Tips Memanfaatkan Strategi Momentum dalam Investasi Reksa Dana
Dalam investasi reksa dana, menerapkan strategi money management yang baik merupakan syarat utama supaya bisa berinvestasi dengan lebih optimal dan mendapatkan keuntungan yang maksimal. Di tengah banyaknya informasi di luar sana tentang mengelola dana investasi dengan baik, sebagai investor harus dengan cermat memilih strategi yang tepat sesuai profil risiko kita. Salah satunya adalah pemilihan waktu investasi yang tepat.
Komponen waktu atau momentum investasi yang tepat ini sangat berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah investasi, terutama investasi reksa dana. Pemilihan waktu investasi yang tepat bisa berujung pada alokasi dana yang lebih efektif dan perolehan aset yang lebih besar. Selain itu, waktu penjualan dan perpindahan aset pada portofolio investasi yang tepat dapat membantu memaksimalkan keuntungan dalam jangka panjang serta membantu meminimalisir risiko.
Nah buat kamu para Sobat Cermat yang sudah masuk ke dunia investasi reksa dana, Cermati.com kali ini akan membahas lebih lengkap tentang serba-serbi dan tips memanfaatkan momentum dalam investasi reksa dana. Yuk simak penjelasan lengkapnya di artikel di bawah ini.
Mengenal Momentum Investasi dalam Reksa Dana
Momentum dalam Investasi
Momentum investasi reksa dana adalah saat yang tepat untuk membeli ataupun menjual suatu reksa dana. Tujuannya, tentu untuk mendapatkan keuntungan dengan mengikuti tren atau momen (situasi) tertentu yang sedang menguat. Momentum investasi terkait erat dengan pendekatan pertumbuhan (growth) suatu investasi termasuk reksa dana juga. Ada saat dimana suatu reksa dana mengalami pertumbuhan yang baik atau sedang turun ke bawah.
Metrik yang dipertimbangkan dalam mengevaluasi kekuatan momentum harga reksa dana antara lain:
- Rasio harga-pendapatan terhadap pertumbuhan | Price/Earning Growth (PEG).
- Rata-rata tertimbang dari kepemilikan portofolio dana.
- Persentase peningkatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana dari tahun ke tahun.
Reksa dana yang tepat bagi investor yang ingin menggunakan strategi momentum ini dapat diidentifikasi lewat deskripsi dan histori reksa dana tersebut. Di mana manajer investasi dengan jelas menyatakan bahwa momentum adalah faktor utama dalam pemilihan sahamnya untuk sebuah portofolio reksa dana. Investor yang ingin mengikuti momentum pasar melalui investasi reksa dana dapat menganalisis momentum kinerja berbagai reksa dana dan melakukan seleksi reksa dana yang sesuai.
Seorang investor yang tergolong sebagai momentum trader dapat mencari reksa dana dengan keuntungan yang semakin cepat dan meningkat dari tahun ke tahun, selama rentang waktu tertentu. Misalnya, reksa dana dengan NAB yang naik 3% (tiga tahun lalu), 5% (tahun berikutnya) dan 7% (pada tahun terakhir).
Investor juga dapat menggunakan strategi momentum dengan mengidentifikasi sektor atau industri tertentu yang menunjukkan bukti nyata dari momentum yang kuat. Setelah mengidentifikasi industri terkuat, investor dapat berinvestasi dalam reksa dana yang menawarkan potensi paling menguntungkan dari perusahaan yang bergerak di industri tersebut.
Momentum juga digunakan oleh para Manajer Investasi untuk membeli ataupun menjual isi portfolio produk reksa dananya. Reksa dana dalam portofolio tersebut umumnya memiliki alokasi aset di instrumen seperti saham, dengan kondisi dan kriteria terbaik dari sisi tren sektor atau industri saat ini dan di masa depan. Selain itu instrumen di dalamnya juga biasanya baik dalam pendapatan dan aman dalam pergerakan harga. Dimana instrumen atau aset tersebut dibeli apabila perusahaannya sedang positif dan dijual ketika ada momentum negatif.
Biasanya terjadi dalam produk reksa dana jenis campuran dan reksadana saham untuk jangka pendek dan menengah. Sedangkan produk yang berisi surat hutang biasanya digunakan untuk strategi momentum jangka panjang. Strategi momentum ini juga sering digunakan oleh investor untuk melakukan trading reksa dana ETF, yaitu reksadana yang bergerak mirip seperti saham.
