Daftar Aplikasi Reksadana OJK, Pelajari Mekanisme, Regulasi, hingga Risikonya

Reksadana adalah salah satu produk investasi yang banyak digemari oleh hampir semua kalangan investor. Bayangkan saja, instrumen investasi tersebut menawarkan berbagai kemudahan, layanan, dan fitur yang mampu memanjakan para penggunanya. Beberapa contohnya adalah pengelolaan portofolio dilakukan oleh Manajer Investasi berpengalaman dan kredibel, bisa dimulai dengan modal terjangkau, hingga pemberian imbal hasil yang tak kalah menariknya.

Walaupun begitu, ketika memutuskan untuk berinvestasi reksadana, pahami jika tetap ada risiko yang harus ditanggung oleh investor. Oleh karena itu, para investor dan pemilik modal yang berinvestasi di instrumen tersebut tetap harus mempelajari segala hal penting seputar reksadana guna mengatasi risiko dan mampu mengoptimalkan keuntungannya.

Sebagai lembaga yang bertugas untuk mengawasi aktivitas jasa keuangan di Indonesia, tak terkecuali reksadana, OJK atau Otoritas Jasa Keuangan sebenarnya telah menjelaskan segala hal penting terkait instrumen investasi tersebut. Nah, jika kamu ingin tahu lebih lanjut seputar Reksadana OJK dan penjelasan lengkap tentang layanan tersebut, simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Reksadana Menurut OJK

OJK Reksadana

Ada banyak pengertian tentang reksadana yang dipaparkan oleh sejumlah pihak, salah satunya OJK atau Otoritas Jasa Keuangan. Menurut OJK sesuai penjelasan yang tertuang pada POJK Nomor 23/POJK.04/2016, reksadana diartikan sebagai kontrak investasi kolektif yang mana merupakan kontrak antara bank kustodian dan manajer investasi yang mengikat pemilik unit penyertaan. Dalam aktivitas kontrak tersebut, manajer investasi mendapat mandat untuk mengelola modal investasi dalam portofolio investasi yang sifatnya kolektif, dan bank kustodian bertugas untuk melakukan penitipan kolektif tersebut.

Selain itu, ada pula pengertian reksadana yang dijelaskan oleh UU Nomor 8 Thn. 1995 mengenai Pasar Modal, yaitu sebagai wadah yang digunakan untuk mengumpulkan dana dari pihak masyarakat pemodal. Setelah dana tersebut telah terhimpun, manajer investasi akan melakukan alokasi ke sejumlah instrumen investasi tertentu dan dimasukkan pada portofolio efek.

Mekanisme Transaksi dan Risiko Reksadana Menurut OJK

Mekanisme Transaksi Reksadana

Pada dasarnya, mekanisme transaksi reksadana amat mudah dan simpel. Investor hanya perlu mencari dan memilih produk reksadana sesuai kebutuhan dan keinginannya. Setelah itu, pelajari rekam jejak manajer investasi, termasuk membaca prospektus agar bisa mengetahui kualitas produknya.

Jika dirasa sudah sesuai, lakukan pembelian atau subscription dan transfer dana ke alamat rekening yang dituju sesuai nominal yang telah ditentukan. Pembelian tersebut juga bisa dilakukan secara langsung via MI atau Manajer Investasi, maupun melalui agen bank.

Namun, sebelum melakukan transaksi reksadana, pastikan kamu telah terdaftar di salah satu layanan investasi tersebut. Jika belum memiliki akun layanan investasi reksadana, kamu diharuskan untuk melakukan pendaftaran sesuai ketentuan, memenuhi segala persyaratan, dan proses yang diminta. Tidak butuh waktu lama pengajuan akun tersebut akan diselesaikan dan siap digunakan untuk berinvestasi reksadana.

Ketika telah melakukan pembelian suatu produk reksadana, kamu akan mendapatkan bukti kepemilikan atas unit tersebut berupa sertifikat reksadana sesuai dengan jumlah unit yang dibeli. Terdapat 2 jenis unit penyertaan, yaitu reksadana terbuka atau open end yang dapat dijual kembali pada manajer investasi, dan reksadana tertutup atau closed end yang hanya dapat dijual pada investor lain via pasar sekunder.

Dalam bertransaksi reksadana, Manajer Investasi atau MI adalah elemen penting yang bertugas untuk mengelola dana investor atau klien. MI memiliki tujuan untuk mengoptimalkan aktivitas investasi para investornya agar mampu memaksimalkan peluang keuntungan dan meminimalkan risiko kerugian. Jadi, setelah investor menanamkan modal pada suatu produk reksadana, pihak MI inilah yang nantinya mengelola dana tersebut dan melakukan transaksi pembelian atau penjualan saham pada bursa.
Risiko Investasi Reksadana

