Rokok Kretek atau Vape, Mana yang Lebih Irit?
Jika menelusuri jejak tren vape, kita akan menemukan bahwa rokok elektrik pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 2010. Sejak saat itu, vape booming menjadi salah satu gaya hidup baru bagi mereka yang biasa merokok.
Lantas, banyak orang yang berduyun-duyun beralih dari rokok konvensional, menjadi rokok elektrik. Alasannya bermacam-macam. Konon, vape memang ‘lebih sehat’ dibandingkan dengan rokok biasa. Salah satu pertimbangan lain adalah, mengkonsumsi vape lebih irit dibanding dengan menghisap rokok standar.
Dengan alasan tersebut, Vape menjadi primadona bagi para perokok. Apalagi, liquid yang merupakan salah satu bahan utama dari vape hadir dengan berbagai macam rasa yang terasa menyenangkan di mulut. Tapi, apakah benar vape lebih sehat atau lebih irit dari rokok biasa?
Terlebih sekarang, nampaknya kebanyakan para pecinta vape juga malah selalu menyediakan sebungkus rokok, selain rokok elektrik yang mereka miliki. Mari kita sama-sama tinjau, apakah vape benar-benar ramah dari sisi ekonomi.
Jumlah Pengeluaran untuk Rokok
Rokok hadir dengan berbagai merek, bahkan sekarang juga ada rokok yang menyediakan berbagai macam rasa. Harga rokok pun variatif, sesuai dengan mereknya. Kisaran harga rokok adalah dari Rp 15.000,- hingga yang termahal, sekitar Rp 30.000,-
Ada tiga jenis rokok yang paling umum dikonsumsi oleh orang Indonesia, yaitu Sampoerna Mild, Marlboro Filter, dan Dunhill Filter. Dan tentu saja, harga ketiga merek rokok itu berbeda-beda, seperti berikut:
- Sampoerna Mild: Rp 25.000,-
- Marlboro Filter: Rp 30.000,-
- Dunhill Filter: Rp 29.000,-
Kebiasaan merokok orang pun berbeda-beda. Paling umum, ada yang merokok satu bungkus sehari. Ada juga yang satu bungkus untuk untuk dua hari, kadang satu bungkus untuk berhari-hari karena alasan tertentu. Bagi para perokok berat, ada yang lebih dari satu bungkus dalam seharinya.
Ada juga sebagian orang yang digolongkan sebagai social smoker. Artinya, mereka adalah perokok, tapi hanya melakukannya dalam kondisi tertentu saja. Misalkan, ketika tengah berada di antara perokok, untuk menghargai klien, atau saat nongkrong bersama teman-teman.
Untuk menghitung berapa pengeluaran untuk rokok dalam sebulannya, kita akan mengambil sampel dari para perokok yang menghabiskan satu bungkus rokok dalam satu hari. Dan untuk jenis rokoknya, kita akan menggunakan tiga merek rokok tersebut di atas. Dan hasilnya, adalah sebagai berikut.
- Sampoerna Mild: 25.000 x 30 hari = 750.000
- Marlboro Filter: 30.000 x 30 hari = 900.000
- Dunhill Filter: 29.000 x 30 hari = 870.000
Ya, benar. Setelah dihitung-hitung, dalam sebulan para perokok ternyata menghabiskan uang dengan angka yang cukup fantastis, yaitu hampir 1 juta rupiah dalam sebulannya. Memang, lain merek, beda juga angka yang keluar.
Belum lagi, ada beberapa orang yang dengan berbagai alasan, bisa menghabiskan rokok lebih dari satu bungkus dalam satu momen tertentu. Apalagi, bagi mereka yang dapat merokok lebih dari satu bungkus per-hari dalam situasi normal.
Sampai di sini, kita catat dulu perkiraan pengeluaran untuk rokok dalam sebulan. Dan selanjutnya, kita akan mencoba untuk menghitung. Berapa pengeluaran yang dibutuhkan untuk konsumsi vape.
Baca Juga: Sale Bikin Hemat Atau Boros?
Jumlah Pengeluaran untuk Vape
Saat ini, vape yang tengah menjadi tren di kalangan pecinta rokok elektrik adalah jenis POD. Salah satu kelebihan dari POD adalah, bentuknya yang lebih kecil, slim, dan mudah dibawa kemana-mana. Karena jenis vape ini telah digunakan oleh banyak orang, kita akan membandingkan rokok biasa dengan POD.
