Mengenal Apa Itu Rating dalam Investasi Obligasi dan Pengaruhnya bagi Investor
Di antara beragam instrumen investasi yang bisa dipilih oleh para investor, obligasi menjadi salah satu yang kerap dijadikan primadona. Obligasi yang merupakan surat utang atau surat berharga yang diterbitkan pemerintah atau perusahaan ini memang mampu menjanjikan keuntungan menggiurkan, tapi dengan tingkat risiko yang masih bisa ditoleransi.
Setiap tahunnya, pemerintah Indonesia serta banyak perusahaan domestik atau internasional rutin menerbitkan surat utang ini dan menawarkannya pada publik. Dengan banyaknya produk obligasi yang bisa dipilih, para investor tentu perlu mencari cara bagaimana membedakan suatu produk obligasi berkualitas dengan yang tidak. Nah, cara membedakan produk obligasi tersebut bisa dilakukan dengan melihat rating obligasi.
Lalu, apa sih yang dimaksud dengan peringkat atau rating obligasi itu? Selain itu, apa peran atau pengaruh rating obligasi terhadap aktivitas investasi para investor? Tak perlu bingung, simak ulasan tentang pengertian rating, jenis, implikasi, dan kesalahan umum membacanya oleh investor berikut ini.
Baca Juga: Obligasi Konvensional: Pengertian dan Perbedaannya dengan Obligasi Syariah
Pengertian Rating Obligasi
Standard & Poor's
Rating adalah sebuah penilaian terstandarisasi terkait kemampuan sebuah negara ataupun perusahaan dalam melunasi utang-utangnya. Melalui standarisasi tersebut, rating dari sebuah negara atau perusahaan bisa dibandingkan dengan negara atau perusahaan lain. Alhasil, bisa diketahui negara atau perusahaan mana yang memiliki kemampuan lebih bagus dan menjanjikan ketimbang yang lainnya.
Rating adalah sebuah penilaian yang dilakukan oleh suatu perusahaan pemeringkat. Biasanya, agar bisa menjadi sebuah perusahaan pemeringkat diperlukan izin resmi yang didapatkan dari pihak pemerintah. Untuk di Indonesia sendiri, perusahaan yang mendapatkan izin dan juga merupakan market leader pada pemberian rating adalah PEFINDO atau Pemerintah Efek Indonesia.
Di samping itu, ada pula perusahaan yang mempunyai bidang bisnis serupa, yakni ICRA atau Indonesia Creding Rating Agency, dan Fitch Rating Indonesia. Informasi lebih lanjut terkait kedua perusahaan pemeringkat ini bisa dipelajari via situs resminya.
Pada awalnya, perusahaan pemeringkat didominasi oleh tiga pemain besar, sebagai contoh, Fitch Rating, Moody’s Investor Service, dan Standard & Poor's. Akan tetapi, belakangan ini kian banyak bermunculan perusahaan pemeringkat baru yang mana rating pemberiannya juga diakui oleh publik atau kalangan investor.
Biasanya, perusahaan pemeringkat yang telah mengantongi izin usaha dari pemerintah Indonesia memberikan peringkat pada perusahaan yang memiliki ranah operasi di dalam negeri saja. Sedangkan rating pada kemampuan pembayaran utang sebuah negara dilakukan perusahaan pemeringkat yang telah mendapatkan pengakuan dalam skala internasional.
Beragam Jenis Rating pada Instrumen Obligasi
Jenis Rating Obligasi
Sebuah rating yang diberikan terdiri atas 2 bagian, yaitu outlook dan rating. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, rating adalah penilaian terstandarisasi yang mengacu pada kemampuan sebuah perusahaan atau negara dalam melunasi segala tanggungan utangnya. Sementara yang dimaksud dengan outlook adalah pandangan sebuah perusahaan pemeringkat terkait produk obligasi, apakah rating yang diberikannya turun, naik, atau stagnan pada suatu periode penilaian selanjutnya.
Di samping itu, rating juga bisa dibedakan kembali menjadi 2 jenis, yakni tiga huruf yang diikuti dengan angka atau tanda, tergantung dari perusahaan pemeringkat. Berikut adalah contoh urutan rating dari yang paling tinggi hingga terendah secara umum.
-
Investment Grade
Beberapa contoh rating jenis investment grade berdasarkan peringkatnya adalah sebagai berikut:
- AAA ataupun Aaa
- AA+, AA-, AA, ataupun Aa1, Aa2, Aa3
- A+, A-, A, atau A1, A2, A3
- BBB+, BBB-, BBB, ataupun Baa1, Baa2, Baa3
-
Non Investment Grade atau Junk Bond
Sementara untuk jenis rating non investment grade atau bisa juga disebut sebagai junk bond karena memiliki rating lebih buruk dari BBB. Berikut adalah di antaranya.
- BB+, BB-, BB, ataupun Ba1, Ba2, Ba3
- B+, B-, B, ataupun B1,B2, B3
- CCC+, CCC-, CCC, ataupun Caa1, Caa2, Caa3
- CC+, CC-, CC, ataupun Ca1, Ca2, Ca3
- C+, C-, C, ataupun C1, C2, C3
Investment grade merupakan kategori di mana sebuah negara atau perusahaan dianggap mempunyai kemampuan cukup bagus dalam menanggung beban utangnya. Dalam kata lain, obligasi atau bond dari kategori ini dianggap sebagai produk investasi yang layak untuk dipilih dan aman, khususnya bagi investor yang ingin melakukan investasi jangka panjang.
