Terbesar di RI, Ini 8 Fakta Bank Syariah Indonesia yang Bikin Bangga
Alhamdulillah, Indonesia kini punya bank syariah terbesar. Harapannya bukan skala nasional saja, tetapi juga tembus 10 besar dunia.
Namanya Bank Syariah Indonesia atau BSI. Pengoperasiannya hari ini, 1 Februari 2021.
Penasaran dengan Bank Syariah Indonesia ini? Yuk, simak fakta-faktanya seperti dirangkum Cermati.com dari berbagai sumber.
Baca Juga: Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
1. Hasil penggabungan 3 bank syariah BUMN
Bank Syariah Indonesia lahir dari hasil merger atau penggabungan 3 bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Yakni PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank BNI Syariah (BNIS), dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM).
Di awali dengan penandatanganan Conditional Meger Agreement atau CMA antar 3 bank pada Oktober lalu. Pembentukan BSI merupakan strategi pemerintah menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat keuangan syariah dunia.
2. Kode saham BRIS
Dalam perjalanannya, Bank BRI Syariah resmi menjadi cangkang atau entitas yang menerima penggabungan. Istilahnya entitas survivor.
Selanjutnya dari penggabungan 3 bank, menjelma menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham BRIS.
BRIS akan masuk dalam Indeks saham IDX BUMN20 per Februari 2021. Sementara kantor pusat Bank Syariah Indonesia akan berlokasi di Jalan Abdul Muis No. 2-4, Jakarta Pusat. Yang merupakan kantor pusat Bank BRI Syariah.
3. Sudah kantongi izin OJK
Bank Syariah Indonesia resmi mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tepatnya kemarin (27/01), perizinan pembentukan BSI keluar.
Tercantum dalam Surat dengan nomor SR-3/PB.1/2021 tentang Pemberian Izin Penggabungan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah ke dalam PT Bank BRI Syariah Tbk, serta Izin Perubahan Nama dengan Menggunakan Izin Usaha PT Bank BRI Syariah Tbk menjadi Izin Usaha atasn nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk sebagai Bank Hasil Penggabungan.
Baca Juga: Mengenal Kartu Kredit Syariah dan Bank-Bank yang Menerbitkannya
4. Logo dan direksi baru
Bank Syariah Indonesia kini punya logo baru. Pun dengan susunan komisaris maupun direksinya. Berikut nama-namanya seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
Logo Bank Syariah Indonesia
Logo Bank Syariah Indonesia (Foto: CNBC Indonesia)
Anggota Dewan Komisaris Bank Syariah Indonesia:
- Komisaris Utama/Independen : Mulya Effendi Siregar
- Komisaris : Suyanto
- Komisaris : Masduki Baidlowi
- Komisaris : Imam Budi Sarjito
- Komisaris : Sutanto
- Komisaris Independen : BS Kusmulyono
- Komisaris Independen : Muh. Arief Rosyid Hasan
- Komisaris Independen : Komaruddin Hidayat
- Komisaris Independen : Eko Suwardi
Direksi Bank Syariah Indonesia:
- Direktur Utama : Hery Gunardi
- Wakil Direktur Utama 1 : Ngatari
- Wakil Direktur Utama 2 : Abdullah Firman Wibowo
- Direktur Wholesale Transaction Banking : Kusman Yandi
- Direktur Retail Banking : Kokok Alun Akbar
- Direktur Sales & Distribution : Anton Sukarna
- Direktur Information Technology : Achmad Syafii
- Direktur Risk Management : Tiwul Widyastuti Retno
- Direktur Compliance & Human Capital : Tribuana Tunggadewi
- Direktur Finance & Strategy : Ade Cahyo Nugroho
Dewan Pengawas Syariah:
- Ketua DPS : Mohamad Hidayat
- Anggota DPS : Hasanudin
- Anggota DPS : Didin Hafidhuddin
- Anggota DPS : Oni Sahroni.
Adapun komposisi pemegang saham pada Bank Syariah Indonesia adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar 25%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar 17,4%, DPLK BRI - Saham Syariah 2%, dan publik 4,4% pasca merger.
5. BSI Beroperasi 1 Februari 2021
Bank Syariah Indonesia resmi beroperasi 1 Februari 2021. Diresmikan oleh Presiden Jokowi di Istana Negara.
“Kita memperkuat industri keuangan syariah dengan membangun satu bank syariah terbesar di Indonesia. Targetnya bulan Februari ini bisa diselesaikan,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya, seperti dikutip dari laman Setkab.
6. Masuk 10 Besar Bank Raksasa di RI
Dihitung-hitung, hasil gabungan 3 bank syariah BUMN, Bank Syariah Indonesia akan memiliki aset sebesar Rp 245,7 triliun. Sedangkan modal intinya Rp 20,4 triliun.
Dengan jumlah tersebut, bank syariah ini akan langsung masuk top 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi aset. Tepatnya di urutan ke-7.
Selanjutnya di tahun 2025, targetnya menjadi pemain global. Target tembus 10 besar bank syariah dunia dari sisi kapitalisasi pasar.
Selain itu, Bank Syariah indonesia akan memiliki sekitar 1.200 kantor cabang serta lebih dari 1.700 ATM. Saat ini, BSI berada di kategori bank BUKU III. Ambisinya masuk dalam daftar bank BUKU IV pada tahun 2022.
Baca Juga: Bank Syariah vs Bank Konvensional, Inilah 4 Perbedaannya yang Paling Mendasar
7. Dijamin tak ada PHK
Dengan bersatunya 3 bank pelat merah dalam sebuah satu entitas, BSI akan memiliki lebih dari 20.000 karyawan. Dalam penggabungan ini, dijamin tak ada PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Karena punya modal dan aset besar, tidak menutup kemungkinan nantinya malah ada lowongan kerja baru di BSI. Kita tunggu saja.
8. Punya 14,9 Juta Nasabah
Bank Syariah Indonesia akan memiliki basis 14,9 juta nasabah setelah merger selesai. Pelayanan kepada nasabah dipastikan tetap berjalan seperti biasanya, meminimalisir gangguan layanan.
Nantinya bank akan melakukan edukasi dan informasi kepada nasabah maupun mitra usahanya. Jadi, kalau kamu ingin menabung, bertransaksi keuangan, gak ada yang berubah pada operasionalnya.
Hanya saja pasca merger, ketika datang ke kantor cabang yang sebelumnya bernama Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri sudah berganti nama dan logo baru, yakni Bank Syariah Indonesia.
Ada Masalah atau Kecewa dengan Layanan Bank? Adukan ke OJK
Bila kamu menemui masalah atau kecewa dengan layanan bank usai merger 3 bank ini, jangan takut untuk melaporkannya ke OJK.
Bisa lewat nomor telepon ke 157 atau melalui email konsumen@ojk.go.id. Sekarang via Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) juga boleh. Jadi, aduanmu segera ditindaklanjuti. Baik oleh OJK maupun pihak banknya langsung.
Baca Juga: Mau Nabung di Bank Syariah? Pahami Akad Mudharabah dan Akad Wadiah