Seperti dikutip dari Pingpoint.co.id, dalam sebuah POD, pengguna sudah mendapatkan koil bawaan pabrik yang dapat langsung digunakan tanpa perlu dimodifikasi. Singkatnya, POD lebih praktis dan murah, jika dibandingkan dengan jenis sebelumnya.
Dengan klaim lebih murah dari vape biasa, mari kita akan menghitung seberapa besar dana yang dikeluarkan untuk merokok menggunakan vape jenis POD ini.
Harga untuk mendapatkan sebuah POD dengan jenis i-switch berkisar antara Rp250.000-Rp280.000. Biasanya, pembeli akan mendapatkan dua koil cadangan dan satu buah kabel charger. Setelah itu, perokok akan membeli liquid.
Liquid yang digunakan untuk POD adalah jenis cairan perisa yang disebut ‘salt nic’. Kami menemukan bahwa harga dari liquid sangat beragam. Mulai dari Rp 60.000,- per-botolnya, hingga lebih dari Rp 200.000,-. Tentu saja, harga dari liquid ini tergantung dengan merek yang digunakan.
Total dana yang harus dikeluarkan untuk mengkonsumsi vape di awal adalah, Rp 340.000,-. Setelah itu, yang dibutuhkan selanjutnya adalah, mengganti koil satu bulan sekali. Harga coil juga beragam. Survey kami di forum-forum jual beli menunjukan bahwa harganya mulai dari Rp 40.000,- hingga Rp 400.000,- lebih.
Para perokok vape biasanya menghabiskan satu botol liquid salt nic dalam satu bulan. Itu berarti, pengeluaran untuk merokok dengan menggunakan rokok elektrik setiap bulannya hanya sebesar Rp 100.000,- dalam satu bulan. Karena, yang diperlukan hanyalah mengganti koil dan membeli liquid.
Baca Juga: Cara Mengatur Gaji Bulanan untuk Generasi Sandwich
Vape Lebih Irit?
Jika membandingkan hasil hitungan di atas, kita menemukan bahwa merokok dengan menggunakan vape atau rokok elektrik ternyata lebih ekonomis. Perokok standar bisa menghabiskan 800 ribu rupiah lebih dalam satu bulannya, sementara vape POD hanya 100 ribu rupiah per-bulan.
Namun, penggunaan liquid pada vape juga bisa membuat seseorang mengeluarkan dana lebih dalam satu bulannya demi mengkonsumsi rokok elektrik. Diberitakan Medcom.id, ada juga perokok yang dapat menghabiskan satu botol liquid hanya dalam waktu 3 hari saja.
Berarti, perokok tersebut bisa menghabiskan 10 botol liquid dalam waktu satu bulan. Sekarang Anda bisa menghitung, berapa dana yang harus dikeluarkan. Jangan lupa tambah mengganti koil. Atau, ingin menggunakan koil dan liquid premium. Bagaimana, mulai bimbang menentukan mana yang lebih irit?
Lebih Hentikan Kecanduan untuk Kesehatan Finansial dan Tubuh
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, ternyata mereka yang merokok vape juga kadang masih membekali diri dengan rokok konvensional sebagai cadangan. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, sepertinya tidak ada yang bisa dikategorikan lebih ekonomis.
Jika ingin lebih ekonomis, mungkin kamu bisa berhenti merokok sama sekali. Sepertinya itu adalah jalan tengah yang terbaik. Karena, setelah melakukan hitungan di atas, pengeluaran untuk rokok baik vape maupun rokok standar ternyata sama-sama saja.
Meskipun diklaim lebih sehat, kedua rokok sama-sama memiliki efek buruk terhadap kesehatan. Bahkan salah satu sumber kami menyebutkan, konon, ada efek samping dari vape yang belum dapat dipastikan di masa-masa ini. Butuh riset yang sangat panjang untuk dapat mengungkapnya.
Bagaimana dengan kamu? Apakah akan lebih memilih vape atau rokok konvensional? Silahkan memutuskannya sendiri.
Baca Juga: Biaya Hidup Naik, tapi Gaji Tetap? Siasati dengan Cara Ini