Cara Memanfaatkan Momentum untuk Transaksi Reksa Dana
Memanfaatkan Momentum
Setiap instrumen investasi memiliki karakter masing-masing, termasuk reksa dana. Jenis reksa dana, tingkat pertumbuhan, dan alokasi aset di dalamnya bisa dicek dalam fund fact sheet masing-masing. Karena itulah investor dapat memanfaatkan momentum yang ada untuk membeli maupun menjual reksa dana sesuai performa reksa dana masing-masing. Analisa momentum selalu menempatkan tingkat pengembalian yang menarik, jika pas caranya.
Ada beberapa strategi Momentum seperti:
1. Momentum berdasarkan Indikator Ekonomi atau Fundamental
Berikut beberapa contohnya:
- Negara Cina yang sejak awal pandemi Covid 2019 menutup diri dari negara lain, akhirnya mulai awal Januari 2023 mulai membuka penuh dan menerima kunjungan internasional. Pada saat itulah, Investor memanfaatkan momen ini untuk membeli reksa dana yang alokasi instrumen di dalamnya mayoritas berada di negara Cina (Market Rebound).
- Memanfaatkan momentum dividen perusahaan pertambangan dan Perbankan di kuartal 2 2023 nanti, maka investor dapat mulai membeli reksa dana yang isi portfolionya mayoritas pertambangan dan perbankan.
- Mengambil momentum arah tren suku bunga vs inflasi suatu negara, jika suku bunga cenderung naik terus, maka reksa dana pasar uang dan yang berbasis fixed income atau surat hutang, biasanya menjadi pilihan.
- Memperkirakan sektor atau industri yang akan bangkit kedepannya, sehingga pembelian reksa dana bisa dilakukan berdasarkan alokasi aset di saham-saham industri tersebut.
2. Momentum berdasarkan Indikator Teknikal
Beberapa contohnya:
- Beli pada saat penembusan harga dari level historis:
Beli ketika harga mulai bergerak naik, meninggalkan batas bawahnya (Support).
Beli ketika harga naik meninggalkan sideways (cluster harga) yang selama ini tidak berhasil ditembus ke atas. - Jual pada saat penembusan harga dari level historis:
Jual ketika harga mulai bergerak turun, meninggalkan batas atasnya (Resistance) yang tidak berhasil ditembus.
Jual ketika harga turun meninggalkan sideways (cluster harga) yang selama ini tidak berhasil ditembus ke bawah.
Data Harian Reksadana Eastpring Syariah Fixed Income USD Kelas A (Sumber: Cermati.com)
Baca Juga: Belajar Support dan Resistance dalam Trading Saham
Menerapkan Money Management dalam Setiap Momentum
Kita ambil contoh sebagai berikut, seorang investor ingin membeli secara bertahap suatu reksa dana ketika ada momentum untuk beli. Berapa modal yang disiapkan? Tentukan juga pembagiannya dalam tiap momentum tersebut, atau dalam persentase, sehingga totalnya 100% dari modal yang dialokasikan.
Berdasarkan contoh di atas, investor tersebut bisa melakukan strategi momentum sebagai berikut:
Nilai investasi di setiap momentum sama. Misalnya seorang investor menginvestasikan jumlah dana yang sama sebesar Rp250.000,- dalam momen tertentu.
Momentum | Nilai Investasi |
---|---|
1 | 250.000,- |
2 | 250.000,- |
3 | 250.000,- |
4 | 250.000,- |
5 | 250.000,- |
6 | 250.000,- |
Atau, nilai investasinya progresif atau berjenjang seperti piramida sesuai momentum yang ada. Misalnya, jika momentum ketika harga mulai bergerak naik, dan diprediksikan akan semakin tinggi nilai investasinya akan menyesuaikan.
Momentum | Nilai Investasi |
---|---|
1 | 900.000,- |
2 | 700.000,- |
3 | 500.000,- |
4 | 300.000,- |
5 | 200.000,- |
6 | 100.000,- |
Baca Juga: Tunjukkan Momentum Trading, Kenali Apa Itu Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Manfaatkan Strategi Momentum untuk Raup Keuntungan Maksimal
Menerapkan strategi momentum untuk investasi reksa dana perlu dilakukan di waktu yang tepat. Menentukan kapan harus melakukan jual atau beli membutuhkan kemampuan analisa yang baik dan pemahaman yang cukup matang dengan kondisi pasar. Akan tetapi, apabila Sobat Cermat bisa memanfaatkan momen yang tepat untuk berinvestasi, tentunya risiko investasi bisa diminimalisir dan keuntungan yang diperoleh juga bisa lebih maksimal. Terus giat berinvestasi ya Sobat Cermat!