga, setiap pengeluaran harus dapat dipertanggungjawabkan, terutama apabila perusahaan sudah go publik.
5. Mendeteksi Kecurangan
Aktivitas bisnis tidak lepas dengan namanya kecurangan. Ada saja, entah di setiap divisi atau departemen tertentu. Dalam hal ini, seorang akuntan menjalankan perannya untuk mendeteksi potensi kecurangan, misalnya dengan melihat struk atau bukti pembayaran saat karyawan mengajukan reimburse. Apakah pengeluaran tersebut nyata atau dipalsukan? Jika terbukti palsu, maka ada tindakan tegas yang dilakukan akuntan terhadap karyawan yang melakukan kecurangan.
6. Meningkatkan Keuntungan
Tujuan utama berbisnis adalah mencari keuntungan. Akuntan menggunakan laporan keuangan untuk membuat strategi bisnis yang lebih baik pada tahun depan. Strategi ini diharapkan mampu melipatgandakan keuntungan, sehingga perusahaan dapat berkembang atau melakukan ekspansi usahanya.
Baca Juga: Wajib Dipahami Akuntan dan Manajemen, Ini Pengertian Neraca, Cara Menyusun, dan Membaca Isinya
Kode Etik Profesi Akuntansi
Setiap profesi memiliki kode etik masing-masing dalam menjalankan tugas. Sama halnya seperti etika profesi akuntansi yang harus sesuai standar Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Adapun etika profesi akuntansi sebagai berikut:
- Tanggung jawab, yaitu berupaya mempertimbangkan antara moral dan profesionalitas dalam bekerja
- Kepentingan publik, yaitu bekerja untuk memberikan pelayanan dan mempertahankan kepercayaan publik
- Integritas, yaitu berusaha menjaga dan meningkatkan kepercayaan publik, seperti masyarakat dan pemilik modal dengan memegang teguh integritas saat bekerja
- Objektivitas, yaitu bersikap netral atau tidak memihak kepada siapapun saat bekerja
- Kerahasiaan, yaitu menjaga informasi tertentu yang dimiliki perusahaan
- Standar teknis, yaitu bekerja sesuai standard yang sudah ditetapkan
- Kompetensi dan kehati-hatian, yaitu bekerja secara kompeten dan cermat dalam membuat laporan keuangan
Keahlian yang Harus Dimiliki Seorang Akuntan
Tertarik menapaki karir di bidang akuntansi? Tunggu dulu, karena ada beberapa keahlian yang wajib kamu miliki untuk berkarir pada profesi yang satu ini. Apa saja?
- Memahami teori akuntansi, termasuk sistemnya
- Menguasai akuntansi biaya
- Pengauditan
- Perpajakan
- Sistem informasi manajemen
- Akuntansi keuangan
- Memahami perekonomian
Jika kamu belum punya keahlian yang disebutkan di atas, belajarlah mulai dari sekarang. Penting sebelum akhirnya terjun ke dunia akuntansi untuk memudahkan kamu dalam menjalankan profesi sebagai akuntan. Kamu bisa baca buku, ikut seminar, atau pelatihan akuntan untuk menambah ilmu.
Jenis-jenis Profesi Akuntansi di Indonesia
Profesi seorang akuntan berbeda, tergantung bidang-bidang akuntansi di tempat ia akan bekerja. Adapun jenis profesi akuntansi sebagai berikut.
Jenis Profesi Akuntan | Keterangan |
Akuntan Perusahaan | Disebut juga sebagai akuntan internal, adalah akuntan yang menjadi bagian dari sebuah perusahaan. Tugasnya untuk menyusun, mengevaluasi, dan mengurus kondisi keuangan di perusahaan. Kemudian, akan diserahkan kepada pihak eksternal, seperti auditor, masyarakat, atau pemegang saham. |
Akuntan Publik |
Adalah kebalikan dari akuntan internal, biasanya bersifat independen dalam menilai kondisi keuangan di suatu perusahaan. Auditor eksternal merupakan bagian dari akuntan publik yang sehari-harinya melakukan pemeriksaan, audit, dan konsultasi keuangan kepada orang yang membutuhkan. Akuntan publik menawarkan dua jenis jasa, yaitu jasa assurance dan non-assurance. |
Akuntan Pemerintah |
Seperti namanya, profesi ini bisa ditemukan di lembaga pemerintahan. Sebut saja Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Tugasnya adalah mengawasi aliran uang masuk dan keluar, serta merancang sistem keuangan untuk pemerintah. |
Akuntan Pendidik |
Adalah tenaga akuntan yang bekerja di lembaga pendidikan untuk mendidik mereka yang mau belajar tentang akuntansi. Akuntan pendidik bisa ditemukan di Perguruan Tinggi dengan profesi dosen akuntansi. Selain mendidik mahasiswa, akuntan pendidik melakukan sejumlah riset dan menyusun kurikulum yang pas untuk tahun ajaran baru. |
Akuntan Perpajakan |
Profesi akuntan kini dibagi dalam bidang masing-masing sesuai kebutuhan perusahaan. Misalnya, akuntan perpajakan yang bertanggung jawab untuk membukukan pajak perusahaan. Hasilnya akan dilaporkan ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai bukti bila perusahaan taat pajak. |
Akuntan Syariah |
Merupakan profesi akuntansi yang terbilang baru dan masih jarang dicari di situs-situs lowongan kerja. Profesi ini dapat ditemukan di perusahaan atau lembaga yang menerapkan hukum syariat islam dalam menjalankan usaha. Alhasil, peraturan dan standarisasi pekerjaannya bergantung pada Sistem Akuntansi Syariah dan keputusan MUI. |
Baca Juga: Pentingnya Memahami PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
Tips Karir Menjadi Akuntan Handal
Akuntan adalah salah satu profesi yang terbilang menarik. Profesi ini banyak dibutuhkan di perusahaan besar maupun kecil, jadi bisa dibilang punya jenjang karir menjanjikan di masa depan. Jika ingin menjadi akuntan handal, berikut tips-tips karir akuntan yang bisa dilakukan.
