Supaya Tetap Akur, Ini 7 Tips Menjalankan Bisnis Keluarga
Nyatanya tidak semua orang suka menjalankan bisnis sendirian. Beberapa malah lebih senang bila berbisnis bersama keluarganya sendiri karena tugas dan tanggung jawabnya dibagi rata.
Namun, risiko berbisnis bersama seorang partner sekalipun itu keluarga sendiri tentu lebih besar daripada menjalankan bisnis sendirian. Pembagian tugas harus jelas, begitu pula dengan keuntungan. Jika tidak, maka bisa menimbulkan perselisihan di kemudian hari.
Lantas, bagaimana supaya bisnis bersama keluarga berjalan lancar? Simak tips-tipsnya di bawah ini.
1. Diskusikan bisnis bersama-sama
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mendiskusikan bisnis secara bersama-sama. Mulai dari jenis bisnisnya, konsepnya, total modal, hingga jumlah karyawan yang harus direkrut agar bisnis bisa berjalan dengan lancar.
Proses diskusi sebaiknya dilakukan secara dua arah. Dalam arti keduanya sama-sama memberikan pendapat, jadi yang berbicara tidak hanya dua orang saja.
Berikan orang lain kesempatan untuk berbicara, jadi jangan cuma mau didengar saja tapi juga mau mendengar. Jika awalnya sudah baik, percayalah perjalanan bisnisnya nanti pun baik.
2. Buat syarat dan ketentuannya bersama
Syarat dan ketentuan disini lebih ke praktek bisnisnya. Misalnya, jika bisnis ingin bekerja sama dalam bank atau e-wallet tertentu, maka berapa minimal pembayarannya. Selain itu, berapa minimal pembayaran untuk mendapatkan ongkos pengiriman gratis jika bisnisnya online.
Kelihatannya sederhana, tapi menentukan syarat dan ketentuan ini menyita pikiran dan waktu. Sebaiknya diskusikan baik-baik.
Jangan ragu untuk mengoreksi pendapat orang lain jika menurutmu kurang tepat. Begitu pula sebaliknya. Kamu jangan sakit hati jika pendapatmu dikoreksi maupun disanggah.
Baca Juga: Ini Rahasianya Sukses Meneruskan Bisnis Keluarga Biar Panjang Umur
3. Seperti apa sistem bagi hasilnya
Tips selanjutnya yang tak kalah krusial adalah sistem pembagian hasil atau keuntungan. Apakah akan dibagi rata atau sesuai pemilik modal terbesarlah yang akan mendapatkan pembagian terbanyak?
Mengingat uang sifatnya sensitif, sebaiknya bicarakan ini secara hati-hati agar tidak menyakiti salah satu pihak. Pikirkan bagaimana enaknya, jangan sampai pembagiannya tidak adil karena hal ini dapat menimbulkan perpecahan.
Jika sudah mencapai kesepakatan, maka buatlah catatan tertulis sebagai bukti. Jika salah satu pihak curang, ada bukti yang bisa digunakan untuk menggugat orang tersebut.
4. Perjanjian bisnis
Mulai dari sistem pembagian hasil, kepemilikan saham, hingga batasan-batasan dalam berbisnis sebaiknya dibuatkan hitam di atas putih. Dalam arti harus ada surat perjanjian agar pihak yang terlibat dalam bisnis tidak sewenang-wenang dalam menjalankan bisnis.
Bukannya tidak percaya sama keluarga sendiri, tapi berbisnis bersama keluarga lah yang sering menimbulkan masalah. Entah itu karena salah satu pihak egois, korupsi, dan lain sebagainya.
Jika sewaktu-waktu bisnis bermasalah, perjanjian tertulis ini setidaknya bisa dijadikan sebagai bentuk penyelesaian untuk menentukan siapa yang benar maupun salah.
5. Tugas dan wewenang masing-masing
Begitu pula dengan tugas dan wewenang dalam berbisnis, harus berbeda antara satu dan yang lain. Tujuannya tidak lain supaya saling melengkapi supaya bisnis berjalan dengan lancar.
Sebaiknya berikan tugas dan wewenang yang sesuai dengan skill masing-masing orang. Misalnya, kamu pintar dalam menyusun rencana atau strategi bisnis, maka kamu cocok berada di divisi manajemen. Sedangkan saudaramu yang pintar berbicara bisa ditempatkan di divisi marketing.
Meski tugas dan wewenangnya berbeda, pengelolaan bisnis tetap harus dilakukan secara bersama-sama. Harus saling membantu juga agar kesinambungan bisnis terjaga.
Baca Juga: 7 Pilihan Peluang Bisnis Menguntungkan untuk Orangtua di Usia Senja
6. Komunikasikan bisnis dengan baik
Penjualan mengalami penurunan, pesaing semakin banyak? Apapun masalah yang dihadapi bisnis saat ini, sebaiknya diskusikan hal ini bersama partner bisnis. Setelah itu, cari jalan keluar secara bersama-sama.
Kamu tidak boleh mengambil keputusan sepihak karena bisnis ini tidak seutuhnya menjadi milikmu, meskipun kamu menjadi pemilik modal terbesar.
Begitu pula jika terjadi kesalahpahaman dalam bisnis, sebaiknya segera diselesaikan agar hal ini tidak mempengaruhi kinerja bisnis pada hari esok dan seterusnya. Tidak ada kata sungkan demi kebaikan bersama.
7. Hindari keputusan secara sepihak
Seperti yang sudah disinggung pada poin sebelumnya, kamu maupun partner tidak boleh mengambil keputusan sendiri tanpa sepengetahuan pihak lain. Hal ini tentu dapat menimbulkan masalah karena kesannya seperti tidak menghargai.
Meskipun partner bisnis bukan tipikal problem solver yang baik, tetap komunikasikan masalah secara dua arah. Setidaknya dengan diskusi, kamu tahu seperti apa pendapat atau pandangannya terhadap masalah yang sedang menimpa bisnis. Dia juga bisa mengoreksi keputusan yang kamu buat sebelum mencapai kata sepakat.
Jauhkan Bisnis dari Masalah Pribadi
Jangan lupa, dalam berbisnis sebaiknya pisahkan mana itu urusan bisnis dan mana urusan pribadi. Jangan sampai keduanya dicampur aduk karena dapat mengakibatkan suasana menjadi kacau. Jadilah pebisnis yang profesional, yang mampu mengendalikan emosi dan menempatkan dirinya dengan baik demi kebaikan bisnis.
Baca Juga: 6 Ide Bisnis yang Bisa Jadi Peluang Usaha Menguntungkan di Era New Normal