Walaupun menawarkan cara berinvestasi yang lebih praktis dan simpel, tapi reksadana juga memiliki sejumlah risiko yang penting dipahami para investornya.
1. Sama halnya dengan instrumen lainnya, keuntungan investasi reksadana tidak terjamin. Tingkat risikonya pun berkaitan erat dengan peluang keuntungan yang dijanjikan.
2. Investasi reksadana juga tak terlepas dari beragam risiko umum dari pasar modal. Maksudnya, aktivitas investasi tersebut juga rentan terhadap potensi perubahan pada kondisi pasar yang dapat terjadi karena faktor global, regional, perkembangan ekonomi nasional, dan sebagainya.
3. Risiko efek, seperti default dari perusahaan penerbit saat pembayaran kupon maupun pokok obligasi.
4. Downgrade pada implikasi peringkat kredit suatu perusahaan.
5. Likuiditas yang berkaitan dengan kemampuan suatu efek untuk bisa dijual dengan mudah sesuai nilai wajarnya.
6. Risiko inflasi yang berpotensi memberi kerugian terhadap daya beli investasi akibat rerata harga konsumsi mengalami kenaikan.
7. Risiko pembiayaan pinjaman yang bisa terjadi saat pembelian unitnya dilakukan dari dana pinjaman. Karena tak selalu bisa memberi peluang keuntungan sesuai keinginan, bahkan bisa merugi, dana pinjaman tersebut berisiko tak bisa dikembalikan.
8. Risiko reksadana juga bisa muncul dari pihak manajer investasi yang mangkat dari kewajibannya, atau kemampuan yang tak mumpuni sehingga berdampak buruk terhadap kinerja produknya.
9. Risiko yang terakhir adalah terkait ketidakpatuhan yang mengacu pada reksadana serta keuntungan investor muncul dari aktivitas yang menyalahi hukum, etika, aturan, maupun prosedur oleh manajer investasi.

Regulasi OJK Terkait Pengelolaan Reksadana

Terdapat 5 regulasi dari OJK mengenai pengelolaan reksadana, antara lain:

Nilai Pasar Wajar Efek pada Portofolio Reksadana

Mengacu dari regulasi ini, nilai pasar wajar efek pada portofolio reksadana harus dihitung serta disampaikan oleh manajer investasi pada bank kustodian selambatnya jam 17.00 di tiap hari bursa sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku.
Pedoman Pengumuman Harian NAB Reksadana Terbuka

Melalui regulasi ini dijelaskan jika reksadana dengan pernyataan pendaftaran yang efektif wajib menghitung NAB atau Nilai Aktiva Bersih sesuai nilai pasar wajar yang didapatkan berdasarkan tata cara sesuai aturan yang berlaku. Pihak bank kustodian wajib melakukan perhitungan di hari bursa mengenai NAB reksadana tiap saham atau unit penyertaan, hasil investasi dalam 30 hari terakhir, 1 tahun terakhir, serta hasil investasi yang riil dalam periode setahun terakhir.

Perhitungan tersebut wajib disampaikan pada LK dan Bapepam selambatnya jam 10.00 WIB di hari bursa selanjutnya. Selain itu, perhitungan ini juga wajib disampaikan pada masyarakat melalui surat kabar harian Bahasa Indonesia paling lambat di hari bursa selanjutnya.
Pedoman Pengelolaan Reksadana Terproteksi, Terjamin, dan Indeks

Ketentuan terkait regulasi ini adalah reksadana jenis ini, meski belum menanam modal di efek derivatif, tetap bisa berinvestasi di efek tertentu tanpa perlu mengganti kontrak investasi atau prospektusnya. Selain itu, ada pula ketentuan mengenai masa penawaran, jumlah saham, maupun tawaran unit penyertaan pada masing-masing jenis reksadana tersebut.
Iklan Reksadana

Iklan reksadana mengacu pada informasi yang berisi tawaran atau pemberitahuan pembelian saham maupun reksadana pada media massa berbasis elektronik. Hal tersebut dilarang untuk dilakukan apabila reksadana belum mendapatkan pernyataan efektif oleh Bapepam. Pembuatan iklan juga wajib mengikuti ketentuan yang berlaku dan terkait kebenaran informasi yang diiklankan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari manajer investasi.
Profil Pemodal Reksadana

Terakhir, setiap agen penjual atau manajer investasi mewajibkan pihak pemodal untuk mengisi formulir pendaftaran dan menuliskan profilnya secara lengkap. Selain data diri, pemodal juga diharuskan menulis profil risiko sebelum membeli saham maupun unit reksadana. Beberapa informasi yang wajib tercantum adalah jangka waktu investasi, tujuan investasi, tingkat atau profil risiko, kondisi finansial pemodal, serta tingkat pengetahuannya seputar reksadana.

Tugas OJK dalam Menjamin Keamanan dan Kenyamanan Investasi

Secara umum, tugas dari OJK adalah mewujudkan sistem pengawasan dan pengaturan terintegrasi pada keseluruhan aktivitas di sektor jasa keuangan. Namun, dalam menjamin keamanan dan kenyamanan investasi, tugas OJK adalah mengawasi aktivitas jasa keuangan pada sektor pasar modal. Dalam menjalankan tugasnya tersebut, OJK memiliki beragam kewenangan, yaitu melakukan pengawasan serta pengaturan terhadap lembaga jasa keuangan bank maupun non bank.