TikTok bikin Candu? Lakukan 7 Hal Ini Bisa Kurangi Ketagian Main TikTok
Demam aplikasi TikTok sekarang sedang menjadi-jadi, tidak hanya anak-anak dan remaja, orang dewasa hingga lansia pun banyak yang sudah ketagihan menggunakan aplikasi sosial media satu ini.
Memiliki banyak filter unik, dibanjiri oleh banyak konten dari menarik, aneh sampai konyol dari penggunanya sendiri membuat TikTok menjadi salah satu aplikasi sosial media paling populer dan paling banyak didownload saat ini.
Tapi, seiring dengan meningkatnya popularitas TikTok dimasyarakat terdapat beberapa risiko pula yang mengikuti. Salah satunya adalah risiko kecanduan menggunakan TikTok yang bisa mengancam tidak hanya kesehatan tubuh tapi juga mental.
Dampak Negatif dari Kecanduan Bermain TikTok Adalah:
Membuang-buang waktu
Waktu yang mereka habiskan dalam membuat satu video untuk TikTok bisa digunakan untuk mempelajari keterampilan atau pengetahuan baru apa pun yang tentu akan lebih menguntungkan.
Aplikasi TikTok akan membuat para penggunanya mengurangi interaksi sosial karena sibuk membuat video, terutama untuk anak-anak tentu dampak negatif ini akan memberikan pengaruh buruk terhadap proses tumbuh kembang kemampuan bersosialisasi mereka.
Mengarahkan seseorang untuk melakukan tindakan bully dan pelecehan
Beberapa orang menggunakan aplikasi ini untuk mengolok-olok orang, komunitas, agama, rasisme hingga body shaming sebagai bentuk hiburan. Aplikasi TikTok juga digunakan oleh orang-orang sebagai sarana untuk menyebarkan hoax, memperburuk imej seseorang atau sekelompok orang.
Tentu saja dengan adanya konten seperti itu berkeliaran bebas di TikTok, anak-anak atau remaja bisa mencontohnya hingga membuat konten serupa.
Mengarahkan kepribadian menjadi anti-sosial
Habisnya waktu yang dihabiskan orang atau anak-anak demi membuat konten di TikTok tentu saja bisa mengubah kepribadian mereka secara perlahan, dan lebih cepat lagi untuk anak-anak dan remaja. Kurangnya interaksi sosial yang diakibatkan dari kecanduan bermain TikTok akan membuat pengguna menjadi anti-sosial dan anti-sosial merupakan sumber dari berbagai macam jenis penyakit mental lainnya.
Insomnia Akut
Kecanduan terhadap media sosial bisa membuat orang banyak memotong waktu istirahat mereka pengguna hanya untuk bermain dan membaca atau menonton apa yang ada di media sosial tersebut. Semua dilakukan hanya karena takut melewatkan hal menarik atau ketinggalan tren.
Mengancam Nyawa
Salah satu hal yang membuat TikTok digemari oleh banya orang karena banyak challenge menarik yang bisa ditiru baik karena penasaran atau sebagai bahan konten baru. Namun, diantara banyaknya popular challenge di TikTok ada beberapa diantaranya dianggap sangat berbahaya hingga mengancam nyawa.
Berikut beberapa deretan challenge yang dianggap berbahaya bahkan dilarang untuk disebarkan di TikTok adalah:
- ‘Skullbreaker challenge’ dimana challenge ini dilakukan oleh 3 orang dimana orang yang berada di sebelah kiri dan kanan akan menginjak kaki orang yang berada ditengah, berikutnya orang yang kakinya diinjak akan jatuh terjungkal kebelakang. Adegan terjatuh ini bisa merusak tempurung kepala, cedera tulang belakang dan kerusakan tulang lainnya.
- ‘Penny challenge’ adalah ketika seseorang menyelipkan koin diantara stop kontak dan charger hp yang masih terhubung dengan stop kontak untuk menampilkan percakan api dari listrik yang korslet pada stop kontak. Challenge ini pernah mengakibatkan kebakaran di gedung sekolah di Massachusetts, Amerika Serikat.
- ‘Cereal challenge’ dimana seseorang menuangkan cereal beserta susu langsung ke mulut orang lain yang terlentang seakan berperan sebagai mangkok pengganti. Challenge ini bisa mengakibatkan tersedak parah.
Tidak adanya peraturan tegas untuk penyebaran konten berbahaya di TikTok membuat challenge berbahaya seperti ini mudah didapat dan mengundang semua orang termasuk anak untuk meniru.
Baca Juga: 7 Selebgram Cilik Unyu-unyu Ini Sukses Bikin Netizen Kepincut. Mana Idolamu?