Sedangkan untuk jenis non investment grade ialah kategori di mana sebuah negara atau perusahaan dianggap mempunyai kemampuan yang berisiko atau meragukan dalam menanggung kewajiban utangnya. Perusahaan yang termasuk pada kategori ini umumnya kesulitan untuk bisa mendapatkan pendanaan dari para investor.
Untuk obligasi dari perusahaan di kategori non investment grade ini biasanya memberi imbal hasil atau kupon yang tinggi. Hal ini membuatnya kerap disebut sebagai high yield bonds, dan investor yang membeli jenis obligasi tersebut umumnya mempunyai sifat yang spekulatif serta berani mengambil risiko investasi yang tinggi. Tapi, jika ternyata perusahaan memiliki komitmen untuk melunasi segala kewajibannya, investor berpotensi mendapatkan imbal hasil tinggi.
Baca Juga: Peringkat Obligasi – Arti, Jenis, dan Contohnya
Kesalahan yang Kerap Dilakukan Investor saat Membaca Rating
Ketika membaca rating, tidak jarang investor melakukan beberapa kesalahan yang bisa membuatnya salah memilih obligasi. Biasanya, kesalahan yang umum dilakukan adalah menyamakan tanda plus atau + dengan Outlook. Sebenarnya, tanda +, -, atau angka 1, 2, dan 3 pada rating adalah tingkatan, misalnya, AA+ lebih tinggi ketimbang AA atau AA-.
Dalam kata lain, saat membaca rating BB+, investor mengiranya sebagai rating BB yang peluangnya dinaikkan. Padahal, ditingkatkan atau tidak rating tergantung dari Outlook. Apabila Outlook positif, berarti bond berpeluang ditingkatkan di periode rating yang akan datang, dan jika negatif artinya berpotensi diturunkan di periode rating selanjutnya.
Namun, perlu diingat jika Outlook ini bukanlah vonis yang sudah pasti akan terjadi sesuai dengan perkiraan atau peluang yang telah diberikan. Walaupun diberi tanda positif, mungkin saja rating bonds akan tetap stabil atau bahkan menurun di waktu yang akan datang. Alasannya kondisi tersebut atau perkembangan obligasi bisa berubah dengan begitu cepat dan tak menentu.
Implikasi Peringkat Obligasi pada Aktivitas Investasi
Lalu, seperti apa implikasi dari adanya rating ini terhadap aktivitas investasi dari para investor atau pemilik modal? Pada dasarnya, rating mempunyai implikasi yang begitu signifikan terhadap aktivitas investasi di dalam negeri.
Tentunya, semakin tinggi tingkat peringkat atau rating dari obligasi Pemerintah Indonesia, ada banyak dampak positif yang mungkin dirasakan oleh investor ataupun para pemilik modal di dalam negeri, antara lain:
- Investor dari luar negeri akan menganggap jika Indonesia merupakan negara yang menjanjikan dan layak untuk ditanam modal investasi alias Investment Grade. Hal ini tentu menjadi indikasi yang positif ketimbang negara yang mana hanya dijadikan sebagai tujuan spekulasi atau perkiraan saja.
- Dengan semakin derasnya investasi yang masuk ke dalam negeri, artinya modal yang masuk tak melulu dari dana uang panas atau hot money yang dapat keluar kapan saja. Melainkan, modal yang masuk tersebut bisa jadi merupakan dana investasi dengan sifat jangka panjang.
- Ketika ada banyak dana asing yang masuk ke Indonesia, harapannya nanti bisa turut mendongkrak nilai saham serta obligasi. Hal tersebut pada akhirnya dapat juga meningkatkan tingkat return atau imbal hasil dari instrumen investasi reksa dana.
Investasi di Instrumen Surat Utang Negara atau Obligasi Agar Sekaligus Membantu Keuangan Negara
Itulah penjelasan tentang apa itu rating pada produk obligasi negara ataupun pemerintah. Sejatinya, rating adalah sebuah penilaian terstandarisasi atas kemampuan negara ataupun perusahaan dalam melunasi segala tanggungan utang yang dimilikinya. Melalui standarisasi tersebut, investor bisa mengetahui peringkat dari sebuah negara atau perusahaan terkait potensinya sebagai instrumen investasi.
Tentunya, adanya rating atau peringkat ini bisa memberikan berbagai implikasi terhadap aktivitas investasi. Semakin tinggi rating yang dimiliki oleh sebuah negara atau perusahaan, artinya tingkat kepercayaan investor terhadapnya untuk menanam modal menjadi lebih besar. Walaupun begitu, jangan jadikan peringkat ini sebagai satu-satunya dasar dalam memilih obligasi karena sifatnya hanya peluang dan bukan vonis yang pasti terjadi di masa yang akan datang.
Baca Juga: Ini Pengertian Obligasi Korporasi, Cara Membeli, dan Perbedaannya dengan Obligasi Pemerintah