Segera Jauhi Medsos Jika Mengalami 5 Hal Ini
Media sosial di era milenial ini bagai sudah menjadi kebutuhan. Karena berbagai informasi juga dapat tersebar cepat melalui akun-akun pemiliknya. Mulai info gaya hidup terkini, hingga berita hangat bisa kita ikuti dari berbagai akun.
Dikutip dari Kompas, ahli menyebutkan bahwa bermain medsos memang dapat menurunkan resiko depresi. Tapi di satu sisi, keberadaan medsos juga bisa berdampak buruk. Terutama, bagi kesehatan mental. Beberapa akibatnya adalah perasaan takut atau cemas, hingga depresi.
Salah satu kasus yang paling sering ditemukan adalah, membandingkan diri dengan orang lain. Seseorang nampak begitu bahagia di medsos. Lantas, kita membandingkannya dengan diri kita sendiri. Pada akhirnya, menumbuhkan perasaan minder.
Padahal, kita tidak tahu kehidupan sebenarnya dari orang tersebut. Bisa jadi, dia tidak sebahagia itu. Selanjutnya adalah hal yang selalu menjadi masalah. Ya, apalagi kalau bukan penyebaran informasi palsu. Bahkan orang yang Anda idolakan di medsos sekalipun bisa melakukan misinformasi, lho.
Biasanya, hal-hal seperti inilah yang menimbulkan ketenangan hati dan pikiran terganggu. Oleh karena itu, ada saatnya Anda harus menjauh dari medsos. Atau detox media sosial. Terutama, jika Anda mengalami hal berikut.
1. ‘KEPO’ Berat
Kepo berat
Knowing Every Particular Object. Tepat sekali. Tanpa Anda sadari, Anda terus melakukan scroll, atau biasa disebut dengan doom scrolling. Karena, seolah Anda merasa begitu haus akan informasi yang Anda temukan. Memeriksa seluruh hashtag. Menengok akun yang menggunakannya dan seterusnya.
Apakah Anda bisa menghabiskan berjam-jam melakukan hal ini? Apalagi, dilakukan hampir setiap hari. Saatnya menjauhkan diri dari ponsel. Tidak ada salahnya memang mengikuti perkembangan. Tapi jika sudah duduk berjam-jam untuk melakukannya, tentulah tidak bisa dibenarkan.
Bayangkan, berapa waktu yang Anda habiskan untuk ‘KEPO’ itu. Padahal mungkin seharusnya, Anda bisa melakukan hal yang lebih berguna lagi. Termasuk dalam golongan KEPO atau doom scrolling? Hentikan sekarang juga. Tidak ada gunanya menghabiskan waktu hanya untuk berselancar di media sosial.
2. Tidak Jadi Diri Sendiri
Senang memang rasanya saat posting kita di-like oleh banyak orang. Apalagi si dia. Lalu secara tidak sadar, Anda merasa ingin terus melakukannya. Memposting segala sesuatu demi sambutan positif dari para followers. Bisa-bisa lama kelamaan, Anda akan banyak melakukan ‘tipu daya’.
Bukan menipu dalam arti sebenarnya. Tapi, bisa saja Anda jadi berdrama dengan akun sosmed Anda. Di saat Anda tengah ‘bete’, demi like, Anda memperlihatkan seolah diri Anda tengah bahagia. Agar posting sosmed terlihat keren, berusaha untuk terlihat demikian padahal ‘lagi kere’.
Jangan menyiksa diri demi eksistensi. Like di sosmed kadang tidak diiringi dengan like di dunia nyata. Begitu juga para seleb medsos. Dia terlihat keren –meski mungkin ‘lagi kere’- karena ada yang meng-endorse dirinya.
Dalam kata lain, kegiatannya di medsos menghasilkan atau telah menjadi profesi. Sementara kita yang belum bisa, sebaiknya fokus dengan usaha kita sendiri. Bukan menghabiskan waktu demi mendapatkan ‘double tap’ atau komen yang berbau pujian maupun perhatian.