Cara untuk Mengurangi Kecanduan Bermain TikTok
Apapun yang berlebihan tidaklah baik, begitu juga ketika menggunakan sosial media baik TikTok ataupun akun media sosial yang lain. Sebelum mengalami dampak negatif dari penggunaan berlebihan media sosial TikTok, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu kamu mengurangi kecenderungan kecanduan menggunakan TikTok:
1. Matikan Notifikasi
Matikan tombol notifikasi agar tidak mengganggu kegiatan sehari-hari seperti belajar dan bekerja. Kamu akan lebih mudah untuk berkonsentrasi pada tugas harian dan tidak terganggu dengan dengan notifikasi yang suka datang secara random dan bisa menganggu daya fokus.
2. Batasi Waktu Bermain TikTok
Atur timer di jam tangan atau ponsel, untuk membatasi jumlah waktu yang dihabiskan ketika sedang bermain TikTok. Beri peringatan pada diri sendiri dengan membuat aturan seperti hanya boleh bermain selama satu jam sehari atau tujuh jam per minggu. Disiplin dan komitmen adalah kunci penting dari berhasil berjalannya tahap satu ini.
3. Cari Hobi Baru
Coba cari hobi baru untuk mengisi waktu luang. Kamu dapat mempelajari keterampilan baru atau melakukan sesuatu yang selalu diinginkan. Sibukkan diri kamu dengan latihan rutin untuk menyempurnakan kegiatan hobi kamu yang baru.
Jika kamu sebelumnya punya waktu luang untuk bermain TikTok selama berjam-jam, dengan mengurangi setengah saja dari porsi waktu kamu bermain sosial media untuk hobi yang lebih positif. Kamu tidak hanya dapat skill baru tapi bisa juga penghasilan dan teman baru.
4. Bersihkan Daftar "Teman" dan "Follows" di Akun TikTok Kamu
Semakin banyak yang di follow aritnya semakin banyak yang harus dilihat, semakin banyak yang harus dilihat maka akan semakin banyaknya waktu yang dihabiskan bermain TikTok. Untuk itu, batasi daftar follow kamu hanya dengan hal-hal yang kamu senangi saja. Kurangi mengikuti akun yang terlihat kurang menarik untuk kamu.
Jadikan TikTok tidak hanya sebagai hiburan tapi juga tempat kamu meningkatkan skill atau belajar hal baru. Jangan sembarangan mengikuti akun yang populer tapi dengan kualitas konten yang buruk. Itu hanya membuang waktu saja.
5. Perbanyak Bersosialiasi dengan Teman atau Keluarga Sendiri
Banyaknya waktu yang dihabiskan di media sosial bisa kamu arahkan untuk disisihkan dengan membuat rencana hung out dengan teman kamu yang sebenarnya. Cobalah untuk tetap memiliki jadwal khusus untuk berkumpul dengan teman-teman mu.
Kamu tidak berkewajiban untuk terus merespon, meng-update, atau upload konten pada akun TikTok kamu. Tapi interaksi sosial dengan orang sekitar kamu seperti teman kampus, kantor, sahabata dan keluarga adalah hal yang penting dan wajib dipenuhi untuk menjauhkan kamu dari penurunan kesehatan mental dan menjaga stabilitas emosi kamu.
6. Puasa Menggunakan TikTok
Jika kamu merasa gejala kecanduan menggunakan TikTok kamu semakin parah maka puasa bermain media sosial bisa kamu lakukan. Kamu bisa mencoba untuk menghapus akun TikTok kamu sampai periode waktu tertentu untuk mencoba melatih diri kamu untuk mengurangi kecanduan kamu secara bertahap.
Dengan fase puasa ini kamu bisa melakukan kegiatan yang lebih sehat dan positif lainnya. Seperti olahraga atau jika kamu tidak terlalu suka kegiatan outdoor kamu bisa mencoba mengalihkan perhatian kamu dengan membaca buku atau mencari hobi baru yang bisa dilakukan di dalam rumah.
Poin ini bisa kamu lakukan juga dengan akun sosial media kamu yang lain.
7. Menerapkan Aturan Memegang Handphone
Disiplinkan diri kamu dengan menjauhkan diri dari smartphone kamu diwaktu-waktu tertentu seperti ketika bekerja atau belajar. Matikan handphone atau coba ubah pengaturan handphone ke mode pesawat agar kamu tidak mendapatkan notifikasi apapun selama bekerja yang bisa mengembalikan perhatian kamu ke handphone.
Baca Juga: Sukses Bangun Personal Branding Lewat Sosial Media dengan Cara Ini
Bijak dalam Menggunakan Media Sosial
Tidak hanya untuk TikTok saja, kamu juga harus membatasi diri terhadap penggunaan berlebihan dengan akun media sosial kamu yang lain. Dengan banyaknya aplikasi media sosial di zaman sekarang, kamu harus bijak dalam memilih media sosial apa yang lebih cocok dan lebih penting. Kalau bisa batasi diri dengan hanya memiliki 1-2 akun media sosial saja.
Baca Juga: 8 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Membuat Konten di Media Sosial