Suami Istri Bekerja, Sebaiknya Penghasilan Digabung atau Dipisah?
Mengatur keuangan bukan hanya dilakukan bagi kamu yang masih lajang, tetapi juga untuk yang sudah menikah. Hal ini menyangkut penghasilan bersama.
Terlebih untukmu dan pasangan yang sama-sama bekerja dan memiliki pendapatan. Perlu adanya komunikasi mengenai penghasilan. Apakah mau digabung atau dipisahkan.
Berikut gambarannya agar kamu dan pasangan dapat mempertimbangkannya dengan baik:
Baca Juga: Bagaimana Cara Bisa Menabung dengan Gaji Rp 5 Juta, Punya 2 Anak, dan Utang?
Ilustrasi mengatur keuangan keluarga
-
Digabung dan dikelola secara bersama
Cara yang satu ini menjadi yang paling lazim dilakukan. Di mana seluruh penghasilan (suami dan istri) digabungkan.
Kemudian setelah dijadikan satu, baru kemudian dibagi-bagi ke beberapa pos anggaran, seperti kebutuhan sehari-hari, pembayaran utang, masa depan (investasi, tabungan, dana darurat), serta amal maupun anggaran hiburan.
Kamu dan pasangan dapat menggunakan metode atau prinsip mengatur keuangan yang jelas, seperti 40-30-20-10 atau 50-30-20. Sebesar 40% untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk membayar tagihan listrik dan air.
Sebesar 30% dari gaji untuk membayar cicilan utang, seperti kartu kredit, pinjaman KTA, KPR, ataupun pinjaman online. Alokasi untuk tabungan dan investasi sebesar 20%, dan 10% dari gaji untuk beramal atau kebaikan.
Pun jika menggunakan rumus 50-30-20. Sebesar 50% untuk kebutuhan sehari-hari, 30% dari gaji untuk pembayaran utang, dan 20% untuk investasi dan dana darurat. Atau rumus lain yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Misalnya kalau tidak punya utang, 30% dari gaji dapat digunakan untuk memperbesar alokasi masa depan, seperti investasi dan tabungan.
Untuk pengelolaannya, keuangan dapat dikelola oleh satu pihak biasanya istri. Bisa juga dilakukan secara bersama. Semua pengeluaran maupun pengelolaannya harus didiskusikan dan diawasi bersama, agar tidak terjadi miskomunikasi nantinya.
Baca Juga: Cara Cerdas Habiskan Gaji Rp 5 Juta Sebulan
-
Dipisah dengan tanggung jawab masing-masing
Sedangkan penghasilan yang dipisah maksudnya penghasilan antara kamu dan pasangan tidak digabung. Misalnya, gaji suami untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, uang sekolah dan jajan anak, hingga membayar tagihan atau cicilan utang.
Sementara penghasilan istri dialokasikan untuk masa depan, seperti tabungan, dana darurat, investasi, ataupun asuransi. Dalam hal ini, antara kamu dan pasangan saling percaya dalam mengelola keuangan masing-masing.
Tetapi tetap dilakukan secara terbuka atau transparansi. Setiap bulan, harus ada komunikasi bersama untuk pengawasannya, sehingga dapat dipastikan bahwa kamu dan pasangan sudah memenuhi kebutuhan dan tanggung jawab masing-masing.
Ilustrasi mengatur keuangan keluarga
Buat Kesepakatan di Awal
Keputusan penghasilan kamu dan pasangan apakah ingin digabung atau dipisah, sebaiknya sudah didiskusikan sejak awal. Bisa sebelum menikah atau ketika baru menikah.
Sebab, hal ini sangat penting untuk keberlangsungan finansialmu ketika sudah berkeluarga. Bukan hanya untuk masa kini, tetapi juga di masa yang akan datang bagi anak cucu kelak.
Jika ada perbedaan dalam cara pengelolaan keuangan, kamu dan pasangan harus mampu mencari titik tengahnya. Karena pada dasarnya, mau penghasilan digabung atau dipisah, tetap tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Selain itu, ingat tujuan keuangan bersama. Apakah ingin membeli rumah, membeli mobil, biaya pendidikan anak, atau lainnya. Bila ada pengeluaran lain di luar daftar yang sudah dibuat, lagi-lagi komunikasikan bersama untuk menghindari konflik.
Kejujuran merupakan kunci sukses mencapai tujuan keuangan keluarga. Kamu dan pasangan harus memahami hal ini dengan baik.
Kamu dan pasangan mesti membiasakan diri terbuka dalam urusan keuangan, bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun. Sikap seperti ini akan membangun kepercayaan antara satu dengan yang lainnya.
Biasakan untuk selalu jujur dan transparan dalam membelanjakan dan mencatat keuangan keluarga. Hal ini akan membantu menciptakan komunikasi yang lebih baik, sehingga berbagai rencana dan tujuan keuangan bisa tercapai.
Selain itu, lakukan evaluasi atau perbaikan yang diperlukan di dalam keuangan rumah tangga. Hal ini akan memungkinkanmu dan pasangan memiliki kondisi keuangan yang semakin baik ke depannya.
Baca Juga: Kelilit Utang, Solusinya Mending Negosiasi Bank atau Minta Bantuan Keluarga?
Pilih yang Terbaik
Keputusan memilih penghasilan ingin digabung atau dipisah ketika sudah berumah tangga ada di tanganmu dan pasangan. Pastikan pilihan tersebut atas kesepakatan bersama dengan mengedepankan rasa saling percaya.
Lakukan sedini mungkin dalam mengatur keuangan seperti ini dalam rumah tangga agar kamu dapat merasakan manfaatnya lebih cepat. Penting juga untuk konsisten dan disiplin dalam merealisasikannya, agar sesuai dengan rencana yang sudah kamu dan pasangan tetapkan.
Baca Juga: 6 Kiat Sukses Mencapai Tujuan Keuangan Keluarga agar Hidup Mapan