Baca Juga: FOMO, Sindrom akibat Adiksi Media Sosial
3. Interaksi Sosial Berkurang
Interaksi sosial berkurang
Semenjak teknologi Blackberry, fenomena ini sudah terjadi. Di mana saat kita semestinya sedang bersosialisasi. Seperti tengah berkumpul dengan teman atau keluarga, jempol malah aktif terus. Fokus seolah sulit dialihkan dari layar ponsel. Padahal sebenarnya, kita dapat berinteraksi dengan orang lain.
Lalu, Instagram hadir melanda. Sehingga, kebiasaan memutus komunikasi saat bersama orang-orang terdekat ternyata masih berlanjut.
Mungkin ada yang sedikit tersinggung. Maaf, kami tidak bermaksud menyinggung. Tapi bagi yang merasa tersinggung, kami hanya ingin mengingatkan. Sudah saatnya Anda puasa sosmed. Karena ini merupakan tanda-tanda bahwa Anda mulai kecanduan.
Apapun yang dilakukan secara berlebihan terutama menjadi candu tidaklah baik. Bayangkan, quality time bersama teman atau keluarga dilewatkan begitu saja. Hanya karena ingin ‘KEPO’.
4. Menyebarkan Ketidakbenaran
Ada yang mengatakan bahwa tombol share adalah penemuan paling brilian. Tentunya, dalam kancah media sosial. Coba perhatikan perilaku Anda saat bermedsos. Berapa kali sehari Anda memijit tombol tersebut. Lalu, perhatikan isi dari apa yang Anda bagikan.
Ternyata banyak berita bohong dan ujaran kebencian? Wah, Anda termasuk dalam golongan yang harus benar-benar menjauh dari media sosial. Karena kemungkinan, secara tidak langsung Anda sudah berada di bawah pengaruh buruk.
Hingga saat ini, penyebaran hal-hal negatif memang menjadi masalah utama media sosial. Jauhi media sosial untuk sejenak. Khawatirnya, Anda sudah ter-brainwash. Dalam arti, mungkin Anda sangat percaya pada apa yang Anda repost atau re-share.
Karena, Anda mulai berpikir bahwa semua informasi dan warganet selalu akurat. Sebagai milenial yang baik, bijak dalam penggunaan medsos sudah merupakan keharusan. Mari sama-sama mewujudkan iklim bermedsos yang positif.
Baca Juga: 7 Cara menjaga Profesionalisme saat Menggunakan Media Sosial
5. ‘Stalking’ Terus
Stalking media sosial
Memiliki seorang idola di medsos adalah hal yang lumrah. Sehingga, Anda selalu memperhatikan semua posting yang ia buat. Sekedar ingin mengetahui apa yang dilakukan seorang teman, atau si dia juga sudah biasa.
Tapi ternyata, Anda mulai ingin tahu aktivitas orang-orang yang seharusnya sudah kamu lupakan. Setiap hari, Anda melihat akun sosmed mantan pacar atau selingkuhannya. Juga, ingin mengetahui kehidupan orang yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan Anda.
Jangan dilanjutkan. Tinggalkan sosmed Anda sejenak. Anda telah buang-buang waktu untuk hal tidak berfaedah. Istilah influencer muncul, karena para selebgram itu mampu menularkan aura positif terhadap pengikutnya.
Jika yang Anda awasi setiap harinya adalah hal negatif, akan berpengaruh buruk bagi Anda. Sebaiknya waktu yang Anda gunakan tersebut dihabiskan untuk hal lain yang bermanfaat.
Kontrol Penggunaan Sosmed
Batasi diri Anda bahwa Anda menggunakan sosmed hanya sebatas hiburan. Atau istilahnya, positive vibe only. Tangkal semua keinginan untuk ‘KEPO’, ganti dengan keinginan untuk lebih terinspirasi. Tinggalkan akun-akun yang menyampaikan misinformasi atau membuat Anda resah.
Untuk meninggalkan kebiasaan berlebihan dalam bermedsos, melakukan aktifitas lain. Seperti berolah raga atau menekuni hobi. Percayalah, tidak ada ruginya menjauh dari medsos. Terutama, jika Anda merasakan bahwa diri Anda lebih banyak dikuasai oleh aura positif tanpa aktif berselancar.
Baca Juga: 5 Tips Untuk Membangun Personal Branding di Sosial Media