1. Up To Date
Seperti yang diketahui, peraturan akuntansi dan perpajakan berubah-ubah. Sebagai seorang akuntan, kamu harus berusaha untuk update perubahan-perubahan tersebut. Peraturan tersebut berkaitan dengan pekerjaanmu, lho!
Tidak hanya peraturan secara tertulis, tapi juga cara menggunakan software akuntansi. Kebanyakan perusahaan telah menggunakan ERP untuk memudahkan pencatatan akuntansi. Pastikan kamu tahu hal-hal mendasar tentang sistem tersebut sebagai nilai tambah di perusahaan.
2. Rapi, Teliti, dan Terorganisir
Adalah tiga soft skill yang wajib dimiliki oleh seorang akuntan. Hal yang sangat wajar mengingat kesehariannya berurusan dengan angka. Bukan satu angka, melainkan ribuan bahkan ratusan ribu.
Kerapian, ketelitian, dan kinerja yang terorganisir adalah bukti kalau kamu dapat diandalkan di perusahaan. Dengan belajar dan meningkatkan pengalaman, kemungkinan besar kamu bisa menjadi salah satu akuntan handal dan kompeten. Intinya, tingkatkan terus kinerja di perusahaan.
3. Ikuti Program Magang
Ilmu akuntansi yang dipelajari sewaktu kuliah berbeda dengan dunia kerja. Penerapannya berbeda, tergantung dari jenis usaha dan SOP yang ada di masing-masing perusahaan tempatmu bekerja. Apa salahnya ikuti program magang yang ditawarkan oleh perusahaan tertentu untuk memahami penerapannya.
Jika dianggap kompeten, kamu bisa dikontrak oleh perusahaan. Statusmu segera berubah, dan akan ada penyesuaian salary, fasilitas, dan benefit yang diberikan oleh perusahaan. Jika seandainya tidak dikontrak perusahaan, setidaknya kamu sudah punya bekal ilmu akuntansi untuk melamar kerja di perusahaan lain.
4. Miliki Sertifikat Akuntan
Zaman sekarang, pintar saja tidak cukup. Kepintaran harus disertai bukti nyata, misalnya melalui sertifikat di bidang tertentu. Dalam bidang-bidang akuntansi, ada sertifikat Certified Public Accountant (CPA) yang diberikan kepada mereka yang sudah menguasai ilmu akuntansi publik.
Ada juga Certified Internal Auditor (CIA) merupakan sertifikat bagi para auditor internal, BAP untuk perpajakan, CFA, CFP, dan masih banyak lagi. Sertifikat ini bisa didapatkan dengan mengikuti kursus sesuai bidang akuntansi masing-masing. Kepemilikan sertifikat akuntansi akan meningkatkan peluang untuk bekerja sebagai akuntan.
Miliki Manajemen Waktu yang Baik
Akuntan adalah profesi yang banyak diminati, dicari, dan dianggap menjanjikan. Selain manajemen keuangan, kamu pun harus punya skill manajemen waktu yang baik karena profesi ini punya deadline yang ketat. Ada laporan yang harus diselesaikan, lalu diserahkan kepada pemangku kepentingan setiap bulan.
Di sisi lain, kamu pun punya kehidupan pribadi yang tak boleh ditinggalkan begitu saja. Manajemen waktu yang baik akan memudahkan untuk menyeimbangkan keduanya. Jadi, tidak ada satu pun yang timpang nantinya.
Baca Juga: Jurnal Penyesuaian, Hal Krusial dalam Proses Pembuatan Laporan Keuangan