Awas! Ini 10 Risiko Reksa Dana yang Wajib Diantisipasi Investor
Di dunia investasi, keuntungan dan risiko adalah 2 hal yang tidak bisa dipisahkan. Jika ingin meraih imbal hasil besar, kamu sebagai investor juga harus bersiap dengan ancaman kerugian yang tak kalah besarnya. Prinsip investasi tersebut berlaku ke semua instrumen investasi, termasuk reksa dana.
Meski digadang-gadang sebagai instrumen investasi ramah investor pemula, tetap saja reksa dana memiliki beberapa risiko yang penting dipahami. Jika tidak, risiko reksa dana tersebut bisa membuat aktivitas investasi berjalan tak optimal dan gagal mewujudkan tujuan keuangan.
Nah, untuk mengetahui 10 risiko reksa dana yang wajib diketahui oleh para investornya, simak penjelasannya berikut ini.
10 Risiko Reksa Dana
Meskipun menawarkan potensi keuntungan yang menarik, investasi reksa dana juga memiliki berbagai risiko yang perlu dipahami dengan baik. Berikut 10 risiko reksa dana yang wajib diantisipasi investor.
-
Potensi Keuntungan Belum Terjamin
Dalam berinvestasi, kamu wajib menyadari jika tak ada yang namanya jaminan keuntungan, termasuk di instrumen reksa dana. Meski telah lama menanam modal di produk tersebut, potensi keuntungan masih bersifat spekulasi sampai akhirnya direalisasikan dengan mencairkannya dalam kondisi untung atau capital gain. Jadi, jangan berharap jika berinvestasi reksa dana pasti menguntungkan karena selalu ada risiko kerugian yang mengintai.
-
Risiko Umum di Pasar Modal
Setiap membeli efek pasti akan melibatkan beragam unsur risiko di pasar modal. Hal ini membuat investasi reksa dana berisiko rentan pada perubahan pasar, baik yang dikarenakan oleh faktor global, regional, ataupun perkembangan ekonomi domestik.
Juga, perubahan kondisi politik, kebijakan pemerintah, termasuk pengembangan kerangka regulasi, hukum, dan masalah hukum bisa turut berpengaruh pada investasi reksa dana. Tak berhenti sampai di situ, perubahan suku bunga acuan, sentimen investor secara luas, hingga guncangan eksternal seperti pandemi, perang, dan bencana alam juga bisa mempengaruhi kinerja reksa dana.
-
Risiko Inflasi
Risiko inflasi mengacu pada risiko penurunan daya beli oleh investor. Karena ada kenaikan rerata harga kebutuhan dan konsumsi, anggaran untuk investasi jadi terpotong atau bahkan harus dipangkas sepenuhnya. Sehingga, tujuan investasi reksa dana tak dapat diraih sesuai perkiraan sebelumnya.
-
Risiko Efek
Sebagai instrumen investasi yang mengisi portofolionya dengan berbagai jenis efek, reksa dana memiliki risiko efek. Contohnya adalah risiko default dari perusahaan penerbit obligasi yang mengisi portofolio reksa dana. Risiko default tersebut membuat pembayaran pokok obligasi maupun kupon menjadi terkendala sehingga tidak bisa memberi keuntungan atau memenuhi kewajiban investor yang ingin mencairkannya.
-
Risiko Pembiayaan Kredit
Selanjutnya, ada risiko pembiayaan kredit atau pinjaman. Risiko ini muncul saat kamu berinvestasi reksa dana menggunakan modal yang diperoleh dari pinjaman atau utang. Jika melakukan hal ini, ada beberapa hal penting yang harus kamu sadari, antara lain:
- Pinjaman memicu risiko gagal bayar saat hasil investasi tak sesuai ekspektasi.
- Apabila nilai investasi menurun, investor bisa diminta untuk menambahkan agunan maupun menurunkan jumlah pinjaman sesuai tingkat yang disyaratkan.
- Biaya kredit bisa berubah seiring waktu menyesuaikan fluktuasi suku bunga.
Oleh karena itu, investasi di produk apa pun, termasuk reksa dana, sangat dianjurkan untuk dilakukan dengan uang dingin yang tidak akan digunakan dalam waktu dekat.
-
Risiko Ketidakpatuhan
Risiko ini berkaitan dengan produk reksa dana serta potensi keuntungan investor di mana bisa terganggu karena ketidakpatuhan Manajer Investasi selaku pihak pengelolanya. Ketidakpatuhan ini bisa berhubungan dengan hukum, peraturan, etika, maupun Policy & Procedure Internal Manajer Investasi.
-
Risiko Likuiditas
Maksud dari risiko likuiditas ialah kemungkinan pembayaran hasil menjual kembali produk investasi tak sesuai dengan nilai wajarnya. Risiko ini juga bisa timbul saat Manajer Investasi tidak bisa membayarkan hak investor sesuai dengan unit penyertaan reksa dana yang dimiliki.
Risiko likuiditas bisa menjadi masalah serius jika kamu tengah diterpa kebutuhan mendesak dan membutuhkan dana dengan cepat. Tapi, karena modal investasi reksa dana sulit untuk dicairkan, kamu tidak bisa memenuhi kebutuhan tersebut dengan semestinya.
-
Risiko Wanprestasi
Bisa juga disebut cedera janji, risiko wanprestasi terjadi saat pihak Manajer Investasi tidak mampu memenuhi janjinya sesuai ketentuan pada kontrak reksa dana. Alhasil, ada risiko hilangnya nilai atau modal investasi yang telah ditanamkan oleh investor. Risiko ini bisa diatasi dengan memahami dulu reputasi dan kredibilitas Manajer Investasi sekaligus Bank Kustodian selaku pengelola produk reksa dana.
-
Risiko Politik dan Ekonomi
Merupakan salah satu risiko umum di pasar modal, kondisi politik dan ekonomi mampu mempengaruhi potensi keuntungan dan kerugian reksa dana. Perubahan kebijakan pemerintah mampu memberi sentimen bagi investor dalam aktivitas investasinya, khususnya di sektor ekonomi dan politik. Hal tersebut bisa memicu fluktuasi pada kinerja emiten penerbit saham atau obligasi yang dimasukkan pada portofolio reksa dana.
-
Risiko Perubahan Nilai Tukar dan Suku Bunga
Risiko yang terakhir adalah perubahan nilai tukar dan suku bunga. Risiko ini berhubungan dengan potensi kenaikan maupun penurunan nilai reksa dana karena fluktuasi nilai tukar rupiah dengan mata uang asing, ataupun suku bunga investasi rupiah dengan non rupiah. Perubahan tersebut mampu mempengaruhi NAB atau Nilai Aktiva Bersih dari reksa dana.
Pahami Segala Unsur Risiko Reksa Dana Sebelum Mulai Investasi
Agar bisa memaksimalkan potensi keuntungan selama berinvestasi, kamu sebagai investor wajib memahami risiko yang mungkin mengancam agar bisa mengantisipasinya. Hal ini berlaku pula pada instrumen investasi reksa dana, terlebih bagi investor pemula yang baru ingin mulai menanam modal.